Kode Genetis Benih Tanaman
Segala informasi mengenai tanaman
tersembunyi dalam benihnya, yang berukuran beberapa mili atau sentimeter, dan
nampak seperti kayu. Benih ibarat miniatur perpustakaan yang dipenuhi oleh
informasi tentang tanaman.
Benih, yang terbentuk dari gabungan
sel reproduksi jantan dan betina sebatang tanaman, memiliki satu embrio tanaman
dan satu gudang penyimpan makanan. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam pembentukan benih, karena pada tahap pertama kehidupannya di
bawah tanah, benih tidak memiliki akar untuk menyerap makanan dari dalam tanah,
juga tidak memiliki daun untuk menghasilkan makanannya sendiri. Sampai ia cukup
berkembang untuk mendapatkan sendiri yang ia butuhkan, persediaan makanan sudah
mencukupi kebutuhan tanaman.
Pembentukan tanaman yang
tingginya mencapai beberapa meter dari partikel kecil ini diawali dengan
perkecambahan benih. Selama petumbuhan tanaman yang lambat tersebut, semua
sistem di dalamnya (misalnya organ reproduksi, proses fotosintesis,
saluran-saluran dalam, dan sebagainya) berkembang bersamaan dengan perpanjangan
akar ke dalam tanah dan batangnya ke atas. Segala hal rinci dalam tanaman harus
ada secara bersamaan. Misalnya, batang bagian dalam dan batang kayu pada
tanaman tidak berarti apa pun kecuali mekanisme reproduksinya telah terbentuk. Karena
tanaman tidak akan bisa melestarikan keturunannya, atau tidak akan bisa
menyerap makanan atau air. Singkatnya, mekanisme tambahan tidak berarti apapun.
Setiap benih –apapun jenisnya-
memiliki semacam kulit luar atau lapisan pelindung. Andaikan kita menghamburkan
benih-benih ke tanah secara acak, setelah beberapa saat, bila semua kondisi
(panas, cahaya, dan makanan untuk pertumbuhannya) dipenuhi,kulit luar ini akan
pecah dan benih mulai tumbuh. Sebagaimana telah kami jelaskan di awal, benda
yang kita sebut benih ini nampak seperti cuilan kayu, ia menghadapi segala
rintangan –apa pun itu- dan membangun jalan hidupnya. Sejenak mari kita
renungkan sebentuk tunas mungil dan tanah yang tebal, mungkin kita akan
mengerti keajaiban karya yang dikerjakan oleh benih.
Tak terhitung banyaknya jenis
tanaman muncul dari benih yang ditaburkan pada tanah yang sama. Strawbery,
aprikot, semangka, limun, pohon lemon … Sudah barang tentu kita tidak akan
mampu menghitung satu per satu. Saat kita berpikir tentang bunga ros, teratai,
magnolia, dan banyak lagi bunga dengan aroma sangat menawan, muncul dari tanah
yang sama, kita dapat membandingkan dengan pabrik yang menghasilkan banyak
pohon dan tumbuhan dengan berbagai macam buah, daun, aroma, dan warnanya. Benih
hanyalah salah satu contoh karya seni Allah yang sempurna. Dalam Al Qur’an,
kita diajak untuk merenungkan ciptaan sempurna tersebut sebagai berikut:
Dan Dialah
yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.
(Surat Al An’am; 99).
Juga bagaimana tanaman-tanaman
itu berkembang biak menunjukkan keanekaragaman di antara mereka. Beberapa
tanaman berkembang biak dengan menyemburkan pollennya, ada pula yang menaburkan
bijinya dengan bermacam-macam cara.
Tanaman yang memperbanyak diri
dengan benihnya sudah barang tentu harus mencapai tanah. Hal ini dilakukan
dengan cara berbeda, tergantung pada jenis tanamannya. Beberapa tanaman
menggunakan binatang (misalnya lebah, serangga, burung, semut, dan
lain-lainnya) sebagai sarana membawa benih atau pollennya, beberapa tanaman
lainnya menggunakan kemampuan “menyerupai” serangga yang akan membawanya
(misalnya anggrek menyerupai lebah), dan ada pula yang memiliki sistem untuk
melemparkan pollennya ke udara dengan bantuan angin (misalnya sistem dalan cone
(pada biji pinus-penerj)).
