U
Salam damai duhai Azazil.
Rahasia tawajjuh adam dan iblis sebelum masuk surga
Dalam Kitab at-Tawasin karya besar Mansur al-Hallaj:
ALLOH bertanya pada Iblis,”Mengapa kau enggan bersujud pada Adam ?”,
Iblis menjawab,”Tiada yang patut kuagungkan selain Diri-Mu”.
ALLOH bertanya balik,”Kendati kau akan menerima kutukan-Ku ?”.
Iblis menjawab,”Tidak mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain. Hamba hanyalah an pecinta nan abadi”.
Kemudian Iblis bersyair: “Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang menyala-nyala untuk selamanya,aku tak akan pernah sudi tunduk pada kesadaran ego (manusiawi), pernyataanku berasal dari hati yang tulus,dalam Cinta aku berjaya, bagaimana tidak ?”
Iblis melanjutkan syairnya: “Sesungguhnya tiada jarak yang memisahkan Dikau denganku, ketika tujuan tercapai, kedekatan dan jarak adalah satu/kendati aku ditinggal derita,keadaan itu akan menjadi karibku, jika Kasih itu satu, bagaimana kita bisa berpisah ?
Dalam kemurnian yang mutlak, Diri-Mu kuagungkan, bagi seorang hamba dengan hati yang benar, bagaimana dia menyembah sesuatu selain Dikau ?”.
Ribuan kali, ALLOH memerintahkan Iblis bersujud, tunduk!, tetapi dia tetap enggan,lalu ia bersyair: “Duh Gusti, segala sesuatu termasuk diriku ini adalah milik-Mu.
Kau telah memberikanku pilihan, namun Kau telah menentukan pilihan-Mu bagiku, jika Kau melarangku dari bersujud, Kau adalah Pelarang, jika aku salah paham, jangan Kau tinggalkan daku, jika Kau menginginkanku bersujud dihadapannya, hamba patuh, namun tak seorangpun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini”
Atas penolakannya, ALLOH menganugerahkan “A highest gift” pada Iblis berupa kutukan dan penderitaan. Dengan penuh ketenangan, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh, ia menerima Anugerah-Nya yang Tertinggi, sekaligus terberat.
Sang Kekasih bertanya,” Tidakkah kau menolak Anugerah-Ku ?”. Iblis, sang pencinta sejati menjawab,”Dalam Cinta di sana ada penderitaan, di sana pula ada kesetiaan, dengan begitu, seorang pencinta menjadi sepenuhnya matang, berkat kelembutan dan keadilan Sang Kekasih.”
Pengakuan Iblis yang mengatakan bahwa ia terbuat dari api dan Adam dari tanah, sehingga ia enggan bersujud, sangat simbolik. Seorang Iblis, dengan “Kesedaran nan ikhlas pada TUHAN nya”-nya mustahil mempermasalahkan hal-hal fisik jasadi semacam itu.
Melalui cermin Iblis, sebetulnya ALLOH sedang mengajarkan manusia tentang bahaya ego dan kesombongan akibat kesadaran rendah, di sisi lain Dia mengajari para malaikat tentang tauhid murni atas pegangan Iblis.
Di sisi lain lagi, melalui para malaikat, Dia mengajarkan kesholehan pada manusia. Alhasil, sesungguhnya Iblis merupakan Guru yang mengajarkan kesholehan pada para malaikat dan para malaikat mengajarkan kesholehan itu pada manusia. Pada saat yang sama, Iblis mempertunjukkan jalan keburukan pada manusia, agar manusia menghindarinya. Tampak bertentangan, ibarat kain bagus yang ditenun di atas bahan kasar.
Dengan kata lain, “ barang siapa tidak mengenal kan maksiat, tidak akan mengenal kesucian”.Inilah pengkajian berlawanan menurut Hallaj.
Lelucon Ilahi ini penuh makna, ibarat keindahan, watak penyamaran. Bersujud kepada Adam bukanlah perintah, melainkan ujian, demikian tahkik Keputusan Iblis mengetahui hal ini melalui bisikan-Nya lewat Nuraninya.
Al-Hallaj mengakui iblis sebagai kenyataan sejati, begitu pula “Muhammad”, simbolik bagi para Nabi, Kristus, Avatar,Buddha,Wali. Mereka adalah peringkat tajali Ilahi.
