PERTANYAAN TENTANG
> DIRI, JIWA dan BADAN
Coba kita mulai belajar melacak
dengan memunculkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kata DIRI, JIWA
dan BADAN, agar kita dapat memahami apa DIRI itu sebenarnya. Beberapa contoh
pertanyaan saya susun seperti hal dibawah ini:
1.
Apa bedanya antara MEMBERSIHKAN
BADAN, MEMBERSIHKAN JIWA dan MEMBERSIHKAN DIRI?
2.
Apa bedanya KEKUATAN BADAN, KEKUATAN
JIWA dan KEKUATAN DIRI?
3.
Kenapa ada istilah KESADARAN JIWA
dan KESADARAN DIRI sedangkan istilah KESADARAN BADAN tidak ada?
4.
Kenapa ada istilah SEORANG DIRI
tetapi tidak ada istilah SEORANG BADAN dan SEORANG JIWA?
5.
Kenapa ada istilah DIRI PRIBADI
sedangkan istilah BADAN PRIBADI tidak ada, demikian pula istilah JIWA PRIBADI
menjadi rancu?
6.
Kenapa ada istilah KETETAPAN DIRI dan
KETETAPAN JIWA tetapi tidak ada istilah KETETAPAN BADAN?
7.
Kenapa ada istilah BERAT BADAN
tetapi tidak ada istilah BERAT JIWA dan BERAT DIRI?
8.
Kenapa ada istilah BELA DIRI
sedangkan istilah BELA JIWA dan BELA BADAN tidak ada?
9.
Kenapa ada istilah TAHU DIRI tetapi
tidak ada istilah TAHU BADAN dan TAHU JIWA?
10.
Kenapa ada istilah JATI DIRI
sedangkan istilah JATI BADAN dan JATI JIWA tidak ada?
11.
Apa bedanya antara kata BER~BADAN,
BER~JIWA dan BER~DIRI?
12.
Kenapa ada istilah BER~DIRI DENGAN
SEN~DIRI~NYA tetapi tidak ada istilah BER~BADAN DENGAN SE~BADAN~NYA dan BER~JIWA
DENGAN SE~JIWA~NYA?
13.
Kenapa ada istilah ANGGOTA BADAN
tetapi tidak ada istilah ANGGOTA JIWA dan ANGGOTA DIRI?
Beribu pertanyaan seperti diatas
bisa anda munculkan kemudian anda renungkan. Saya jamin anda akan menjadi faham
dan cerdas dengan sendirinya, apalagi jika anda hubungkan dengan kata yang
lainnya seperti;
SUKMA, RAGA, HATI, PERASAAN, dsb.
Kembali kepada pemahaman Akhli Filsafat, Ahli Budaya, Akhli Spiritual, Akhli Agama, Para Ulama, Para Kyai dan masyarakat umum
BAHWA DIRI ADALAH UNSUR DALAM DARI TUBUH
MANUSIA. Mulculnya pemahaman para akhli seperti ini dapat saya maklumi karena
mereka semua adalah kaum akademis yang menggunakan standar kebenaran akademis.Kembali kepada pemahaman Akhli Filsafat, Ahli Budaya, Akhli Spiritual, Akhli Agama, Para Ulama, Para Kyai dan masyarakat umum