j
HAKIKAT HARTA DALAM ISLAM
Hakikat HARTA dalam ISLAM Dengan
senantiasa bermohon Ridha dan Tolong dari Allah SWT, penulis menyampaikan
pemahaman tentang hakikat HARTA dalam ISLAM sesuai ilmu yang penulis fahami.
Hal ini penulis sampaikan semata-mata untuk sarana ibadah kepada Allah, jadi
tidak ada maksud yang selain-nya. Tulisan ini juga tidak untuk mencari pembenaran
tetapi berharap untuk mendapatkan kebenaran agar sampai kepada tujuan kebenaran
dengan kebenaran yang dijalankan,
Di dalam kalam yang tertulis/ tersurat, banyak
pernyataan yang menyatakan perihal tentang harta. Di sini penulis tidak akan
menyampaikan banyak pernyataan tentang harta itu tapi hanya akan memberikan
beberapa contoh saja. Dengan harapan kita bisa memahami dan mengerti sehingga
kita dapat berbakti dan mengabdi kepada Allah dengan benar.
Contoh pernyataan itu adalah
“Sesungguhnya kita tidaklah sampai kepada kebaktian/
pengabdian yang sempurna sebelum menafkahkan sebagian harta yang kita cintai di
jalan Allah”.
Dan juga ada pernyataan lagi bahwa,
“Berjihadlah kamu dengan amwal (harta) dan anfus(jiwa), dan itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui”. Dengan memahami kedua pernyataan di atas, marilah
kita mencoba mengurai daripada hakikat Harta dalam Islam yang sesungguhnya.
(untuk direnungkan, dipahami agar mengerti bukan untuk diperdebatkan).
Bila kita mau merenung dan
mencermati kedua pernyataan di atas, Amwal (harta) dan Anfus (jiwa/ atau
dirinya) merupakan dua hal pokok yang harus digerakkan (dinafkahkan) untuk
selalu berbakti/ mengabdi kepada Allah SWT.
Kebanyakan dari manusia mengartikan harta
selalu dalam wujud benda (emas, perak, uang, dsb). Padahal dengan harta ini
orang baru bisa mencapai pengabdian sempurna kepada Allah SWT.
Yang menjadi pertanyaan
“Bagaimana
dengan orang yang miskin, orang yang bodoh, orang yang cacat, orang yang lemah
apakah mereka tidak punya hak untuk mengabdi secara sempurna kepada Allah?
Padahal yang membedakan manusia di hadapan Allah adalah nilai ketaqwaannya.
Ya … Sesungguhnya telah Allah ciptakan semua
yang ada di semesta Alam ini dengan kebenaran dan dengan sempurna sesuai dengan
kehendakNya. Menurut penulis Harta yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu
yang ada ada diri manusia sebagai sarana berbaktinya atau ibadahnya kepada
Allah SWT.
Dan harta itu berwujud :
1. Ilmu (kepandaian, pemahaman)
2. Kebendaan (biasanya berwujud :
uang, emas, perak, dll)
3. Tenaga (berwujud fisik)
4. Harapan (berwujud keinginan)
Inilah wujud dari pada harta yang sesungguhnya,
Dan dengan harta inilah manusia
dapat beribadah kepada Allah. Dan dari keempat wujud harta itu, pasti seorang
manusia memiliki diantaranya meskipun hanya satu, dua, atau tiga. Dan sebagian
orang lagi ada yang memiliki keempatnya. Jadi tidak ada alasan manusia (baik
itu orang pintar, orang bodoh, orang kaya, orang miskin, orang kuat, orang
lemah, dsb) untuk tidak bisa berbakti atau mengabdi secara benar atau sempurna
kepada Allah. Sempurna disini maksudnya beribadahlah sesuai dengan porsi
masing-masing sesuai dengan kemampuannya.
(Sesungguhnya
Allah tidak membebankan suatu perkara melebihi daripada kemampuan hambaNya).