Beberapa tanaman tidak memiliki
aroma atau penampakan yang dapat menarik binatang. Bagaimana tanaman ini akan
berkembang biak? Bila kita berpijak pada teori evolusi, penantian mereka atas
terjadinya struktur “kebetulan” akan berarti berakhirlah keturunan mereka, dan
hal ini mustahil terjadi. Setiap tanaman memiliki cara unik untuk memperbanyak
diri. Misalnya, mentimun dari Mediterania, menggunakan “kekuatan” untuk
menaburkan benih-benihnya. Selagi masak, benih ini mulai dipenuhi oleh cairan
panas. Setelah beberapa saat, tekanan pada cairan ini meningkat, sehingga benih
dalam mentimun tersebut tidak dapat bertahan lebih lama kemudian pecah. Karena
benih tersebut pecah, mereka kemudian menyemburkan cairan yang ada di dalamnya.
Dengan tersemburnya cairan ini, benih-benih mentimun tersebar di atas tanah.
Mekanisme ini sangatlah peka,
pengisian cairan dalam kapsul terjadi tepat ketika mentimun mulai masak. Jika
sistem ini berlangsung lebih awal, kapsul tersebut akan pecah sebelum benih
masak, dan hal ini menjadi sama sekali tidak berguna.
Salah satu tanaman yang paling
berhasil dalam menaburkan benihnya dengan “meledakkannya” adalah pohon bernama
Hura, sebuah pohon unik di Brasil. Ketika pohon tersebut mengering dan saatnya
menaburkan benih, ia dapat melemparkan benihnya sampai sejauh 12 meter.
Terdapat pula beberapa tanaman
yang ditemukan di tepi laut atau sungai yang benihnya hanya bisa disebarkan
oleh air, dan benih tersebut dapat berada di air dalam jangka waktu sangat lama
tanpa keropos atau berkecambah. Tanaman paling terkenal dari jenis ini adalah
tanaman kelapa, yang benihnya berada dalam kulit yang tebal. Bagian luar benih
ini tertutup oleh pelindung tebal sehingga rusak oleh air. Dalam kulit tebal
ini terdapat segala macam kebutuhan (misalnya air dan makanan) yang diperlukan
selama perjalanan panjangnya.
Buncis laut juga merupakan
tanaman yang menaburkan benihnya melalui air dan menggunakan air sungai sebagai
sarana transportasi. Sifat terpenting dari tanaman yang menggunakan air sebagai
sarana transportasi untuk membawa benihnya adalah terbukanya benih segera
setelah benih mencapai daratan.
Benih tanaman selalu berkecambah
segera setelah bersentuhan dengan air. Lala, apa jawaban atas pertanyaan
seperti berikut: mengapa tanaman-tanaman ini tidak mulai masak setelah jatuh ke
air tetapi menunggu sampai ia mencapai tanah, dan bagaimana mereka tahu bahwa
mereka berada di air bukan di tanah; bagaimana “mereka mengetahui bahwa benih
mereka akan membusuk dan mati, dan mereka akan musnah jika mereka membuka
sebelum waktunya atau jika mereka berada di air lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan untuk perkecambahan”?
Adalah mustahil bagi benih-benih
itu untuk menunjukkan pengaturan waktu dan membuat keputusan seperti ini. Beberapa
benih tanaman tertutup oleh jaringan berminyak dan dapat dimakan.
Perkembangbiakan tanaman jenis ini dilakukan oleh semut, karena jaringan
berminyak pada benih tanaman jenis ini merupakan makanan kegemaran semut
pengangkut. Semut-semut tersebut mengumpulkan dan mengangkutnya ke sarang
dengan penuh semangat. Demikianlah, pada tahap awal, mereka secara tak sengaja
mengubur benih-benih ini dalam tanah. Semut yang merelakan dirinya membawa
benih yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuhnya, melakukan hal yang sungguh
menarik yaitu dedauanan yang berada di bagian dalam, bagian berdaging benih
ini, tidak disentuhnya, dan ia hanya memakan kulit luarnya. Dengan melakukan
hal tersebut berarti menjamin kelangsungan hidup tanaman.
Terdapat jutaan pertanyaan
diajukan mengenai makhluk hidup di atas bumi dan jutaan pula jawaban diberikan
atas pertanyaan ini. Jawaban ini bertemu pada satu titik, yaitu kesempurnaan,
rancangan sangat cerdas, sistem lengkap yang bekerja dalam sebuah perencanaan
tertentu. Sekali lagi, semuanya membawa kita pada satu kesimpulan yakni
keberadaan Allah satu-satunya Pencipta yang memiliki ilmu maha luas tak mampu
dijangkau oleh keterbatasan pikiran manusia, dan Dialah yang Maha Bijaksana….