Bagaimana
Memahami Ayat Allah di Alam
Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak
beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan
ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta
ciptaan-Nya.
Sebaliknya, ciri menonjol pada
orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti
kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan
tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan
Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya
pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk
golongan yang berakal, yaitu
"…orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imraan, 3:190-191)
Di banyak ayat dalam Al Qur'an,
pernyataan seperti, "Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat
tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan
penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda
kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung
jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di
langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan
penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk
direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:
"Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An-Nahl,
16:11)
Marilah kita berpikir sejenak
tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di
atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji
di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu
sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan
berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan
oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini
adalah tanah tempat biji tersebut berada.
Bagaimanakah sebutir biji
mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk
menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk
pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang
diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah
penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah
sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki
akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang
mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi
sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar
menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini
mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat
yang ada di dalam tanah.
Pengkajian ini menyimpulkan bahwa
sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada
kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang
dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah
sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan
ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang
memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah
diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada
dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak
terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan:
Dan pada
sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (QS.
Al-An'aam, 6:59).
Dialah Allah yang menciptakan
biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu
masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)
Biji hanyalah satu dari banyak
tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia
mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati
mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa"
dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh
alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.
Berpikir Tentang Planet Bumi
Pernahkan Anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan
untuk manusia saja?
Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati
segala sesuatu beserta sistim yang ada, hidup ataupun tak hidup, yang ada di
jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa
segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang
muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan, namun diciptakan oleh Allah
dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.
Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat
bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar
saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi
unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam
jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal
ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam
atmosfir sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan
tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika
berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman
terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya.
Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga
membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain.
Namun tidaklah demikian kenyataannya, atmosfir bumi diciptakan dalam
keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat
jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.
Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet di
mana ia hidup, meyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk
kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang
pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah
substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian
besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari
tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan
berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena.
Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk
tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan
melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.
Massa air yang sangat besar di
lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di
bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun
yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.
Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan
benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah
pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena
tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh
Pencipta Yang Mahatinggi dan Pemilik Kekuatan Yang Abadi.
Di samping itu,
ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas
sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh
contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi
orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan,
kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya,
dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah
untuk manusia. Allah berfirman dalam Al Qur’an:
"Dan
Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir." (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
Apakah Mereka Tidak Melihat Unta?
Lima puluh lima derajat celcius
adalah suhu yang panas membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang
tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat
badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu
pernafasan. Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang
tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara
khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun
ini.
Kendaraan
apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus
didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia
harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin
yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin,
melainkan seekor binatang, yakni unta.
Unta telah membantu manusia yang
hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbul bagi kehidupan
di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain
sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada
binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang
dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di
padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian
kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan.”
(QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)
Jika kita amati bagaimana unta
diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah
keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di
gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu
yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi,
binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah
diciptakan dengan kemampuan ini.
Unta dapat bertahan hidup hingga
delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta
yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia
akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya
dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali
minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh
kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan
berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.
Kebanyakan makanan di gurun pasir
adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan
sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah
dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah. Perutnya
memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir
semua tumbuhan di gurun pasir.
Angin gurun yang muncul tiba-tiba
biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan
nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan
khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak
mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak
mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat
meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus
diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain
khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya
dengan penutup khusus.
Salah satu bahaya terbesar bagi
kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi
ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan
kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir.
Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi
seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan
pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat
dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir
yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya
tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal
ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan
tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar
tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk
perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini
memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.
Marilah kita renungkan semua ciri
unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus,
punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya
dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang
melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi disain khusus anti badai
pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan
tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda
apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas
membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk
melindunginya dari panas dan dingin.
Tak satupun dari ini semua dapat
dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu
kebenaran yang nyata: unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk
hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.
Begitulah, kebesaran Allah dan
keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan
Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Alquran:
“Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang
tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan
– Nya meliputi segala sesuatu”. (QS. Thaahaa, 20:98)
Keajaiban pada Cumi-cumi dan Gurita
Hewan bertulang belakang adalah
makhluk di bumi yang mampu berlari paling cepat, berenang paling baik dan
terbang paling jauh. Semua ini karena keberadaan kerangka yang terbuat dari
bahan keras dalam tubuh mereka, misalnya berupa tulang-belulang yang kokoh.
Tulang berfungsi sebagai penyangga kuat bagi otot-otot yang menegang dan
mengendur, yang melakukan gerakan terus-menerus melalui persendian yang dapat
berputar.
Hewan tak bertulang belakang
bergerak dengan kecepatan lebih rendah dibanding hewan bertulang belakang. Ini
dikarenakan struktur tubuh mereka yang tidak bertulang.
Meski disebut sebagai ikan,
cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak memiliki tulang
dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai kemampuan gerak luar biasa berkat
adanya sistem yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak cumi-cumi tertutupi
oleh lapisan jaket tebal. Di bawah lapisan ini, air disedot dan disemburkan
keluar oleh otot-otot kuat, sehingga menjadikannya mampu bergerak mundur.
Mekanisme pada cumi-cumi
sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong. Air
disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam rongga berbentuk tabung atau
silinder dalam tubuhnya. Lalu ia menyemburkankan air ini keluar dengan tekanan
tinggi melalui sebuah pipa kecil yang terletak persis di bawah kepalanya,
sehingga ia dapat bergerak cepat dalam arah berlawanan akibat gaya reaktif,
yakni gaya dorong yang berlawanan arah dengan arah semburan air.
Teknik berenang cumi-cumi
memiliki kecepatan dan daya tahan yang sangat sesuai untuknya. Cumi-cumi Jepang
bernama Todarodues pacificus, dalam migrasinya yang berjarak 1250 mil
(2000 km), bergerak dengan kecepatan sekitar 1,3 mph (2 km/h). Untuk jarak
dekat, ia mampu mempercepatnya hingga 7 mph (11 km/h). Beberapa spesies
diketahui mampu melampaui kecepatan 19 mph (30 km/h).
Cumi-cumi meloloskan diri dari musuh dengan
gerakan sangat cepat akibat kontraksi otot yang cepat tersebut. Jika gerakan
cepat saja tidak cukup, awan tinta pekat dan gelap dikeluarkan dari dalam
tubuhnya, sehingga musuh terkejut untuk beberapa saat. Ini memberikan waktu
yang cukup bagi cumi-cumi yang tak terlihat di belakang awan tinta untuk segera
meninggalkan tempat dan meloloskan diri.
Sistem pertahanan dan cara
berenang reaktif cumi-cumi juga bekerja selama berburu. Mereka dapat menyerang
dan mengejar musuh dengan kecepatan tinggi. Sistem saraf yang sangat rumit
mengatur penegangan dan pengenduran otot yang diperlukan selama berenang. Oleh
karenanya, sistem pernapasan mereka juga pastilah sempurna, sehingga
memungkinkan kerja metabolisme tubuh yang prima yang diperlukan bagi sistem
pancaran air (propulsi jet) pada cumi-cumi.
Cumi-cumi bukanlah satu-satunya
binatang yang berenang dengan sistem reaktif. Gurita juga menggunakan sistem
ini. Namun, gurita bukanlah perenang sejati, ia menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan berjalan melintasi bebatuan dan lembah curam di laut dalam.
Kulit bagian dalam gurita
tersusun atas banyak lapisan otot yang saling bertumpukan. Otot ini
dikelompokkan menjadi tiga jenis: longitudinal, sirkular dan radial. Susunan
otot yang saling memperkuat dan saling menyeimbangkan ini memungkinkan gurita
melakukan beragam gerakan.
Ketika menyembur air keluar, otot
sirkular mengerut searah panjangnya. Namun, sifat volumenya yang cenderung
tetap menyebabkan otot tersebut melebar, dan ini biasanya menjadikan tubuh
gurita memanjang. Akan tetapi, otot longitudinal mencegah pemanjangan ini. Otot radial tetap dalam
keadaan terentang selama peristiwa ini terjadi sehingga lapisan jaket menebal.
Setelah air disemburkan, otot radial mengerut dan memendek, sehingga
menyebabkan lapisan jaket menipis, dan rongga jaket pun terisi air kembali.
Sistem otot pada cumi-cumi hampir
menyerupai gurita. Tetapi ada satu perbedaan: cumi-cumi memiliki lapisan urat
otot yang disebut mantel sebagai ganti otot longitudinal pada gurita. Mantel
ini terdiri dari dua lapisan yang menutupi bagian luar dan dalam tubuhnya,
seperti halnya otot longitudinal. Di antara kedua lapisan ini adalah otot
sirkular. Otot radial terletak di antara lapisan otot sirkular, dalam posisi
tegak lurus.
Terdapat pula desain sempurna
tanpa cacat pada sistem perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya memiliki permukaan
lengket yang memungkinkannya menempel dan menggantung pada rongga atau gua-gua
di kedalaman lautan. Embrio cumi-cumi mendapatkan sari makanan yang telah
tersedia dalam telur hingga saat menetas. Embrio melubangi kulit penutup telur
dengan menggunakan organ kecil mirip sikat pada bagian ekornya. Organ ini
segera hilang setelah telur menetas. Setiap bagian terkecil dari sistem
perkembangbiakan cumi-cumi telah dirancang dan berfungsi sebagaimana tujuan
perancangannya. Semua penciptaan menakjubkan ini tak lain adalah perwujudan
ilmu Allah yang tak terbatas.
“Dan pada penciptaan kamu dan
pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah,
45:4)
Capung: Mesin Terbang Super Canggih
Manusia telah mencoba berbagai
macam cara untuk dapat terbang. Sejak pesawat terbang pertama dibuat kira-kira
seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat udara yang berbeda telah
dirancang. Ilmuwan yang tak terhitung jumlahnya telah mencoba membuat mesin
terbang yang lebih baik sampai akhirnya mereka mampu membuat mesin terbang
terkini dengan disainnya yang mengagumkan.
Lebih Hebat
dari Helikopter
Terbang adalah keahlian yang
hebat, tapi kegunaannya tergantung pada sejauh mana ia dapat dikendalikan.
Sebenarnya, untuk dapat melayang pada posisi tetap di udara atau mendarat di
tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya dengan kemampuan terbang itu
sendiri. Untuk itulah, manusia merancang pesawat terbang dengan kemampuan
manuver yang tinggi, yaitu helikopter. Helikopter mampu melayang di udara pada
posisi tetap dan lepas landas secara tegak lurus. Karena keuntungan militer
inilah, berbagai negara telah menyediakan dana dalam jumlah tak terbatas untuk pengembangan
helikopter. Akan tetapi, penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat
mencengangkan. Teknologi penerbangan helikopter modern ternyata sangat
tertinggal jauh dibanding dengan seekor makhluk mungil yang mampu terbang.
Makhluk ini adalah capung.
Sistem penerbangan capung adalah
sebuah keajaiban disain dengan teknologi terbang yang mengalahkan semua mesin
buatan manusia. Dengan alasan inilah, disain model terakhir helikopter Sikorsky
yang terkenal di dunia, dibuat menggunakan disain capung sebagai model. Dalam
proyek ini, perusahaan IBM membantu mendisain Sikorsky dengan memuat
gambar-gambar capung dalam komputer khusus. Setelah itu, dengan mengambil
contoh capung, ribuan ilustrasi dibuat dalam komputer. Kemudian, dengan
mencontoh teknologi terbang capung, dibuatlah model helikopter Sikorsky.
Singkatnya, tubuh seekor serangga
kecil memiliki disain lebih unggul dari rancangan manusia. Teknologi
penerbangan capung dan disain sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa makhluk
kecil ini memperlihatkan kepada kita disain menakjubkan pada ciptaan Allah.
Capung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara diagonal pada
tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat. Capung dapat
mencapai kecepatan lima puluh kilometer per jam dalam waktu sangat singkat, hal
yang sungguh luar biasa bagi seekor serangga. Seorang atlit olimpiade dalam
perlombaan lari seratus meter, hanya mampu berlari tiga puluh sembilan
kilometer per jam.
Giroskop
Alami pada Capung
Ada satu persyaratan lagi bagi
penerbangan yang baik. Penerbangan sangatlah berbahaya jika tidak didukung oleh
sistem penglihatan yang baik. Untuk itulah, pesawat terbang dan helicopter
modern memiliki sistem visual canggih. Capung juga memiliki sistem visual
teramat canggih: ia memiliki mata mikro berjumlah keseluruhan tiga puluh ribu
buah, dan setiap mata mengarah ke titik yang berbeda. Semua informasi dari
mata-mata mikro ini diteruskan ke otak capung, yang kemudian mengolahnya
seperti komputer. Dengan sistem ini, capung memiliki kemampuan melihat yang
luar biasa.