Sebagaimana iblis, Kanjeng Nabi Muhammad pernah mengalami uji serupa. Beliau diperintahkan-Nya,”Lihatlah!”. Beliau tidak bergeming, tidak berputar ke kanan, tidak pula ke kiri
(beliau tahu bahwa Dia bersemayam di Dalam Diri).
Jangan mengkambing hitamkan iblis atas perilaku buruk kita. Manusia benar-benar mandiri dan bertanggung jawab sendiri untuk memilihjalan yang baik atau buruk.
Baik dan buruk hanyalah refleksi Kebenaran (Truth). Dan Gusti Alloh di atas baik dan buruk, di atas cahaya dan kegelapan.Nur ‘ala nur, Alloh itu Cahaya di atas cahaya.
Renungkan syair Iblis berikut:
“Duh Gusti, Kau membebaskanku karena selubungku terbuka, Kau membuka selubungku karena Keesaan-Ku, membuatku satu dengan-Mu dari perpisahan, demi Keberadaan-Mu Yang Nyata, aku tak bersalah telah bersekongkol dalam kejahatan tidak pula menolak nasibku, tidak pula gelisah dengan perubahan yang kualami, dan aku bukanlah orang yang membentangkan di hadapan manusia jalan kesesatan !”
Dalam kitab Al-Milal wan-Nihal, malaikat ditantang berdebat dengan iblis :
Malaikat : Iblis, mengapa kamu tidak mau sujud kepada Adam ?
Iblis : “Malaikat, Alloh sudah membuat undang-undang, jangan sampai kita sujud kepada selainya Alloh dalam Al-Qur’an surat fusssilat ayat 37 diterangkan :
“Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan bersujud kepada bulan tetapi bersujudlah kepada Alloh yang menciptakannya ( matahari dan bulan )”.
Barang siapa yang bersujud kepada selain Alloh akan jatuh musyrik dan musyrik adalah dosa yang tidak mungkin diampuni lagi.
Jadi saya tidak mau bersujud kepada Adam dikarenakan saya tahu bahwa Adam itu mahluk ,
kalau saya sujud pada Adam maka saya musrik , maka saya tidak diampuni , dan saya mutlak sujud hanya pada ALLAH ta’ala saja dan tidak sujud selainnya Allah.
Malaikat : Iblis, kamu tidak tahu tidak sujud kepada Adam itu perintah Alloh bukan kehendak Adam, tetapi kehendak Alloh ta’ala , jadi kalau kamu bersujud kepada Adam artinya kamu sujud kepada Alloh karena itu perintah Allah ?.
Iblis : Memang betul, ini perintah Alloh tapi perintah tersebut adalah untuk menguji ketauhidan kita. Perintah itu memang ada yang semata-mata perintah, tapi ada juga perintah yang bersifat untuk menguji ketauhidan kita.
Dari pembicaran tersebut ada dua hal yg menarik yaitu ;
- Apakah benar semata-mata perintah
- Apakah perintah yang bersifat menguji
Saya ( iblis ) jelas mengetahui bahwa perintah itu adalah perintah yang bersifat untuk menguji ketauhidan kita sebab yang mengetahui bahwa adam itu adalah mahluk yang diciptakan dari tanah masak saya sujud kepada mahluk dari tanah.
Malaikat : Darimana kamu mengetahui bahwa sujud kepad Adam itu semata-mata untuk menguji tidak semata-mata perintah ..???
Iblis : Bukti nya ada larangan sujud kepada selainya Alloh itu belum dicabut . Dari satu segi dilarang sujud kepada selainya Alloh dan segi lain diperintah sujud kepada selainya Alloh.
Bagaimana ( iblis ) saya tahu sujud kepada Adam itu semata-mata perintah kalau larangan belum dicabut, kalau larangan bersujud selainya Alloh dicabut , maka saya akan memaklumi sujud kepada Adam itu semata-mata adalah perintah Alloh.
Oleh karena itu larangan belum dicabut maka jelaslah perintah sujud kepada Adam itu adalah UJIAN.
Demikian percakapan malaikat dan iblis dalam kitab tersebut. Memang kalau kita lihat sepintas lalu menyalahkan IBLIS sangat mudah akan tetapi seperti diatas iblis diuji ketauhidan yang sangat sulit sekali iblis pertama menggunakan alasan materi, alasan ke 2 kemudian iblis menggunakan alasan tauhid , alasan ubuddiyyah.
Moga bermanfaat kajian Al Khalaj.
Salam sayang...
from : M. Rafi
http://zarmiislam.blogspot.com/2015/04/iblis.html