Jadi bila seseorang diberi harta berwujud ilmu maka berbaktilah kepada Allah
dengan harta berwujud ilmu dengan sebaik-baiknya, bila diberi harta yang
berwujud benda berbaktilah kepada Allah dengan harta berwujud benda dengan
sebaik-baiknya, bila diberi harta berwujud tenaga berbaktilah dengan harta
berwujud fisik (tenagamu) dengan sebaik-baiknya, dan bila kamu tidak memiliki
ilmu, tidak memiliki benda dan juga tidak memiliki tenaga (lemah, fisik tidak
sempurna), tetaplah beribadah dengan harapan, keinginan atau doamu.
Marilah kita amalkan harta yang
Allah karuniakan kepada kita dengan sebaik-baiknya sebagai sarana kebaktian
serta pengabdian kita kepada Allah SWT.
Jadi bila ada pernyataan berjihad
dengan harta dan jiwa hakikatnya adalah menggunakan anugerah yang telah Allah
berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, untuk berbakti atau mengabdi kepada
Allah dengan cara berbuat baik dan benar, adil dan kasih sayang kepada sesama
(ibadah dengan harta =hubungan hablum minAnnas) dengan senantiasa tak
henti-hentinya bertawwakal kepada Allah SWT, senantiasa berdoa/ bermohon
keridhaanNya karena
sesungguhnya
hanyalah Allah SWT yang memiliki segala daya dan upaya.
(ibadah dengan jiwa = hubungan
hablum minAllah). Jadi tidak ada yang perlu disombongkan oleh manusia, karena
semuanya adalah titipan yang harus dijaga dan digunakan dengan benar, karena
suatu saat akan diminta kembali oleh pemiliknya (ALLAH), dan sesungguhnya
semuanya adalah amanah dari Allah, maka gunakan dan kerjakan amanah itu dengan
sebaik-baiknya karena sesungguhnya kita akan dimintai pertanggungwaban dari
semua amanah itu. Baik itu ilmu, benda atau semuanya yang ada pada manusia,
sesungguhnya semua ada pertanggungjawabannya. Dan tetaplah, jadikan
Bismillahirrahmanirrahim sebagai niat kita beribadah, sebagai jalan kita untuk
beribadah dan tujuan kita beribadah kepada Allah SWT. Sehingga apapun yang kita
kerjakan tidak ada yang keluar dan diluar daripada Bismillahirrahmanirrahim.
Bukankah niat yang didasari keadilan dan kasih sayang adalah niat yang baik,
bukankah jalan yang sesuai keadilan dan kasih sayang adalah jalan/ cara yang
benar, dan bukankah keadilan dan kasih sayang adalah sesungguhnya tujuan yang
kita harapkan. Akhirnya dengan tulisan ini penulis berharap, marilah kita
sebarkan ajaran/ faham keadilan dan kasih sayang (Bismillahirrahmanirrahim).
Jangan lagi ada kekerasan, umpatan, perbuatan saling memfitnah dan juga
pertumpahan darah. Mari kita bayyinahkan/ buktikan bahwa Islam itu indah, Islam
itu lembut , Islam itu damai dan Islam itu selamat. Islam adalah tatanan yang
adil dan kasih sayang (rahmatan lil ‘alamin).
Catatan :
1. Orang berilmu, bukalah hatimu
buat orang yang belum paham
2. Orang pandai bukalah hatimu untuk
orang bodoh
3. Orang yang berlimpah kebendaan
bukalah hatimu untuk orang miskin
4. Orang yang kuat bukalah hatimu
untuk tidak menindas
“ Karena sesungguhnya pada yang masing-masing
ada haknya”. (Telah aku pilih Islam ini sebagai agamaku, karena keadilan dan
kasih sayangnya) Akhirnya bila ada salah kata, atau kurang jelas dalam
penyampaian mohon dimaafkan. Alhamdulillahirrabbil’alamin
Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-harta-dalam-islam.html
Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-harta-dalam-islam.html