Kemampuan manuver capung lebih
unggul dari yang dimiliki helikopter. Misalnya, dengan satu manuver cepat di
menit terakhir, capung berhasil menyelamatkan diri dari truk yang datang dari
arah berlawanan.
Bahkan capung mampu meloloskan
diri dari dua bahaya, yakni ketika ia harus menghindar dari menabrak kaca depan
mobil yang sedang melaju ke arahnya dan harus lolos dari burung yang
memburunya. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan satu manuver cerdas.
Satu permasalahan yang dihadapi
pilot, yang seringkali harus melakukan manuver, adalah bahwa setelah suatu
manuver, pilot mengalami kesulitan dalam menentukan posisi pesawat relatif
terhadap permukaan bumi. Jika pilot kebingungan menentukan posisi bagian atas
dan bawah pesawat setelah melakukan manuver, maka pesawat ini dapat mengalami
kecelakaan. Para teknisi telah mengembangkan suatu alat untuk mengatasi hal
ini, yakni giroskop. Alat ini menunjukan pilot pada garis horisontal yang
menandakan posisi horison. Pilot membandingkan garis horisontal ini dengan
horison sesungguhnya, dan dengan demikian ia dapat menentukan posisi pesawat
dengan cepat. Selama jutaan tahun, capung telah memakai perlengkapan yang mirip
dengan yang dikembangkan oleh para teknisi ini. Di depan mata capung terdapat
garis horisontal maya pada posisi tetap. Tak menjadi masalah, pada sudut berapa
pun ia terbang, ia selalu memposisikan kepalanya sejajar dengan garis
horisontal ini.
Ketika posisi tubuh capung
berubah selama penerbangan, rambut-rambut di antara badan dan kepalanya menjadi
terangsang. Sel-sel saraf pada akar rambut ini mengirimkan informasi ke
otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. Hal ini memungkinkan
otot-otot tersebut secara otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap.
Dengan demikian, dalam manuver paling sulit sekalipun, capung tidak pernah
kehilangan arah atau kendali. Sistem ini sungguh merupakan suatu keajaiban
teknik.
Disini, manusia yang berakal akan
berpikir. Capung sendiri tidak mengetahui akan sistem luar biasa yang ia miliki.
Lalu, siapakah yang meletakan pada tubuh serangga ini sistem penerbangan yang
sedemikian kompleks, yang bahkan para insinyur ahli telah menggunakannya
sebagai model? Siapakah yang melengkapi serangga ini dengan sayap sempurna,
motor yang menggerakkan sayap dan sistem penglihatan yang prima? Siapakah
Pencipta disain yang luar biasa ini?
Capung:
Diciptakan Sudah Sempurna dan Lengkap
Teori evolusi Darwin, yang
mencoba menjelaskan kehidupan dengan peristiwa kebetulan, tak mampu berbicara
ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Mustahil bahwa sistem dalam
tubuh capung dapat terbentuk melalui evolusi, yakni pembentukan tahap demi
tahap secara kebetulan. Hal ini dikarenakan bahwa agar suatu makhluk hidup
dapat hidup, semua sistem ini harus ada pada saat yang bersamaan dan telah
lengkap. Capung paling pertama di dunia juga pasti muncul dengan mekanisme yang
sama mengagumkannya dengan yang dimiliki capung zaman sekarang. Hal ini telah
dibuktikan oleh catatan fosil tentang sejarah alam. Catatan fosil menunjukan
bahwa capung-capung muncul di bumi pada saat bersamaan secara serentak. Fosil
capung tertua yang diketahui ini berusia tiga ratus dua puluh juta tahun. Pada
lapisan-lapisan fosil periode lebih awal, tidak dijumpai sesuatu pun yang
menyerupai seekor capung. Tambahan lagi, sejak pertama kali capung muncul,
catatan fosil menunjukan bahwa ia tidak mengalami evolusi.
Fosil capung tertua benar-benar
sama dengan capung-capung yang hidup sekarang. Antara fosil berusia seratus
empat puluh juta tahun dengan capung masa kini di sebelahnya tidak ada
perbedaan sama sekali. Kenyataan ini sekali lagi membuktikan kekeliruan teori
evolusi sekaligus menunjukan dengan sebenarnya bagaimana capung dan semua
makhluk hidup di dunia ini muncul menjadi ada. Adalah Allah, Tuhan seluruh
alam, yang menciptakan semua makhluk hidup, dan masing-masing dari mereka
adalah bukti keberadaan-Nya. Di samping Allah, tak ada kekuatan lain yang mampu
menciptakan seekor lalat sekali pun. Fakta ini dinyatakan oleh Allah dalam
Alquran:
"Hai
manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru
selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun
mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah)
yang disembah" (QS. Al-Hajj, 22: 73)
Berpikir Tentang Serangga…
Banyak hal yang dapat dipikirkan oleh seseorang yang menghabiskan
harinya dalam rumah. Ketika sedang membersihkan rumah, ia menjumpai seekor
laba-laba yang merajut sarangnya di sebuah sudut rumah tersebut. Jika ia
menyadari keharusan untuk memikirkan binatang yang seringkali tidak dihiraukan
orang ini, ia akan mengerti bahwa pintu pengetahuan telah dibuka untuknya.
Serangga kecil yang sedang disaksikannya adalah sebuah keajaiban. Sarang
laba-laba tersebut memiliki bentuk simetri yang sempurna. Ia pun kagum terhadap
seekor laba-laba yang mungil tetapi memiliki kemampuan dalam membuat sebuah
disain sempurna yang sedemikian menakjubkan. Setelah itu ia membuat sebuah
pengamatan singkat hingga mendapatkan beberapa fakta lain: serat yang digunakan
laba-laba ternyata 30% lebih fleksibel dari serat karet dengan ketebalan yang
sama. Serat yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki mutu yang demikian
tinggi sehingga ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket anti peluru. Sungguh
luar biasa, sarang laba-laba yang dianggap sederhana oleh kebanyakan manusia,
ternyata terbuat dari bahan yang mutunya setara dengan bahan industri paling
ideal di dunia.
Ketika menyaksikan disain yang sempurna pada makhluk
hidup di sekitarnya, manusia terus menerus berpikir hingga kemudian
mendorongnya untuk menemukan lebih banyak fakta-fakta yang menakjubkan. Ketika
mengamati sebuah lalat yang setiap saat dijumpainya namun belum pernah
diperhatikannya atau bahkan merasa sangat terganggu dan ingin sekali
membunuhnya, ia melihat bahwa serangga tersebut memiliki kebiasaan membersihkan
diri sampai bagian-bagian yang terkecil dari tubuhnya sekalipun. Lalat tersebut
seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara
terpisah. Setelah itu lalat ini membersihkan debu yang menempel pada sayap dan
kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat ini
terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihannya. Semua lalat
dan serangga membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama: dengan penuh
perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini
menunjukkan adanya satu-satunya Pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara
membersihkan diri mereka sendiri.
Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih
500 kali setiap detik. Padahal tak satupun mesin buatan manusia yang mampu memiliki
kecepatan yang luar biasa ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar
akibat gaya gesek. Namun sayap, otot ataupun persendian lalat ini tidak
mengalami kerusakan. Lalat dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh oleh
arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling mutakhir sekalipun,
manusia masih belum mampu membuat mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik
terbang yang luar biasa sebagaimana lalat. Begitulah, makhluk hidup yang
cenderung diremehkan dan tidak terlalu mendapat perhatian manusia, dapat
melakukan pekerjaan yang tak mampu dilakukan manusia. Tidak diragukan lagi,
tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor lalat melakukan ini semua semata-mata
karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa dari
lalat adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya
Segala sesuatu
yang terlihat sepintas oleh manusia ternyata di dalamnya terdapat kehidupan,
baik yang terlihat ataupun tidak. Tak satu sentimeter
persegi pun di bumi ini yang di dalamnya tidak terkandung kehidupan. Manusia,
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan adalah makhluk yang mampu dilihat oleh manusia.
Namun, masih ada makhluk-makhluk lain yang tidak terlihat oleh manusia akan
tetapi manusia sadar akan keberadaannya. Misalnya rumah yang ia diami yang penuh
dengan makhluk-makhluk mikroskopis yang disebut "tungau". Demikian
pula halnya dengan udara yang ia hirup, di dalamnya mengandung virus yang tak
terhingga banyaknya, atau tanah kebunnya yang mengandung bakteri yang sangat
banyak.
Seseorang yang merenung tentang keanekaragaman yang luar
biasa dari kehidupan di bumi, akan mengetahui kesempurnaan makhluk-makhluk ini.
Tiap makhluk yang ia lihat adalah tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan
Allah, demikian pula halnya dengan keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam
makhluk-makhluk mikroskopis tersebut. Virus, bakteri ataupun tungau yang tidak
terlihat oleh mata telanjang memiliki mekanisme tubuh yang unik. Habitat, cara
makan, sistim reproduksi dan pertahanan mereka semuanya diciptakan oleh Allah.
Seseorang yang memikirkan secara mendalam tentang fenomena ini teringat ayat
Allah:
"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat)
membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan
kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Ankabuut,
29: 60)
Keajaiban pada Tumbuhan
Orang mukmin yang sedang berjalan di sebuah taman juga
memikirkan tentang tanaman yang merambat yang ia temui, yang merupakan satu
dari nikmat-nikmat yang Allah ciptakan.
Bagi orang yang berpikir, di setiap benda hidup terdapat
tanda-tanda yang dapat dijadikan pelajaran. Sebagai contoh, tanaman merambat
yang melingkarkan tubuhnya mengelilingi sebuah dahan atau benda lain adalah
fenomena yang perlu dipikirkan secara seksama. Jika pertumbuhan tanaman ini
direkam dan dipertunjukkan ulang dengan cepat, akan terlihat bahwa tanaman
merambat ini bergerak seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia
seolah-olah melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia mengulurkan
dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan seperti tali
lasso. Kadangkala ia melingkari dahan tersebut beberapa kali untuk menguatkan
ikatan dirinya terhadap dahan. Ia tumbuh sangat cepat dengan cara yang demikian
dan ketika telah sampai di ujung dahan, ia tumbuh dengan mengikuti arah baru
yakni kembali tumbuh melingkari dahan dengan arah ke belakang, atau tumbuh
kebawah. Seorang mukmin yang menyaksikan semua ini kembali sadar bahwa Allah
telah menciptakan semua benda hidup, dan bahwa Dia menciptakannya sebagai
sistim yang unik dan tanpa cacat.
Ketika seseorang terus mengamati gerakan-gerakan tanaman
ini, ia menemukan satu ciri menarik lain dari tumbuhan tersebut. Ia melihat
bahwa batang tanaman merambat tersebut dengan kuat melekatkan dirinya di atas
permukaan di mana ia berada dengan menjulurkan lengan-lengan sampingnya. Bahan
yang kental yang diproduksi oleh tanaman yang tidak memiliki kesadaran tersebut
merekat sedemikian kuat sehingga ketika tanaman ini dicoba untuk dipindahkan
dengan cara menariknya dari tempat ia berada, maka cat yang ada di tembok akan
ikut terangkat juga.
Keberadaan tanaman yang merambat sebagaimana diuraikan
atas menunjukkan kepada orang mukmin yang melihat dan kemudian memikirkannya,
akan kekuasaan Allah, Pencipta tanaman tersebut.
Keajaiban Pada Pohon
Setiap hari kita melihat pepohonan di berbagai tempat;
akan tetapi, pernahkan kita memikirkan bagaimana air dapat mencapai daun yang
paling jauh letaknya di ujung teratas dari sebuah pohon yang tinggi? Kita akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keluarbiasaan ini dengan membuat
sebuah perbandingan. Tidaklah mungkin bagi air dalam sebuah tanki di bagian
bawah bangunan anda untuk naik ke lantai yang lebih atas tanpa adanya sebuah
tanki hidroforik atau mesin pompa air yang kuat. Anda tidak akan mampu memompa
air kendatipun hanya sampai ke lantai pertama. Oleh karena itu, sudah
seharusnya ada sistim pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang
dimiliki oleh pohon. Jika tidak, mustahil air akan dapat mencapai batang pohon
dan cabang-cabangnya di bagian atas sehingga pohon-pohon tersebut akan segera
mati.
Namun Allah telah menciptakan untuk tiap-tiap pohon semua
sarana dan perlengkapan yang diperlukan. Tambahan lagi, sistim pemompaan di
setiap pohon terlalu canggih dibandingkan dengan yang ada di bangunan tempat
tinggal manusia. Ini adalah satu diantara beragam hal yang hendaknya dipikirkan
oleh seseorang ketika sedang menyaksikan tanaman-tanaman tersebut. Dan
pemikiran semacam ini hanya akan muncul jika ia senantiasa melihat ke segala
sesuatu dengan menggunakan "mata yang benar-benar melihat", yakni
melihat sambil memikirkan secara mendalam tentang apa yang sedang dilihatnya.
