AKAL DAN NAFSU
Allah SWT berfirman: "Wahai
akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT,
kemudian Allah SWT berfirman: "Wahai akal, berbaliklah engkau." Lalu
akal pun berbalik.
Kemudian Allah SWT berfirman:
"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab: "Engkau
adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan
lemah."
Lalu Allah SWT berfirman:
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada
engkau."
----------------------
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
----------------------
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman: "Wahai
nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata
pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi: "Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Kemudian Allah SWT berfirman lagi: "Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata: "Aku adalah
aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah SWT menyiksanya di
neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi:
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata: "Aku adalah
aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu
dalam neraka lagi selama 100 tahun, Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT
berfirman lagi: "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Akhirnya nafsu mengakui dengan
berkata: "Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
----------------------
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.
----------------------
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.
Setelah itu Allah SWT memasukkan
akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas
bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri
manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan
antara satu dengan yang lain. Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada
henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan
dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada
kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan.
Kalau kita mengikuti nafsu, artinya
kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini
tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.
Sebagai contoh saja nafsu makan,
kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini
merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang. Begitu juga dengan nafsu
terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan
berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.
Lalu bagaimana dengan ayat MATIKAN
DIRIMU SEBELUM MATI,?