Hal lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan
dedaunan. Ketika memandang sebuah pohon, seseorang yang merenungkan segala
sesuatu yang dilihatnya tidak akan menganggap daun-daun pohon tersebut sebagai
bentuk-bentuk sederhana sebagaimana ia terbiasa untuk melihatnya. Ia berpikir
berbagai hal yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Dedaunan, misalnya,
adalah sesuatu yang rentan dan mudah rusak. Namun, daun-daun ini tidak kering
kerontang karena panasnya terik sinar matahari yang menyengat. Ketika seorang
manusia berada pada suhu 40oC dalam waktu yang sebentar, warna kulitnya
berubah, ia menderita dehidrasi. Sebaliknya, daun mampu untuk tetap hijau di
bawah panas matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir melalui
pembuluh-pembulunya yang mirip benang. Ini adalah sebuah keajaiban penciptaan
yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan ilmu yang tak
tertandingi. Berpikir tentang keajaiban ciptaan tersebut, seseorang yang
beriman mampu sekali lagi melihat kebesaran Allah untuk kemudian mengagungkan-Nya.
Rancangan Luar Biasa pada Mata
Ketika Anda
menebarkan pandangan ke sekeliling Anda, saat Anda berada di udara terbuka atau
di padang luas, Anda dapat menyaksikan semua benda, dari yang terjauh hingga
yang terdekat dari Anda, dengan segala rupa, bentuk dan ukurannya. Pemandangan
ini, yang Anda dapatkan tanpa kesulitan sedikit pun, merupakan hasil reaksi dan
interaksi yang sangat rumit dalam tubuh Anda. Sekarang, mari kita saksikan cara
kerja yang sangat rumit ini lebih dekat.
Mata manusia
memiliki mekanisme otomatis yang bekerja secara sempurna. Mata terbentuk dari
kombinasi 40 bagian dasar yang berbeda, dan masing-masing bagian memiliki
fungsi penting dalam proses melihat. Sedikit saja cacat atau ketidakmampuan
menjalankan fungsi pada satu saja dari bagian-bagian ini menyebabkan mustahil
untuk melihat.
Lapisan tembus
pandang di bagian depan mata disebut kornea. Di sebelah kanannya terletak iris.
Selain memberi warna pada mata, iris menyesuaikan ukurannya secara otomatis
berdasarkan ketajaman cahaya dikarenakan otot mata menempel padanya. Misalnya,
jika kita berada di tempat gelap, iris melebar untuk mendapatkan/menyerap
cahaya sebanyak mungkin. Saat cahaya semakin terang, ia menguncup untuk
mengurangi jumlah cahaya yang datang mengenai mata.
Sistem
penyesuaian otomatis pada iris bekerja sebagai berikut: sejumlah cahaya
mengenai mata, sebuah impuls syaraf mengirimkan ke otak dan memberi pesan
tentang keberadaan dan ketajaman cahaya tersebut. Otak segera mengirim kembali
suatu sinyal dan perintah tentang seberapa banyak otot di sekitar iris akan
berkontraksi.
Mekanisme mata
lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Tugas lensa
yaitu untuk memfokuskan cahaya yang mengenai mata ke lapisan retina di belakang
mata. Karena gerakan otot di sekitar lensa, sinar yang datang ke mata dari
berbagai sudut yang berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.
Semua sistem
yang telah kita bahas di atas jauh lebih unggul dibandingkan peralatan mekanis
yang dirancang dengan teknologi terkini yang meniru mata. Bahkan sistem tiruan
tercanggih pun di dunia ini tetap merupakan sistem sederhana dan kuno
dibandingkan dengan mata.
Bila kita
renungkan upaya dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan dalam pembuatan
sistem buatan ini, kita dapat memahami dengan penciptaan unggul macam apa mata
itu dibuat.
Bila kita amati
sebuah sel tunggal dalam mata pada tingkat mikroskopis, keunggulan penciptaan
ini lebih jauh diungkapkan.
Bayangkan kita
melihat sebuah mangok kristal penuh buah-buahan. Cahaya datang dari mangkok ke
mata kita melalui kornea dan iris dan dipusatkan/difokuskan pada retina oleh
lensa.
Lalu, apa yang
terjadi dalam retina sehingga sel-sel retina dapat menagkap cahaya?
Ketika partikel
cahaya, juga disebut photon, melewati sel-sel pada retina, partikel-partikel
ini menghasilkan efek merambat seperti deretan domino yang disusun dengan
sangat hati-hati satu per satu. Bagian pertama domino dalam sel retina ini
adalah molekul yang disebut 11-cis-retina. Ketika sebuah photon cahaya
berinteraksi dengannya, molekul ini berubah bentuk. Hal ini mendorong perubahan
bentuk dari protein lainnya, yakni rhodopsin, menjadi ikatan kuat. Sekarang,
rhodopsin berubah bentuk sehingga ia dapat bergabung dengan protein lainnya,
disebut transducin, yang telah ada dalam sel tersebut, tetapi tidak dapat
berinteraksi sebelumnya karena bentuknya tidak sesuai. Setelah penggabungan
ini, molekul lainnya disebut GDP juga ikut bergabung dalam kelompok ini.
Now, two
proteins–rhodopsin and transducin–and a chemical molecule called GDP have bound
together.
Sekarang, dua
protein – rhodopsin dan transducin- dan molekul kimia bernama GDP telah
berikatan.
However the
process has just begun. The compound called GDP now has the proper form to bind
to another protein called phosphodiesterase, which always exists in the cell.
After this bonding, the shape of the molecule that is produced will trigger a
mechanism that will start a series of chemical reactions in the cell.
Akan tetapi
proses ini baru saja dimulai. Gugusan yang disebut GDP kini memiliki bentuk
yang sesuai untuk berikatan dengan protein lain yang disebut phosphodiesterase,
yang selalu berada di dalam sel. Setelah pengikatan ini, bentuk molekul yang
dihasilkan akan menyebabkan sebuah mekanisme yang mengawali serangkaian reaksi kimia
dalam sel.
Mekanisme ini
mengubah konsentrasi ion dalam sel dan menghasilkan energi listrik. Energi ini
memicu syaraf-syaraf yang terletak pada bagian belakang sel retina. Akibatnya,
bayangan yang datang pada mata sebagai photon cahaya mempersiapkan
perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini mengandung informasi
visual mengenai benda di luar.
Agar penglihatan
bisa terjadi, sinyal listrik yang dihasilkan dalam sel retina harus dirambatkan
ke pusat penglihatan di otak. Akan tetapi, sel syaraf tidak secara langsung
berhubungan satu sama lain. Terdapat celah kecil di antara titik-titik
ikatannya. Lalu bagaimana pemicu listrik ini melanjutkan perjalanannya?
Pada titik ini,
susunan kerja yang kompleks terbentuk. Energi listrik diubah menjadi energi
kimia tanpa kehilangan sedikitpun informasi yang sedang dibawa dan di sini
informasi tersebut dipindahkan dari satu syaraf ke syaraf berikutnya. Pengangkut
kimiawi yang terletak di titik-titik hubung sel syaraf mengantarkan informasi
yang terkandung dalam stimulus yang berasal dari mata dari satu syaraf ke
syaraf lainnya dengan sukses. Ketika dipindahkan ke syaraf berikutnya, stimulus
kembali diubah menjadi sinyal listrik dan melanjutkan perjalanannya hingga
mencapai titik hubung lainnya.
Dengan membuat
jalan ke pusat penglihatan di otak dengan cara ini, sinyal diperbandingkan
dengan informasi di pusat memori dan bayangan diartikan.
Akhirnya kita
melihat sebuah mangkok penuh buah-buahan, yang kita bicarakan sebelumnya,
dengan bantuan sistem sempurna yang terbuat dari ratusan pernik-pernik kecil.
Dan semua kerja
mengagumkan ini terjadi dalam sepersekian detik.
Selanjutnya,
dikarenakan tindakan melihat terjadi terus-menerus, sistem tersebut mengulang
dan mengulang lagi tahap-tahap ini. Dengan kata lain, molekul-molekul yang
memainkan satu bagian dalam rantai reaksi dalam mata dikembalikan lagi ke
tempat asalnya setiap saat dan reaksi mulai dari awal lagi.
Tentu saja pada
saat yang sama sejumlah kerja rumit lainnya terjadi di bagian lain tubuh kita. Barangkali
kita secara serentak mendengar suara dari bayangan yang kita lihat, dan sambil
lalu kita mencium aromanya dan marasakan sentuhannya. Sementara itu, jutaan
kerja dan reaksi lainnya harus terus berlanjut tanpa gangguan dalam tubuh kita
agar kita terus hidup.
Ilmu pengetahuan
primitif pada masa Darwin tidak mengetahui hal ini sedikit pun. Meski demikian,
bahkan Darwin menyadari rancangan luar biasa pada mata dan mengakui
keputusasaannya itu dalam sebuah surat yang ditulisnya kepada Asa Grey pada 3
April 1860, di dalamnya ia mengatakan:
Memikirkan tentang mata membuat saya demam.
Sifat-sifat
biokimia pada mata yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern memberi
pukulan lebih besar bagi paham Darwinisme dari yang pernah dibayangkan oleh
Darwin.
Keseluruhan
proses penglihatan yang telah kita ringkas pada penjelasan ini sesungguhnya
jauh lebih rumit bila dirinci. Namun, mudah-mudahan ringkasan ini cukup untuk
menggambarkan bagaimana hebatnya sistem yang telah diciptakan dalam tubuh kita.
Reaksi yang
terjadi di dalam mata begitu rumitnya dan jelas menerangkan bahwa sungguh tidak
masuk akal untuk berpikir bahwa ini merupakan hasil peristiwa
Michael Behe,
seorang profesor biokimia terkemuka, membuat komentar berikut mengenai aspek kimia
pada mata dn teori evolusi, dalam bukunya Darwin’s
Black Box:
Kini kotak hitam “penglihatan” telah terbuka, cukup banyak ruanmg tersisa
bagi penjelasan evolusi dan kekuatannya, ketimabng sekedar menjelaskan anatomi
pada mata, sebagaimana dilakukan Darwin pada abad ke-19. Setiap tahap dan
struktur anatomi yang dianggap begitu sederhana sesungguhnya memiliki proses
biokimia yang sangat rumit, tidak bisa dijelasksan dengan retorika.
(Michael J. Behe, Darwin’s Black Box,
p. 22)
Akan tetapi,
sebagaimana telah kita saksikan, teori evolusi tak mampu menjelaskan sistem
tunggal dalam satu sel hidup, apalagi menjelaskan hidup keseluruhan.
Dengan
menggugurkan anggapan bahwa hidup itu “sederhana”, ilmu pengetahuan menunjukkan
bahwa “manusia” adalah fakta yang sangat penting.
Hidup
bukanlah hasil kejadian tak terencana. Hidup adalah hasil penciptan yang
sempurna.
Hasil penciptaan
sempurna oleh Pencipta Mahatinggi yang menjadikan hidup, Tuhan Semesta Alam.
Dialah
Allah yang telah menciptakan manusia dan seluruh makhluk hidup. Dan manusia
harus berbhakti kepada Tuhan yang telah menciptakannya.
Allah
mengingatkan manusia akan kebenaran ini dalam Al Qur’an:
Dan Dialah yang telah menciptakan
bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu
bersyukur! (Surat Al Mukminun: 78).
Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telaj Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahu lagi Maha Bijaksana. (Surat Al Baqarah: 32).
Kode Genetis Benih Tanaman
Segala informasi mengenai tanaman
tersembunyi dalam benihnya, yang berukuran beberapa mili atau sentimeter, dan
nampak seperti kayu. Benih ibarat miniatur perpustakaan yang dipenuhi oleh
informasi tentang tanaman.
Benih, yang terbentuk dari gabungan
sel reproduksi jantan dan betina sebatang tanaman, memiliki satu embrio tanaman
dan satu gudang penyimpan makanan. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam pembentukan benih, karena pada tahap pertama kehidupannya di
bawah tanah, benih tidak memiliki akar untuk menyerap makanan dari dalam tanah,
juga tidak memiliki daun untuk menghasilkan makanannya sendiri. Sampai ia cukup
berkembang untuk mendapatkan sendiri yang ia butuhkan, persediaan makanan sudah
mencukupi kebutuhan tanaman.
Pembentukan tanaman yang
tingginya mencapai beberapa meter dari partikel kecil ini diawali dengan
perkecambahan benih. Selama petumbuhan tanaman yang lambat tersebut, semua
sistem di dalamnya (misalnya organ reproduksi, proses fotosintesis,
saluran-saluran dalam, dan sebagainya) berkembang bersamaan dengan perpanjangan
akar ke dalam tanah dan batangnya ke atas. Segala hal rinci dalam tanaman harus
ada secara bersamaan. Misalnya, batang bagian dalam dan batang kayu pada
tanaman tidak berarti apa pun kecuali mekanisme reproduksinya telah terbentuk. Karena
tanaman tidak akan bisa melestarikan keturunannya, atau tidak akan bisa
menyerap makanan atau air. Singkatnya, mekanisme tambahan tidak berarti apapun.
Setiap benih –apapun jenisnya-
memiliki semacam kulit luar atau lapisan pelindung. Andaikan kita menghamburkan
benih-benih ke tanah secara acak, setelah beberapa saat, bila semua kondisi
(panas, cahaya, dan makanan untuk pertumbuhannya) dipenuhi,kulit luar ini akan
pecah dan benih mulai tumbuh. Sebagaimana telah kami jelaskan di awal, benda
yang kita sebut benih ini nampak seperti cuilan kayu, ia menghadapi segala
rintangan –apa pun itu- dan membangun jalan hidupnya. Sejenak mari kita
renungkan sebentuk tunas mungil dan tanah yang tebal, mungkin kita akan
mengerti keajaiban karya yang dikerjakan oleh benih.
Tak terhitung banyaknya jenis
tanaman muncul dari benih yang ditaburkan pada tanah yang sama. Strawbery,
aprikot, semangka, limun, pohon lemon … Sudah barang tentu kita tidak akan
mampu menghitung satu per satu. Saat kita berpikir tentang bunga ros, teratai,
magnolia, dan banyak lagi bunga dengan aroma sangat menawan, muncul dari tanah
yang sama, kita dapat membandingkan dengan pabrik yang menghasilkan banyak
pohon dan tumbuhan dengan berbagai macam buah, daun, aroma, dan warnanya. Benih
hanyalah salah satu contoh karya seni Allah yang sempurna. Dalam Al Qur’an,
kita diajak untuk merenungkan ciptaan sempurna tersebut sebagai berikut:
Dan Dialah
yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.
(Surat Al An’am; 99).
Juga bagaimana tanaman-tanaman
itu berkembang biak menunjukkan keanekaragaman di antara mereka. Beberapa
tanaman berkembang biak dengan menyemburkan pollennya, ada pula yang menaburkan
bijinya dengan bermacam-macam cara.
Tanaman yang memperbanyak diri
dengan benihnya sudah barang tentu harus mencapai tanah. Hal ini dilakukan
dengan cara berbeda, tergantung pada jenis tanamannya. Beberapa tanaman
menggunakan binatang (misalnya lebah, serangga, burung, semut, dan
lain-lainnya) sebagai sarana membawa benih atau pollennya, beberapa tanaman
lainnya menggunakan kemampuan “menyerupai” serangga yang akan membawanya
(misalnya anggrek menyerupai lebah), dan ada pula yang memiliki sistem untuk
melemparkan pollennya ke udara dengan bantuan angin (misalnya sistem dalan cone
(pada biji pinus-penerj)).
Beberapa tanaman tidak memiliki
aroma atau penampakan yang dapat menarik binatang. Bagaimana tanaman ini akan
berkembang biak? Bila kita berpijak pada teori evolusi, penantian mereka atas
terjadinya struktur “kebetulan” akan berarti berakhirlah keturunan mereka, dan
hal ini mustahil terjadi. Setiap tanaman memiliki cara unik untuk memperbanyak
diri. Misalnya, mentimun dari Mediterania, menggunakan “kekuatan” untuk
menaburkan benih-benihnya. Selagi masak, benih ini mulai dipenuhi oleh cairan
panas. Setelah beberapa saat, tekanan pada cairan ini meningkat, sehingga benih
dalam mentimun tersebut tidak dapat bertahan lebih lama kemudian pecah. Karena
benih tersebut pecah, mereka kemudian menyemburkan cairan yang ada di dalamnya.
Dengan tersemburnya cairan ini, benih-benih mentimun tersebar di atas tanah.
Mekanisme ini sangatlah peka,
pengisian cairan dalam kapsul terjadi tepat ketika mentimun mulai masak. Jika
sistem ini berlangsung lebih awal, kapsul tersebut akan pecah sebelum benih
masak, dan hal ini menjadi sama sekali tidak berguna.
Salah satu tanaman yang paling
berhasil dalam menaburkan benihnya dengan “meledakkannya” adalah pohon bernama
Hura, sebuah pohon unik di Brasil. Ketika pohon tersebut mengering dan saatnya
menaburkan benih, ia dapat melemparkan benihnya sampai sejauh 12 meter.
Terdapat pula beberapa tanaman
yang ditemukan di tepi laut atau sungai yang benihnya hanya bisa disebarkan
oleh air, dan benih tersebut dapat berada di air dalam jangka waktu sangat lama
tanpa keropos atau berkecambah. Tanaman paling terkenal dari jenis ini adalah
tanaman kelapa, yang benihnya berada dalam kulit yang tebal. Bagian luar benih
ini tertutup oleh pelindung tebal sehingga rusak oleh air. Dalam kulit tebal
ini terdapat segala macam kebutuhan (misalnya air dan makanan) yang diperlukan
selama perjalanan panjangnya.
Buncis laut juga merupakan
tanaman yang menaburkan benihnya melalui air dan menggunakan air sungai sebagai
sarana transportasi. Sifat terpenting dari tanaman yang menggunakan air sebagai
sarana transportasi untuk membawa benihnya adalah terbukanya benih segera
setelah benih mencapai daratan.
Benih tanaman selalu berkecambah
segera setelah bersentuhan dengan air. Lala, apa jawaban atas pertanyaan
seperti berikut: mengapa tanaman-tanaman ini tidak mulai masak setelah jatuh ke
air tetapi menunggu sampai ia mencapai tanah, dan bagaimana mereka tahu bahwa
mereka berada di air bukan di tanah; bagaimana “mereka mengetahui bahwa benih
mereka akan membusuk dan mati, dan mereka akan musnah jika mereka membuka
sebelum waktunya atau jika mereka berada di air lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan untuk perkecambahan”?
Adalah mustahil bagi benih-benih
itu untuk menunjukkan pengaturan waktu dan membuat keputusan seperti ini. Beberapa
benih tanaman tertutup oleh jaringan berminyak dan dapat dimakan.
Perkembangbiakan tanaman jenis ini dilakukan oleh semut, karena jaringan
berminyak pada benih tanaman jenis ini merupakan makanan kegemaran semut
pengangkut. Semut-semut tersebut mengumpulkan dan mengangkutnya ke sarang
dengan penuh semangat. Demikianlah, pada tahap awal, mereka secara tak sengaja
mengubur benih-benih ini dalam tanah. Semut yang merelakan dirinya membawa
benih yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuhnya, melakukan hal yang sungguh
menarik yaitu dedauanan yang berada di bagian dalam, bagian berdaging benih
ini, tidak disentuhnya, dan ia hanya memakan kulit luarnya. Dengan melakukan
hal tersebut berarti menjamin kelangsungan hidup tanaman.
Terdapat jutaan pertanyaan
diajukan mengenai makhluk hidup di atas bumi dan jutaan pula jawaban diberikan
atas pertanyaan ini. Jawaban ini bertemu pada satu titik, yaitu kesempurnaan,
rancangan sangat cerdas, sistem lengkap yang bekerja dalam sebuah perencanaan
tertentu. Sekali lagi, semuanya membawa kita pada satu kesimpulan yakni
keberadaan Allah satu-satunya Pencipta yang memiliki ilmu maha luas tak mampu
dijangkau oleh keterbatasan pikiran manusia, dan Dialah yang Maha Bijaksana….
HAKIKAT
HIDUP I
Lihatlah orang-orang di sekitar Anda. Mereka adalah manusia biasa sama
seperti Anda. Mereka biasa membaca, seperti Anda sekarang. Mereka juga bangun
di pagi hari, membasuh muka, sarapan, dan pergi bekerja atau ke sekolah. Mereka
juga punya kekasih, artis idola, mobil, rumah, dan tagihan yang harus dibayar. Mereka
juga punya saat-saat istimewa, perayaan tahun baru atau ulang tahun. Tak
sedetik pun terbayang bahwa selain mereka punya waktu ulang tahun, mereka juga
punya hari kematian.
Setiap orang akan mati. Hanya
kepadaKu kamu kembali (Al Quran 19: 57)
KEHIDUPAN DUNIA YANG SESUNGGUHNYA
Akal manusia tidak bisa membayangkan ukuran dan fungsi jagat raya yang
kita huni. Kira-kira terdapat 300 milyar galaksi di jagat raya. Galaksi bima
sakti kita adalah salah satunya. Di dalamnya ada 250 milyar bintang. Matahari
adalah salah satunya. Dengan kata lain, masih lebih banyak bintang di jagat
raya daripada butiran pasir di seluruh pantai di dunia, dan matahari kita hanya
seperti sebutir pasir. Bumi tempat kita berpijak tidaklah lebih luas dari
sebutir pasir. Sebagai manusia, mahluk kecil yang menghuni bumi, dia bukanlah
apa-apa dibandingkan dengan ukuran jagat raya. Namun manusia melupakan semua
ini, bahkan merasa dirinya besar. Dia hidup dengan penuh kesombongan. Dia lupa
bahwa dia adalah mahluk lemah ciptaan Allah, yang suatu hari akan mati dan
harus menghitung amalnya di hadapan Allah. Lebih jauh lagi, dia terbuai dengan
urusan dunia, yang ukurannya tidak lebih besar dari sebutir pasir bila
dibandingkan dengan jagat raya.
Dan semua orang akan segera mati
dan dikubur dalam lubang kecil di bumi. Sebelum mengantarkannya pada hari
akhir, Allah pasti akan menunjukkan bahwa dia itu begitu lemah. Jika tidak mati
muda, contoh ketidakberdayaan manusia di dunia adalah ketika ia menjadi tua
renta.
USIA SENJA
Kebanyakan manusia menghabiskan
hidupnya dengan kesibukan. Seperti berjalannya waktu. Hari, bulan, dan tahun
berlalu begitu saja dalam sekejap. Namun kebanyakan orang melupakan hal ini. Mereka
merasa dirinya tak akan menjadi tua. Usia muda, yang mereka pikir takkan
berakhir, sesungguhnya hanya sebentar saja. Hampir semua orang akan mengalami
usia senja. Namun kebanyakan orang merasa bahwa hari tua masih lama menjelang. Mereka
mencoba menghindari kenyataan bahwa mereka akan tua, lemah, dan tak berdaya.
Anggaplah di depan Anda ada dua
orang muda yang terlihat gagah, bersih, berkulit mulus, giginya putih. Namun
ada satu yang lebih penting. Akan tetapi 50 tahun keudian tidak akan lagi
tampak sisa-sisa kemudaan dan kecantikan pada keduanya. Waktu telah menghancurkan
segalanya. Itulah hukum alam
Contohnya, buah jeruk yang manis,
lezat, dan segar akan menjadi busuk. Apel akan membusuk dalam waktu singkat. Kecantikan
manusia menjadi pudar. Kulit, komponen terpenting kecantikan manusia, hilang
elastisitasnya sejalan dengan berjalannya waktu, tumbuh dan kemudian keriput. Keindahan
dan kehalusan kulit manusia muda akan keriput di usia tua. Kehilangan
keindahannya, seperti lumpur kering. Kulit manusia di usia muda masih kencang.
Cubitlah kemudian lepaskan, maka akan kembali ke keadaan sebelumnya. Namun
kulit orang tua menjadi keriput. Rambut memutih dan rontok di usia tua. Setiap
bagian tubuh menjadi rusak dengan semakin bertambahnya usia. Hidung dan telinga
menjadi rusak, secara cepat.
Tidak hanya penampakannya yang
menua, fungsinya juga demikian. Ketika sel-sel tidak terbaharui lagi, manusia
akan kehilangan inderanya ketika menjadi tua. Penglihatan dan pendengarannya
menjadi berkurang. Lemah dan rusaknya daya pandang manusia adalah contoh yang
sangat jelas bahwa kehidupan dunia ini maya. Selebriti, artis, bintang film dan
politisi yang gagah terlihat mengagumkan di usia mudanya akan terlihat sangat
berbbeda di usia tua. Mereka kehilangan kekuatan dan kecantikannya.
Contohnya, olahragawan yang
dikenal dengan kekuatan dan staminanya akan menjadi lemah ketika tua. Orang-orang
terkenal adalah lambang bahwa dunia ini fana. Kulit Anda juga akan seperti
mereka suatu saat. Dan ketika Anda melihat cermin, penuaan itu terlihat sedang
berjalan.
KETIDAKBERDAYAAN MANUSIA
Meskipun masih muda, di mana dia selalu merencanakan masa depannya,
manusia bisa saja jatuh sakit dan mati. Jutaan manusia mati di usia muda karena
kanker atau penyakit mematikan lainnya. Masih banyak virus yang tak ada obatnya
yang belum ditemukan. Dan virus yang sangat kecil itu cukup untuk mengakhiri
hidup manusia.
Tak seorangpun bisa memastikan bahwa dirinya tak akan terserang
penyakit. Contohnya, jaringan otak kita bisa rusak tanpa alasan yang jelas. Kerusakan
di otak dapat berakibat fatal. Darah tinggi dapat merusak sel-sel otak, dan
orang dapat kehilangan ingatannya, cacat, lumpuh, dan mengalami gangguan
mental.
Contohnya,
Jeremy Clive, mahasiswa hukum Universitas Cambridge. Ia memiliki mempunyai
perencanaan masa depan yang bagus. Suatu hari, sayangnya, dia jatuh sakit dan
pingsan ketika bekerja di ruang profesornya. Lalu dia segera dibawa ke rumah
sakit. Salah satu jaringan otaknya rusak, dan ternyata dia telah terserang
stroke akut. Tim dokter mengoperasinya. Namun dia tidak akan sembuh total. Dan kehilangan
ingatan jangka pendeknya. Karir akademik dan cita-citanya menjadi ahli hukum
menjadi sirna. Dia tidak bisa mengingat apa yang dia dengar dan lihat setelah
lima menit. Dia harus merekam semua apa yang dia lakukan. Dia bahkan harus
mendengar rekaman untuk tahu bahwa dia sudah makan atau belum. Dari orang yang
bercita-cita menjadi ahli hukum, tiba-tiba berubah menjadi orang yang tidak
berdaya yang tidak mampu mengingat apa yang dikerjakannya 5 menit sebelumnya,
sehingga membutuhkan perhatian dan perawatan selamanya.
Atau kisah Henry de Lotbiniere,
ketika berusia 21 tahun adalah mahasiswa yang gemilang. Di umur 42, dia adalah
pengusaha sukses, ayah dari dua anak. Suatu pagi dia merasa mukanya mati rasa.
Ketika dia memeriksakan ke dokter, ternyata dia mengidap kanker di muka bagian
kirinya. Kanker itu membuat mata kirinya buta.
Toshigo Sozaki dari Jepang
berbahagia menikahi wanita karir yang sukses. Suatu hari, sayangnya, dia jatuh
sakit dan salah satu bagian otaknya rusak. Akan tetapi, wanita karir yang
sukses dan penuh percaya diri tersebut suatu hari mentalnya terganggu karena
sakit. Bahkan tidak bisa lagi bertemu dengan mitra utamanya. Sejak dia
kehilangan ingatannya, karir yang selama ini dia bangun berubah manjadi sesuatu
yang tak berarti baginya.
Dalam menghadapi kenyataan ini,
orang seharusnya berpikir bahwa tidak ada artinya tergantung pada kehidupan
duniawi. Seharusnya orang merasa bahwa segala-sesuatu yang dimilikinya hanyalah
titipan sementara, untuk mengujinya. Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Hanya
Dia-lah yang mampu menjaga manusia dari bahaya. Jika Dia mau, Allah bisa
membuat manusia sakit dan rusak tubuhnya sehingga manusia tidak berdaya
karenanya. Karena dunia diciptakan Allah sebagai tempat ujian bagi manusia. Jika
dalam ujian itu manusia tetap berada pada aturan Allah dan menunjukkan moral
yang baik seperti perintahNya, di akan mendapat kemenangan dan hidup abadi di
surga.
Orang sombong yang mengharap
keabadian di dunia yang fana ini takkan mungkin bisa menghindari cobaan, ketidakberdayaan,
dan kesengsaraan di akhirat. Sakit
bukanlah satu-satunya hal yang mengancam kehidupan dunia ini. Manusia bisa mati
atau cacat dalam sebuah kecelakaan. Media
massa memberitakan bahwa ada lusinan kecelakaan
setiap harinya. Sebelum mereka kehilangan nyawanya, mereka belum pernah
membayangkan akan adanya kematian itu. Penuh perencanaan
masa depan, terperangkap dalam kegiatan dan kesibukan sehari-hari, lalu mati
dalam kecelakaan.
Dan itu sangat mungkin terjadi
pada orang yang membaca artikel ini, atau kematian akan menjemputnya pada saat
yang tak diinginkan. Anda juga bisa menjadi salah satunya
Tulisan barangkali peringatan terakhir untuk Anda untuk mengingatkan kematian dan mengajak Anda memikirkan hari akhir
HAKIKAT HIDUP
Bagian 2
Ketidakberdayaan di mana orang biasa menjalaninya adalah bukti lain
tentang alam yang bersifat sementara. Tubuh ini perlu dibersihkan, diberi
makan, dan dipelihara. Orang yang merasa dirinya cantik atau ganteng, dan yang
merasa besar, tidak enak dipandang ketika mereka baru saja bangun tidur di pagi
hari.
Sebagian orang merasa bahwa hal ini adalah sesuatu yang “normal”. Mereka
tidak berpikir mengapa mereka diciptakan tanpa kekuatan dan tidak sempurna,
sehingga perlu perhatian dan perawatan. Jika Allah berkehendak, manusia tidak
akan memperoleh kelemahan dan ketidaksempurnaan ini. Mahluk hidup lain tidak
punya kebutuhan sebanyak kebutuhan manusia.
Bunga, misalnya, selalu bersih, harum, dan menawan namun tidak pernah
memikirkan keindahan dirinya, walaupun dia hidup dari tanah berlumpur. Jika
Allah berkehendak, manusia juga bisa sebersih bunga sepanjang hidupnya. Atau
bahkan dia tidak pernah jatuh sakit, merasa sakit, dan menderita. Namun manusia
telah diciptakan dalam kondisi tak sempurna, lemah, dan butuh perawatan, dan
dia harus mengakui ketidakberdayaannya. Segala sesuatu di dunia ini, dicipta
sebagai ujian, sehingga semuanya akan tua, lemah, dan mati. Dalam Al-Quran
surat 57, Allah mengingatkan tentang kehidupan dunia sesungguhnya:
Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah sesuatu yang melalikan,
perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhiran (nanti) ada Azab yang keras dan Ampunan
dari Allah serta KeridaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu (QS 57: 20)
BENCANA ALAM
Selain jompo dan kelemahan fisik, ada bukti lain bahwa kehidupan dunia
ini bersifat sementara. Bencana alam atau bumi yang selalu terancam bahaya dari
luar angkasa,. Bencana seperti ini sudah beberapa kali terjadi.
Para ilmuwan percaya bahwa hujan meteor adalah penyebab punahnya
dinosaurus. Meteor lain juga bisa menghunjam kapan saja. Hanya satu hal yang
penting: Kapan?
Ancaman yang bisa datang setiap saat itu telah menjadi sumber inspirasi
di balik pembuatan film-film Hollywood. Film Armageddon menunjukkan adanya
kerusakan parah yang bisa diakibatkan oleh meteor kecil. Deep Impact juga punya
tema yang sama. Gelombang tsunami yang bisa menggulung seluruh kota bisa
terjadi akibat jatuhnya meteor ke laut
Tulisan ini bukanlah sebuah angan-angan. Karena bumi kita memang selalu
menghadapi berbagai macam bahaya. Jika kita bayangkan bumi ini seperti sebuah
apel, berarti kita hidup di permukaan kulit apel. Lapisan tempat kita tinggal
itu sangat tipis dan lemah. Meskipun pukulan kecil yang mengenainya, ia mampu
melumatnya.
Dan bahaya tidak hanya berasal dari langit. Ia bisa muncul juga dari
bawah kaki kita. Di bawah lapisan bumi tempat kita tinggal terdapat magma
dengan suhu ribuan derajat. Suatu saat magma itu bisa keluar ke permukaan
sebagai akibat dari aktivitas vulkanik. Bumi kita betul-betul tergantung
padanya. Gunung yang indah meledak sebagai akibat tekanan vulkanik di bawahnya.
Tak ada cara untuk mencegah bencana ini. Topografi yang indah, kota yang megah
yang begitu dibanggakan bisa hancur dalam sesaat karenanya .
Gempa bumi terjadi kira-kira setiap dua menit. Namun sebagian besarnya
lemah, dan kita tidak bisa merasakannya. Jika Allah berkehendak, goncangan
hebat yang menggetarkan seluruh bagian bumi bisa saja terjadi, menghancurkan
semua yang hidup. Faktanya, bumi ini penuh dengan gempa bumi, di tempat
tertentu akibat perbedaan labisan tektonik.
Orang biasanya berpikir bahwa dengan kemajuan teknologi dan pengalaman
masa lalu, bencana-bencana itu bisa diatasi. Namun terkadang usaha untuk
menghindarinya tidak efektif. Contoh yang nyata adalah bencana gempa bumi di
Kobe, Jepang, tahun 1995 yang menelan banyak korban. Orang jepang telah
membangun bangunan dengan teknologi anti gempa, namun gempa membuatnya seperti
serpihan kertas. Orang jepang telah menghabiskan miliaran dolar untuk membuat
sistem yang bisa mengantisipasi adanya gempa, namun yang satu ini tidak bisa
dideteksi, gempa datang dari arah yang tak diduga-duga. Bangunan mereka yang
“tahan terhadap goncangan gempa terhebat” hancur bagaikan serpihan kertas.
Gempa bumi suatu saat bisa menimbulkan bencana lain yang tak terduga. Gempa
bumi dari dasar laut dapat menimbulkan belombang besar yang bernama gelombang
tsunami. Gelombang ini bisa menghancurkan seluruh wilayah pantai. Dan akibatnya
adalah kerusakan dan kehancuran yang tak bisa dibayangkan. Tingginya rata-rata
mencapai 30 meter. Dan itu bisa terjadi secara tiba-tiba.
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, sudah ratusan bahkan ribuan orang
meninggal karenanya. Beberapa bahkan dapat melenyapkan kota-kota di sepanjang
pesisir.
Badai dan angin topan juga sering kali terjadi. Kecepatan anginnya
kadangkala cukup untuk mengangkat rumah, gedung, pohon, tiang listrik, mobil,
orang dan melemparkannya di udara. Manusia sungguh tak berdaya menghadapi
akibat badai ganas ini. Kota yang modern bisa hancur setelah badai hebat ini. Perahu
dan rumah mewah yang dibanggakan berubah menjadi tumpukan sampah. Hujan lebat
membuat sungai meluap dan banjir, menghancurkan segala hal yang dilewatinya. Sepanjang
sejarah, jutaan manusia meninggal akibat bencana ini
Dan beberapa orang lainnya akan mengalaminya di kemudian hari. Dan
kebanyakan daripadanya tidak akan pernah berpikir bahwa hidup mereka bisa saja
berakhir dengan bermacam cara. Yang penting adalah bagaimana belajar dari
bencana, yang mengingatkan manusia akan kematian dan betapa sementaranya
kehidupan dunia ini
Manusia harus memikirkan bencana-bencana ini, sehingga berpikir bahwa
menggantungkan diri pada kehidupan dunia itu tidak baik, karena dunia bukanlah
tempat untuk hidup selamanya
PELAJARAN PERISTIWA TITANIC
Sejarah yang penuh dengan tragedi mengingatkan bahwa kehidupan dunia
hanyalah persinggahan dan kematian itu dekat. Salah satu tragedi itu terjadi
pada tahun 1912: Tragedi maritim terburuk sepanjang sejarah dunia. Titanic,
kapal terbesar dan termewah yang pernah dibuat, telah menjadi kebanggaan
pemerintahan kerajaan Inggris. Dengan tinggi 55 meter dan panjang 275 meter
menunjukkan kehebatan rancangannya. Beberapa orang mengatakan bahwa Titanic
tidak mungkin tenggelam.
Namun secara mengejutkan kapal itu rusak parah dan tenggelam di laut
Atlantik ketika menabrak gunung es raksasa dalam pelayaran perdananya. Sekitar
90 tahun setelahnya, kejadian itu dikisahkan dalam film produksi Hollywood. 1500
penumpang tenggelam di perairan beku. Karena dianggap tak bisa tenggelam, maka
hanya sedikit sekoci yang tersedia. Beberapa korban di antaranya adalah
orang-orang terkaya dan bangsawan dari Inggris.
Itu menunjukkan sekali lagi bahwa manusia tidak bisa menghindari takdir
yang telah Allah gariskan. Tragedi kapal Titanic adalah sebuah pelajaran dari
sejarah, menunjukkan sebuah bencana yang menimpa orang-orang yang sombong akan
kekuatannya dan pada mereka yang lupa bahwa hanya Allah pemilik kekuatan
absolut itu.
KEHANCURAN POMPEII
Contoh paling terkenal tentang kaum yang membanggakan diri dan kemudian
dihancurkan adalah hancurnya kota tua Pompeii. Menurut ahli-ahli sejarah, 2000
tahun yang lalu pegunungan Vesuvius adalah tanah yang sangat subur. Kota
Pompeii dibangun di antara pegunungan tersebut dan lautan, dan pada umumnya
menjadi cerita pilihan para sastrawan. Rakyat kota Pompei suka berhura-hura dan
bermaksiat. Hal yang sama terjadi di kota sebelahnya, Herculaneum.
Sampai suatu saat bencana terbesar berupa gunung meletus menghancurkan
dan mengakhiri kota-kota yang indah itu. Kehidupan amoral rakyatnya,
terabadikan dalam keadaan membatu akibat limpahan lava vulkanik yang bisa
dilihat secara detil sekarang. Kekayaan masyarakat yang hidup ratusan hingga
ribuan tahun yang lalu digunakan tanpa maksud yang jelas. Apa yang kurang dari
mereka, sehingga mereka mendapa peringatan keras.
Beginilah Allah mengingatkan kita dalam Al Quran surat 30 tentang
perlunya belajar dari orang-orang terdahulu:
Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi dan malihat akibat (yang
diderita) orang-sebelum mereka? Mereka lebih kuat dari mereka sendiri dan telah
mengolah bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang mereka makmurkan.
Rasul-rasul juga telah mendatangi mereka dengan bukti-bukti yang nyata. Allah
tidak akan berlaku zalim pada mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri
sendiri. (QS 30:9)
KEMATIAN
Sejauh apa yang telah dipaparkan, ada satu hal yang sangat penting yang
harus dipikirkan semua orang: Kematiannya sendiri. Kebanyakan orang tidak mau
memikirkan kematiannya. Mereka tidak berharap kematiannya datang ketika umurnya
di dunia belum lama. Akan tetapi kematian itu dekat.
Selama Anda membaca tulisan ini, sekitar 6000 orang di seluruh dunia
meninggal. Manusia tidak memperhatikan kematiannya sehari-hari. Kematian hanya
digunakan untuk memperindah cerita di film dan televise. Namun kematian
pastilah akan mendatangi setiap orang. Inilah takdir terhadap kehidupan dunia
Miliaran orang hidup cukup lama dan kemudian mati. Setiap kerangka yang
anda lihat adalah sosok seperti anda, dengan idealisme, keluarga dan harapan
akan masa depan. Kini semua hanya tinggal belulang yang dipamerkan di museum. Tak
satu orang pun yang hidup ribuan tahun lalu ditemukan masih hidup sekarang.
Ribuan tahun kedepan, semua orang yang sedang Anda lihat sekarang
patilah akan mati. Dan tak hanya mereka, tapi semua orang yang Anda kenal, suka
atau tidak suka, termasuk Anda sendiri, juga akan mati.. Karena setiap waktu
yang Anda habiskan sebenarnya mambawa Anda lebih dekat pada kematian.
Waktu yang dipahami sekarang sesungguhnya adalah penghitungan mundur
waktu kematian manusia. Bahkan, kematian sudah ditakdirkan berapa hari lagi,
berapa jam lagi, atau bahkan beberapa menit lagi setelah Anda membaca tulisan
ini.
Dan waktu yang tersisa semakin mendekati titik nol. Dan akhirnya, waktu
yang dijanjikan pun datang, dan penghitungan mundur pun berakhir . Jantung
Anda, yang telah berdetak bertahun-tahun, berhenti berdetak. Dan Anda akan
menghirup nafas terakhir. Dan kematian membawa Anda pergi, tubuh Anda mulai
terasa dingin. Suhu tubuh turun drastis, dan kematian mengiringinya.
Kita harus ingat bahwa dengan kematian, manusia memasuki kehidupan
sesungguhnya, kehidupan yang abadi. Setiap manusia akan dihidupkan kembali
setelah mati dan menghitung amalnya di hadapan Allah. Siapa saja yang beriman
pada-Nya dengan sepenuh hati selama hidupnya di dunia, yang mengabdi pada-Nya
dan bertobat atas dosanya akan mendapat balasan berupa kehidupan abadi di
syurga. Tapi mereka yang mengharapkan kehidupan dunia dibandingakan ridho Allah
dan hari akhir maka akan mendapat balasan berupa siksaan yang tak pernah
terbayangkan sebelumnya.
Maka dari itu, manusia harus berusaha agar terhindar dari tipu daya
kehidupan duniawi yang bersifat sementara. Tak ada satupun keindahan di dunia
kecuali semua akan berakhir. Tinggallah sebuah makna.
Tujuan hidup manusia sesungguhnya adalah menghamba pada Allah, yang
telah menciptakan dan memberikan berkah, dan mencari ridhoNya. Manusia harus
tahu bahwa segala yang ada di dunia bersifat sementara. Hanya Allah lah yang
kekal. Dalam sebuah ayat, Allah menjelaskan tentang kehidupan dunia sebagai
berikut:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa; tapi Dzat Tuhanmu akan tetap kekal,
yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. (QS 55: 26-27)
KESIMPULAN
Dalam tulisan ini telah jelas kebenaran tentang kehidupan dunia, dan
telah melihat bukti dengan jelas bahwa dunia hanyalah tempat singgah. Semua
yang ada di dunia pasti akan mati, termasuk manusia. Setiap manusia cepat atau
lambat mati dan menuju hari akhir, meninggalkan semua hal yang ia miliki di
dunia ini.
Terperangkap dalam nafsu duniawi, menyepelekan ajaran agama demi
kepentingan pribadi sesaat, ambisius terhadap kehidupan, keresahan dan
keragu-raguan merupakan awal petaka besar yang sangat menyedihkan
Setiap manusia haruslah mengabdikan diri pada Allah, iman padaNya dan
hidup dengan aturanNya. Dia harus toleran dan rendah hati, pemaaf, serta suka
menolong orang lain. Dia harus berbuat jujur, bekerja dengan keras dan cerdas,
serta mau berkorban . Manusia yang menunjukkan kebaikan seperti ini akan
terhindar dari hawa nafsu pribadinya. Hanya dengan cara itu dia bisa tertolong.
Seperti firman Allah dalam Al-Quran:
… dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (QS, 59 : 9)
Bila Allah Tak Lagi Ditakuti
Bayangkan ada dua orang. Salah satunya tahu betul bahwa ia akan bertemu
dengan Allah dan menyadari bahwa setiap tindakannya ada pertanggungjawaban. Satu
lagi, sebaliknya, beranggapan ia tidak harus berhubungan dengan orang lain. Tentu
saja, terdapat perbedaan menyolok bagaimana kedua orang ini mngkondisikan
dirinya. Seseorang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah hampir pasti
menyukai perbuatan dosa dan mengabaikan tindakan tak bermoral bila ia merasa
senang melakukannya. Seseorang, yang tega membunuh manusia, misalnya, tanpa
alasan jelas atau bukan untuk kepentingan kemanusiaan, melakukan hal itu karena
ia tidak takut kepada Allah. Jika ia memegang teguh keimanan kepada Allah dan
hari akhir, ia tidak akan tega melakukan apa pun yang tak bisa
dipertanggungjawabkannya di hari akhir kelak.
Dalam Al Qur’an, sejarah putra-putra Nabi Adam AS, diberikan sebagai contoh
untuk menggugah perhatian kita tentang perbedaan menyolok antara orang yang
takut dan tidak kepada Allah.
Ceritakanlah kepada mereka
kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka
berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata
(Qabil) : ‘Aku pasti membunuhmu !’. Berkata Habil, ‘Sesungguhnya
Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.’ ‘Sungguh kalau
kamu menggerakkan tangan kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan
menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada
Allah, Tuhan seru sekalian alam.’ (Al Maidah : 27 – 28).
Orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tega membunuh saudara
kandungnya sendiri tanpa perasaan, meskipun saudaranya tersebut tidak bersalah,
sementara si korban, meskipun diancam dengan kematian, ia mengatakan bahwa ia
tidak akan membunuh saudaranya tersebut. Inilah konsekuensi rasa takut kepada
Allah. Demikianlah, seseorang yang dahulunya memiliki mrasa takut kepada Allah,
kemudian melakukan pembunuhan, penganiayaan, dan ketidakadilan, pendek kata
hal-hal yang tidak diridloi oleh Allah, akan hancur.
Ketamakan duniawi juga mengakibatkan kebengisan dan tindakan tak bermoral
pada manusia. Kebanyakan orang khawatir jatuh miskin, atau tidak memiliki
jaminan masa depan. Hal-hal tersebut menjelaskan mengapa suap, korupsi,
pencurian, persaksian palsu, dan pelacuran menjadi semacam jalan hidup bagi
beberapa orang. Bagi orang yang memiliki keimanan kepada Allah, ridho Allah di
atas segala-galanya. Dalam hatinya, ia hanya melabuhkan rasa takutnya kepada
Allah; bukan pada kematian, kelaparan, atau hal-hal lain yang memalingkannya
dari kebenaran.
Sehingga, bagaimanapun keadaannya, orang yang memiliki rasa takut kepada
Allah, tidak akan menyimpang dari Al Qur’an. Bahkan, ia berpegang teguh
padanya. Ia selalu bertindak hati-hati. Memiliki keyakinan bahwa Allah melihat
dan mendengar segala sesuatu, ia tidak berupaya melanggar keyakinannya meskipun
sedang sendirian.
Kedangkalan pemahaman terhadap agama menyebabkan hilangnya suara hati
nurani. Untuk menjelaskan hal ini, bayangkan seseorang yang tanpa ragu-ragu
melarikan diri setelah menabrak seseorang di jalanan dengan mobilnya. Ini
adalah petunjuk nyata betapa jauhnya dia dari nilai-nilai agama. Orang ini,
yang tanpa perasaan meninggalkan seorang diri manusia yang sedang sekarat di
tengah jalan, berpikir bahwa jika ia memiliki kesempatan, ia akan mengindar
dari orang-orang dengan melarikan diri. Tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa
Allah ada di mana-mana, melihat dan mendengar apa yang dilakukannya setiap
detik. Tak ada orang yang dapat lolos pengawasan dan perhitungan Allah dan hari
perhitungan. Allah akan membalas semua ketidakadilan, kejahatan, dan tindakan
tidak berperikemanusiaan pada hari perhitungan kelak:
... Barang siapa yang
berkhianat (dalam urusan rampasan perang) itu, maka pada hari kiamat ia akan
datang dengan membawa apa yang dikhianatkannya itu ; kemudian tiap-tiap
diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan pembalasan
setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. Apakah orang yang mengikuti keridhoan
Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah
dan tempatnya adalah Jahannam ? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Ali
Imran : 161 – 162)
Bila orang diperingatkan dengan ayat-ayat Allah, dann dituntun dalam
kebenaran ini, maka tindak kejahatan akan dapat dicegah.
Salah satu tindak kajahatan orang-orang yang jauh dari agama adalah
sekelompok orang yang memberikan layanan kedehatan seakan-akan mereka adalah doikter
padahal meraka tak memiliki sedikitpun ilmu tentang itu. Meskipun sama sekali
tidak tahu menahu tentang bidang pengobatan, orang-orang ini menipu para pasien
dan dengan tega memperlakukan mereka tanpa tindakan serius. Dan tindakan
seperti ini kerapkali berakhir dengan kematian si pasien. Tanpa mempedulikan
akibatnya, mereka hanya memikirkan peolehan keuntungan dan uang. Dalam salah
satu ayat-Nya, Allah memberi perintah kepada kaum mukmin untuk “menyampaikan amanat kerpada yang berhak
menerimanya” (An Nisa: 58). Kesehatan seseorang, adalah juga, sesuatu yang
sangat berharga. Oleh karenanya, berkaitan dengan ayat di atas, kita harus
menghindari sejauh mungkin melakukan pekerjaan yang bukan keahliannya, yang
apabila dilakukan akan membahayakan manusia lain.
Sepanjang perjalanan hidup, barangkali orang akan menemukan tindak
kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki rasa takut kepada
Allah. Keengganannya untuk melihat dan menyadari pembalasan dari Allah,
menyebabkan orang tersebut kerap memfitnah orang lain yang tak berdosa. Sementara
itu, ia hanya memikirkan bagaimana orang-orang tersebut mengikuti kata-katanya.
Orang seperti ini benar-benar melalaikan diri bahwa Allah mengawasi segala
sesuatu, tanpa kecuali, dan segala sesuatu ada balasnnya di hari akhir kelak. Bagi
yang memiliki pemahaman seperti ini ujian, penderitaan, atau dijebloskannya ia
ke dalam penjara tidak meruntuhkan keyakinannya. Allah, dalam Al Qur’an,
menyatakan hukuman bagi para pemfitnah, yakni ssebagai berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang
membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira
bahwa berita bohong buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa
di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyebaran berita
bohong itu baginya adzab yang besar. (An Nur: 11)
Seseorang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tidak menghormati dan
menghargai orang lain. Hilangnya rasa takut ini menerangkan mengapa pemilik
restoran tidak menjalankan bisnisnya secara sehat, atau mengapa kebanyakan
orang tidak menghargai yang lebih tua. Demikian pula, ketiadaan rasa takut
kepada Allah mengakibatkan banyak pasien terlantar di ruang-ruang gawat darurat
tanpa perawatan memadai, orang malang dan teraniaya, dan jutaan orang terbunuh
hanya untuk perebutan lahan, dan sebagainya, dan sebagainya.
Dalam masyarakat yang memiliki ketaatan kepada Allah, tak seorang pun
melakukan tindak tak bermoral ini, menyadari bahwa kesalahan yang dilakukan
seseorang dalam hidupnya akan menjumpainya di hari akhir kelak. Dengan
orang-orang yang memiliki suara hati nurani, masyarakat ini bebas menikmati
kedamaian dan kebenaran. Usaha keras bersama dalam memerangi dosa, pelacuran,
dan berbagai tindakan amoral lainnya yang ditunjukkan dengan rasa hormat, kebaikan, dan kedamaian menjamin
keutuhan tali kekeluargaan, yang diyakini merupakan hal mendasar bagi
terbentuknya masyarakat yang kuat. Masyarakat menikmati suatu asas kehidupan
sesungguhnya karena mereka bertanggung jawab atas satu dengan lainnya.
Sepanjang sejarah, manusia telah berhasil mengatasi berbagai masalah hidup
yang terkadang nampak berat. Namun kematian tetap merupakan sesuatu yang tidak
dapat dielakkan. Setiap yang hidup di muka bumi ini dengan tujuan apa pun,
pasti akan mati. Manusia hanya diberi usia tertentu dan kemudian akan mati. Ada
yang mati ketika masih muda, bahkan saat masih bayi. Ada yang melalui beberapa
fase dalam hidupnya dan menemui kematian setelah usianya bertahun-tahun. Bahkan
seorang manusia yang memiliki segalanya baik itu tanah, kekayaan, kedudukan,
popularitas, kemuliaan, kepercayaan maupun ketampanan tak akan dapat
menghindari kematian. Tanpa kecuali, semua manusia tak berdaya ketika
menghadapi datangnya kematian sebagai suatu kepastian.
Ada fakta-fakta tentang alam baka dan hari perhitungan, yang juga didukung
oleh kesaksian orang-orang yang hidup setelah mengalami kematian. Kembalinya
seseorang setelah dinyatakan mati secara medis (mati suri) telah membawa orang
yang mengalaminya melihat betapa tak berartinya tubuh manusia, melalui
fakta-fakta tertentu yang disaksikannya. Kematian yang dinyatakan secara medis
dan pemakaman akan menanti tiap-tiap kita, oleh karenanya seharusnyalah kita
merenungkannya.
Saat kematian terjadi, jiwa terpisah dengan raga meninggalkan tubuh yang
tanpa daya. Seperti halnya makhluk hidup yang mengganti kulit mereka, ia
meninggalkan kulit luarnya dan berproses menuju kehidupan sebenarnya.
Namun, cerita tentang tubuh manusia yang tetap tertinggal di dunia kadang
lebih penting, terutama apa saja yang terjadi dengan tubuh tersebut, daripada
mempertanyakan apa itu pantas terjadi pada tubuh manusia….
Apakah Anda pernah berpikir secara detail tentang apa yang terjadi pada
tubuh seseorang ketika ia mati?
Suatu saat kita akan mati. Mungkin dengan cara yang tidak pernah kita duga
sebelumnya. Mungkin saat di toko untuk membeli makanan, sebuah mobil menabrak
kita. Atau, penyakit yang sangat fatal mengakibatkan kematian kita. Atau
sederhananya jantung kita akan berhenti berdetak tanpa alasan apapun.
Detik-Detik Kematian
Mulai detik itu, kita tak memiliki hubungan apa pun dengan tubuh ini. Kita
akan menjadi “ sendiri”, sementara tubuh kita kemudian hanya akan menjadi
seonggok daging biasa. Setelah kematian, orang lain akan membawa tubuh kita.
Kemudian orang-orang akan menangis dan berkabung. Lalu tubuh tersebut akan
dibawa ke rumah mayat sekalipun di malam hari. Hari berikutnya kuburan segera
digali. Tubuh kita yang tak bernyawa kini sangat kaku, akan dimandikan dengan
air yang dingin. Sementara itu, tanda-tanda kematian segera nampak di mana
beberapa bagian tubuh mulai memucat.
Kemudian, mayat ini akan dibungkus dengan kain kafan dan diletakkan di peti
mayat. Mobil jenazah telah siap membawa peti tersebut, berjalan menuju ke
pemakaman, hidup seperti di jalanan. Ketika melihat mobil jenazah yang lewat,
beberapa orang akan nampak berkhidmad, tetapi kebanyakan berlalu begitu saja
dengan kesibukan mereka masing-masing. Setiba di pemakaman, peti jenazah akan
diusung oleh orang-orang yang mencintai kita atau tampak mencintai kita.
Kemungkinan besar, orang-orang yang mengitarinya akan menangis dan meratap
lagi. Kemudian orang-orang berdatangan dengan satu tujuan yakni, pemakaman. Di
atas batu nisan. nama kita akan dipahatkan. Kemudian mayat kita akan diangkat
dari peti mayat dan diletakkan ke dalam lubang yang telah digali. Pendo’a akan
berdo’a untuk kita. Akhirnya, orang-orang dengan sekop akan mulai menutup mayat
kita dengan tanah yang juga akan mengenai kain kafan. Tanah menyentuh mulut
kita, leher, mata dan hidung. Dan akhirnya menimbun seluruh kain kafan.
Akhirnya pemakaman selesai, dan orang-orang meninggalkan pemakaman. Semuanya
kembali sunyi. Beberapa orang akan datang untuk berziarah dalam sela-sela waktu
mereka untuk kita yang telah dimakamkan. Tak ada lagi hidup yang penuh arti.
Rumah yang indah, orang yang cantik, alam yang mempesona sudah tidak ada
artinya lagi. Tubuh kita sudah tidak akan bertemu dengan seorang teman pun.
Mulai itulah, satu kepastian yang menimpa mayat adalah tanah, ulat belatung dan
bakteri akan menggerogotinya.
Saat dipendam tubuh kita mengalami proses pembusukan yang sangat cepat yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal tubuh tersebut.
Setelah mayat kita diletakkan di kuburan, dengan cepat bakteri dan serangga
yang berkembang biak di dalam mayat karena tidak adanya oksigen, akan memulai
kerjanya. Gas-gas yang dikeluarkan organisme tersebut akan masuk ke dalam mayat,
mulai dari perut, merubah bentuk dan penampilannya. Gumpalan darah keluar dari
mulut dan hidung karena desakan gas dari rongga perut. Seperti proses
penggerogotan, rambut, kuku, lidah dan telapak tangan akan lepas semua.
Bersamaan dengan itu pula terjadi perubahan dalam tubuh seperti paru-paru,
jantung dan hati yang akan mengalami pembusukan. Dalam waktu yang berbarengan,
pemandangan yang sangat mengerikan terjadi di perut, di mana kulit tidak dapat
menahan lagi tekanan gas yang semakin mendesak dan akhirnya jebol, menebarkan
bau yang sangat busuk. Mulai dari tengkorak, otot-ototnya lepas dari bagiannya
masing-masing. Kulit dan jaringan lunak juga akan tercerai berai semua. Otak
akan membusuk hingga nampak seperti tanah liat. Proses akan terus berlanjut sampai
seluruhnya tinggal tulang belulang.
Tubuh itu kita bayangkan sebagai diri kita, akan hilang secara mengerikan
dan bentuknya tak dapat dikenali lagi. Maka ketika kita meninggalkan kewajiban
ibadah kita, cacing, serangga dan bakteri di dalam tanah akan menghancurkan
mayat kita begitu saja.
Jika kita mati karena kecelakaan dan tidak dikuburkan, apa yang terjadi
akan lebih tragis lagi. Mayat kita akan dimakan ulat belatung, seperti potongan
daging yang diletakkan pada temperatur ruangan dalam waktu yang lama. Sampai
akhirnya ulat belatung memakan habis potongan daging yang terakhir, mayat kita
hanya tinggal tulang belaka.
Demikianlah, manusia yang diciptakan dalam bentuk paling sempurna, akhirnya
menjadi bentuk yang paling mengerikan, dan memang begitulah kenyataannya.
Mengapa Hal Itu Terjadi?
Inilah ketentuan Sang Maha Pencipta bahwa tubuh manusia ditiadakan
keberadaaanya dengan cara yang drastis. Itulah mengapa ada sesuatu yang sangat
penting yakni adanya perintah suci di dalam diri kita. Akhir kehidupan yang
mengerikan akan menunggu setiap manusia selaiknya membuat ia berpikir bahwa ia
tidak hanya tubuh semata-mata, tapi ada nyawa yang menghidupkan tubuh itu.
Dengan kata lain, manusia harus memahami bahwa ia mempunyai eksistensi di balik
badannya. Berakhirnya kehidupan yang begitu menyolok memberikan berbagai
pelajaran, yang membuat manusia sepantasnya memahami bahwa ia tidak hanya
terdiri dari “daging dan tulang” semata.
Manusia seharusnya dengan melihat
dirinya dapat mengambil hikmah yang penting, bahwa ia di dunia ini hanya
sementara, dan harus memikirkan akhirnya, yakni kematian. Kematian, akan
menjadikannya busuk di dalam tanah, dan menjadi makanan ulat belatung dan
akhirnya tinggal tulang belulang.
Ajaran Islam Menyelesaikan Permasalahan
Seseorang yang
menyandarkan dirinya pada prinsip-prinsip dalam Al Qur’an selalu sanggup
menyelesaikan permasalahan hidupnya dan senantiasa bertindak bijaksana. Demikianlah, orang yang
hidup dengan prinsip tersebut tak pernah merasakan frustasi, bagaimana pun
rumit keadaan yang dihadapi. Karena itulah, dalam masyarakat yang menjunjung
tinggi ajaran agama, tak seorang pun dari mereka yang tak dapat menyelesaikan
masalahnya.
Ketika nilai agama tidak ditegakkan, manusia tidak menunjukkan
kemanusiaannya. Permasalahan sederhana sekalipun, tidak akan terselesaikan
secara bijaksana dalam masyarakat tak beragama. Masyarakat demikian mengahadapi
kesukaran terus-menerus sepanjang hidupnya. Jangankan mencari penyelesaian,
justru mereka mencari masalah dalam kesehariannya, seolah-olah itu adalah
malapetaka yang tak mungkin terselesaikan. Karena tak sanggup menyelesaikan
masalah yang bertubi-tubi dalam setiap segi kehidupannya, mereka kemudian
berputus asa dan menggugat. Sementara itu, karena gagal mempertahankan alasan,
mereka tak mendapatkan satu pun pemecahan. Bahkan jika mereka mendapatkannya,
hal itu terbukti tidak rasional, karena yang mereka dapatkan berasal dari
pemikiran dangkal.
Alasan utama mengapa konflik senantiasa tak terselesaiakan dalam masyarakat
yang jauh dari agama adalah anggota masyarakat sendiri tidak mampu
menyelesaikan persoalan pribadinya. Seseorang yang tidak menyandarkan dirinya
pada prinsip-prinsip Islam akan mengatasi persoalannya dengan cara-cara mereka
sendiri. Dalam hal ini, dia berusaha memuaskan diri sendiri tanpa
mempertimbangkan kepentingan orang banyak. Dalam setiap tindakannya, dia tak
mau menghadapi resiko, dan tak mau menghabiskan tenaga dan biaya, atau
mengambil tanggung jawab yang bermanfaat bagi kepentingan orang lain.
Bahkan hal sepele yang gampang diatasi menjadi teka-teki baginya. Setiap
orang ingin mempengaruhi orang lain, bertindak menjilat atasannya, ingin
kedudukannya diakui, atau paling tidak ingin menjadi orang yang selalu memberi
“kata akhir” atau keputusan. Kepribadian yang demikian menyebabkan orang lain
tak bisa memberikan sumbang sih pemikiran. Alasan dibalik kedunguan orang yang
tak mau hidup dengan prinsip-prinsip agama yang ingin membawa kesimpulan yang
memuaskan dinyatakan dalam ayat berikut ini:
… Permusuhan antara sesame mereka
adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka terpecah
belah. Yang demikiann itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada
mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14).
Contoh paling sering terlihat dalam program diskusi terbuka yang
ditayangkan di televisi. Peserta mendiskusikan suatu hal selama berjam-jam. Karena
setiap orang cenderung mengeluarkan bantahan, didapatlah ketidaksepakatan yang
bersifat umum. Para peserta barangkali membenarkan pemikiran lawan bicaranya,
akan tetapi kesombongan mencegah mereka mengakuinya, dan yang paling penting
bagi mereka semata-mata menunjukkan perlawanan. Hal ini dikarenakan, yang
sesungguhnya ingin dicapai bukanlah kebenaran, akan tetapi menjadi orang yang
memberikan keputusan akhir. Yang mengherankan, selama diskusi, berbagai
masalah, konflik dan perbedaan cenderung meningkat. Sesungguhnya, dari awal
mereka memang tak berniat untuk menemukan solusi. Mereka membangun dan bernaung
dalam kesombongan philosophi, berpedoman bahwa materi sesungguhnya adalah
berdiskusi, berekspresi, dan mengubah cara pandang orang. Mereka berpikir bahwa
wajar saja ketika tidak mendapati solusi setelah bediskusi berjam-jam.
Orang-orang beriman, menyadari
bahwa Allah memperhitungkan segala sesuatu, mengharuskan orang bertindak
bijaksana dan hati-hati dalam setiap keadaan. Mereka membuat keputusan paling
tepat dan menemukan solusi terbaik. Mereka dapat memutuskan segala permasalahan
dengan cepat tanpa terhalang apapun, karena mereka dituntun oleh moral terbaik,
tanggung jawab, dan kemampuan berpikir yang diilhami oleh ajaran Alqur’an. “Urusan
mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka” (QS. Asy-Syuura: 38).
Setiap saat mereka mengambil pilihan yang paling diridloi Allah. Tak
satupun hal yang bertentangan dengan keadilan dan kebenaran, meski barangkali
itu berlawanan dengan kepentingan atau kepuasan pribadi mereka.
Dengan hanya mengabdi pada Allah dan mengharap imbalan hanya dari-Nya,
orang mukmin tak pernah mencari pengakuan dari orang lain, mencari gelar di mata
manusia ataupun disanjung oleh mereka. Oleh karenanya, dalam setiap keputusan
yang mereka ambil, mereka senantiasa menerima dukungan, bimbingan, ilham, dan
hikmah dari Allah.
Orang beriman memiliki ketakutan
dan ketundukan yang sangat pada aturan Allah, sehingga ia diberi “furqaan”
untuk membedakan yang hak dan yang bathil (QS. Al-Anfal: 29) sehingga ia tiba
pada keputusan yang tepat. Mereka pun akan mendapatkan “jalan keluar” (QS. Ath-Thalaq:
2) dan “kemudahan dalam segala urusan” (QS. Ath-Thalaq: 4).
Big Bang, Ledakan yang Menghancurkan
Paham Materialisme (1)
Gagasan
Kuno Abad 19: Alam Semesta Kekal
Gagasan yang umum di abad 19
adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang
telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar
berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta
dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem
pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan
menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno,
dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi
terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme
meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis
mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof
materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu
yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti
diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa
alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam
semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah
pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20
akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Astronomi
Mengatakan: Alam Semesta Diciptakan
Pada tahun 1929, di observatorium
Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah
satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati
bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan
cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini
"bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui,
spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung
ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna
merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi
kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting
lain. Bintang
dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama
lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana
segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia
terus-menerus "mengembang".
Agar lebih mudah dipahami, alam
semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang.
Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama
lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi
satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara
teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai
ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika
teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia
mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam
semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari
tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya alam
semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat
bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik
tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua
materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'.
Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan
raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan
teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol'
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu
pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas
pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam
semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah
diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern
pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi"
(QS. Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa
semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big
Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang, Fakta Menjijikkan Bagi Kaum Materialis
Big Bang merupakan petunjuk nyata
bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia
diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham
materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta
tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington,
salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: "Secara
filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat
ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom
terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa
terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu
teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di
abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga
dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori
ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah
lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan
pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov
muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah
pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya
ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno
Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini,
yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber
tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah,
diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang
adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini
menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam
semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:
"Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang." (QS.
Al-Mulk, 67:3)
Big Bang, Ledakan yang Menghancurkan
Paham Materialisme (2)
Segala bukti meyakinkan
sebagaimana dipaparkan dalam bagian 1 artikel ini telah menyebabkan teori Big
Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang
dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa
cacat dari ketiadaan.
Dennis Sciama, yang selama
bertahun-tahun bersama Fred Hoyle mempertahankan teori steady-state, yang
berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang
telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama
menyatakan bahwa ia mempertahankan teori steady-state bukan karena ia
menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar.
Sciama selanjutnya mengatakan bahwa ketika bukti mulai bertambah, ia harus
mengakui bahwa permainan telah usai dan teori steady-state harus ditolak. Prof.
George Abel dari universitas California juga menerima kemenangan akhir Big Bang
dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam semesta bermula
milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui bahwa ia tak
memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang.
Dengan kemenangan Big Bang, mitos
'materi kekal' yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke
dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan
kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi 'ada' dengan
ledakan raksasa ini saat alam tersebut 'tidak ada'? Meminjam istilah Arthur
Eddington, pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang 'secara filosofis menjijikkan'
bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta. Filosof ateis terkenal
Antony Flew berkata tentang hal ini: "Sayangnya, pengakuan adalah baik
bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Ateis
Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab,
tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta
memiliki permulaan. "
Banyak ilmuwan yang tidak secara
buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang
Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang
telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya. Ahli
astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: "Jika permulaan waktu terjadi
bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang,
maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada
dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi
waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam
semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta."
Begitulah, materi dan waktu
diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini
adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi.
Sebenarnya, Big Bang telah
menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan
Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana,
sistematis dan teratur. Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang
berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap
penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan
energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai
galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun
terbentuk yang kemudian disebut 'hukum fisika', yang seragam di seluruh penjuru
alam semesta, dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big
Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu,
hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan
satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran
seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu
tatanan sempurna muncul setelah Big Bang
Namun, ledakan tidak mungkin
memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan yang diketahui cenderung berbahaya,
menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Jika kita diberitahu tentang
kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat
menyimpulkan bahwa ada campur tangan 'cerdas' di balik ledakan ini, dan segala
serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat
terkendali. Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah
bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: "Teori
Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi,
sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping,
sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan -
yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi."
Tidak ada keraguan, jika suatu tatanan
sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa terdapat campur
tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.
Hal lain dari tatanan luar biasa
yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan 'alam
semesta yang dapat dihuni'. Persyaratan bagi pembentukan suatu planet layak
huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk beranggapan
bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan. Setelah melakukan perhitungan tentang
kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor fisika teori
terkemuka, berkata bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak
terbayangkan. Davis berkata: "Perhitungan jeli menempatkan kecepatan
pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta
akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat
dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam
semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, big bang bukanlah sekedar ledakan
zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat. "
Fisikawan terkenal, Prof. Stephen
Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta
dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat
kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta,
Hawking berkata: "Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah
Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta,
alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang
sekarang."
Paul Davis juga menjelaskan
akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa
akuratnya ini: "Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam
semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka
sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak
angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai
konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi
keberadaan desain alam semesta."
Berkenaan dengan kenyataan yang
sama ini, profesor astronomi Amerika, George Greenstein menulis dalam bukunya
The Symbiotic Universe: "Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada,
pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural pasti
terlibat."
Singkatnya, saat meneliti sistem
mengagumkan di alam semesta, akan kita pahami bahwa keberadaan dan cara
kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat sensitif dan tatanan yang
terlalu kompleks untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan. Sebagaimana
dimaklumi, tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk
dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan besar. Pembentukan
tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah satu bukti nyata
adanya penciptaan supernatural.
Rancangan dan tatanan tanpa tara
di alam semesta ini tentulah membuktikan keberadaan Pencipta, beserta Ilmu,
Keagungan dan Hikmah-Nya yang tak terbatas, Yang telah menciptakan materi dari
ketiadaan dan Yang berkuasa mengaturnya tanpa henti. Sang Pencipta ini adalah Allah, Tuhan seluruh sekalian
alam.
Hakikat Teori Evolusi Darwin:
Perang Terhadap Agama
Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang
dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga
yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga
ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi
seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat
ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling
berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh
karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya
Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa
"Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi,"
hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut. Tulisan ini ditujukan
kepada mereka yang mengaku beriman akan tetapi salah dalam memahami teori
evolusi. Di sini diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan logis yang penting
yang menunjukkan mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan Islam dan fakta
adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup
muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa
kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap
adanya penciptaan alam oleh Allah.
Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak
bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah
sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses
evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka
mengatakan: "Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua
makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain;
apa salahnya menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang
sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung
evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak
pada pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah
atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan
yang pokok adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan
sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk
hidup tersebut diciptakan secara sengaja?"
Teori evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa
kimia inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan
waktu secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi
secara acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk
kehidupan, seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk
kehidupan. Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak
hidup dan unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta. Orang
biasa yang sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa
inilah yang menjadi dasar klaim kaum evolusionis. Tidak mengherankan jika
Pierre Paul Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori
yang tidak masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan"
bagi para evolusionis:
"…'[Konsep] kebetulan' seolah telah menjadi sumber
keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok ateisme. Konsep yang tidak
diberi nama ini secara diam-diam telah disembah."
(Pierre Paul
Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press, 1977, p.107)
Akan tetapi
pernyataan bahwa kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan
dari senyawa yang terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan
peristiwa kebetulan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat
diterima oleh mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya
Pencipta seluruh makhluk hidup. Kaum
mukmin sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat
dari kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan
bahayanya.
Pernyataan tentang "adanya kebetulan" yang
dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu pengetahuan.
Fakta lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa
berbagai penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan
klaim-klaim kaum evolusionis yang mengatakan bahwa "kehidupan muncul
sebagai akibat dari serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah."
Ini dikarenakan dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan
(design) yang disengaja dengan bentuk yang sangat rumit dan telah
sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup memiliki rancangan yang
sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep "kebetulan."
Perancangan dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti
merupakan tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta
ilmu dan kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga.
Usaha para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan
menggunakan konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20.
Bahkan kini, di abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca
buku Blunders of Evolutionists, karya Harun Yahya, terbitan Vural Publishing).
Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah
kendatipun telah melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap
atheisme.
Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses
evolusi
Oleh karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang
disengaja pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih
tersisa adalah "melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup
diciptakan." Di sinilah letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan
sejumlah kaum mukmin. Logika keliru yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup
mungkin saja diciptakan melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk
lain" sebenarnya masih berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya
penciptaan makhluk hidup berlangsung.
Sungguh, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup
melalui proses evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana
pernyataan di atas. Dan oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa
makhluk hidup berevolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa
mengatakan bahwa, "Allah menciptakan kehidupan melalui proses
evolusi." Misalnya, jika terdapat bukti bahwa reptil berevolusi menjadi
burung, maka dapat kita katakan,"Allah merubah reptil menjadi burung
dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!". Sehingga pada akhirnya kedua
makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang dipenuhi oleh
contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep
kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain - jika
hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti lain yang
menunjukkan penciptaan.
Akan tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah
(terutama catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang
sebaliknya: tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses
evolusi pernah terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies
makhluk hidup yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling
berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk
sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda
satu sama lain muncul secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah
sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk
mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi
menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing
secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas. Bahkan para evolusionis yang
paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan
mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang
ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku
sebagaimana berikut:
"Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi
adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan
dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah
menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan
Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba,
dan keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang
mendukung penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan
(Mark Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's,
19 January 1981, p. 56)
Khususnya selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang
ilmu pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi perbandingan,
dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah benar.
Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam bentuknya
yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk
mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan. Allah telah
menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan terpisah, dan
pada saat yang sama, dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!" Dan ini
adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.
Kesimpulan
Sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa
waspada dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan
Allah dan din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah
menjadi dalil serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah
menyebabkan tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan
imperialisme; serta melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak
berperikemanusiaan oleh mereka yang mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh
karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan tujuan yang sesungguhnya dari teori
ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang yang mengaku muslim, ia memiliki
tanggung jawab utama dalam membuktikan kebohongan setiap ideologi anti agama
yang menolak keberadaan Allah dengan perjuangan pemikiran dalam rangka
menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan masyarakat dari bahayanya.
Dari : Harun Yahya