Dengan senantiasa bermohon Ridha dan
Tolong dari Allah SWT, penulis menyampaikan pemahaman tentang hakikat Syahadat
dan Shalat sesuai yang penulis fahami. Hal ini penulis sampaikan semata-mata
untuk sarana ibadah kepada Allah, jadi tidak ada maksud yang selain-nya.
Tulisan ini juga tidak untuk mencari pembenaran tetapi berharap untuk
mendapatkan kebenaran agar sampai kepada tujuan kebenaran dengan kebenaran yang
dijalankan,
Syahadat merupakan alas (dasar) dan pondasi daripada bangunan Agung bernama Islam. Di mana bangunan itu ditegakkan oleh tiang-tiang yang bernama Shalat. Jadi antara Syahadat dan Shalat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tegaknya Shalat karena Syahadat, Shalat diperintahkan, wajib untuk dilaksanakan bagi manusia yang telah berSyahadat. Tidak ada Shalat bagi yang belum Bersyahadat, dan tidak boleh Shalat mendahului daripada Syahadat.
Syahadat merupakan alas (dasar) dan pondasi daripada bangunan Agung bernama Islam. Di mana bangunan itu ditegakkan oleh tiang-tiang yang bernama Shalat. Jadi antara Syahadat dan Shalat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tegaknya Shalat karena Syahadat, Shalat diperintahkan, wajib untuk dilaksanakan bagi manusia yang telah berSyahadat. Tidak ada Shalat bagi yang belum Bersyahadat, dan tidak boleh Shalat mendahului daripada Syahadat.
A.
SYAHADAT
Syahadat merupakan bukti/ tanda
manusia yang telah menjatuhkan pilihannya bahwasannya hanya Allah sebagai
Sesembahan yang TAUHID. Tidak ada yang pantas ditunduktaati kecuali Allah SWT.
(Ashadu ala ilaha ilallah) dan menjadikan Nabi Muhammad Rosulullah sebagai
panutan atau suri tauladan yang benar dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
( Wa ashadu ana muhammadarrosulullah).
Jika manusia telah menyatakan, berikrar, berjanji setia dan bersaksi hanya Allah sebagai Tuhan yang wajib ditunduktaati. Manusia itu harus mencontoh Nabi Muhammad Rosulullah dalam mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.
Bila kita mencermati kalimat Syahadat dari sisi bahasa dengan seksama, sesungguhnya hakikat Syahadat adalah merupakan janji setia manusia kepada Allah untuk menjadi Muhammad umat. Muhammad dalam hal ini diartikan sebagai Manusia yang terpuji karena perilaku dan budi pekertinya yang luhur dengan menjalankan Al-Qur’an. Dengan berpegang teguh kepada 4 pilar keutamaan yaitu Sidiq, amanah, tablig dan fathonah. Jadi sesungguhnya bila manusia telah berSyadahat, dia telah berjanji kepada Allah untuk menjadi Muhammad (Manusia yang Terpuji), Muhammad disini bukan berarti sebagai Nabi tetapi sebagai Muhammad umat yang melakukan perbuatan terpuji sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Jika manusia telah menyatakan, berikrar, berjanji setia dan bersaksi hanya Allah sebagai Tuhan yang wajib ditunduktaati. Manusia itu harus mencontoh Nabi Muhammad Rosulullah dalam mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.
Bila kita mencermati kalimat Syahadat dari sisi bahasa dengan seksama, sesungguhnya hakikat Syahadat adalah merupakan janji setia manusia kepada Allah untuk menjadi Muhammad umat. Muhammad dalam hal ini diartikan sebagai Manusia yang terpuji karena perilaku dan budi pekertinya yang luhur dengan menjalankan Al-Qur’an. Dengan berpegang teguh kepada 4 pilar keutamaan yaitu Sidiq, amanah, tablig dan fathonah. Jadi sesungguhnya bila manusia telah berSyadahat, dia telah berjanji kepada Allah untuk menjadi Muhammad (Manusia yang Terpuji), Muhammad disini bukan berarti sebagai Nabi tetapi sebagai Muhammad umat yang melakukan perbuatan terpuji sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Kesimpulan daripada hakikat/ makna
Syahadat adalah :
Adalah ikrar/ janji manusia kepada
Allah SWT yang Tauhid untuk menjadi Muhammad (Manusia yang terpuji) dengan
menjalankan RisalahNya yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi
bilamana manusia yang telah berSyahadat tetapi masih melakukan perbuatan yang
tidak terpuji, dalam arti tidak mencerminkan apa yang telah Allah tuliskan
dalam KalamNya yaitu Al-Qur’an, sesungguhnya manusia itu telah lalai dan telah
ingkar terhadap janjinya kepada Allah. Sehingga dia tidak lagi menjadi Muhammad
umat (Manusia yang terpuji) dan dia termasuk orang yang rugi di dunia dan di
akhirat. Inilah yang perlu untuk direnungkan dan difahami agar bisa dimengerti,
karena mungkin masih banyak diantara manusia yang sudah beragama Islam tetapi
masih banyak melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Padahal bila manusia
selalu ingat Syahadatnya dia akan takut melakukan perbuatan yang dimurkai Allah
SWT.
“Maka jadikanlah Syahadat sebagai aqidah yang harus dipegang teguh dalam berbuat dan bertingkah laku di dalam kehidupan ini, agar kita tetap mengikuti Muhammad (Manusia yang Terpuji) yang benar dan baik dalam pengabdiannya kepada Allah SWT”.
Mencuri, memfitnah, memakan harta anak yatim (rakyat), korupsi, berzina, mabuk-mabukan, menyembah berhala (harta benda, kekuasaan, uang, dll) adalah contoh perbuatan yang tidak terpuji yang telah menghinakan manusia itu sendiri karena mengikuti jalannya Syetan. Untuk itu bagi manusia yang masih gemar melakukan perbuatan maksiat (perbuatan yang tidak terpuji), segeralah untuk bertaubat dan ingatlah perjanjianmu dengan Allah SWT. Karena hanya Muhammad umat (manusia-manusia yang terpuji-lah yang akan sampai dengan selamat (Islam) kepada Allah, dan akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirat).
B. SHALAT
Shalat merupakan tiang agama dan dengan Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Untuk membuktikan kebenaran kalimat tersebut, kita harus mengetahui hakikat Shalat yang sebenarnya.
Sesungguhnya Shalat terdiri dari tiga substansi penting yaitu :
“Maka jadikanlah Syahadat sebagai aqidah yang harus dipegang teguh dalam berbuat dan bertingkah laku di dalam kehidupan ini, agar kita tetap mengikuti Muhammad (Manusia yang Terpuji) yang benar dan baik dalam pengabdiannya kepada Allah SWT”.
Mencuri, memfitnah, memakan harta anak yatim (rakyat), korupsi, berzina, mabuk-mabukan, menyembah berhala (harta benda, kekuasaan, uang, dll) adalah contoh perbuatan yang tidak terpuji yang telah menghinakan manusia itu sendiri karena mengikuti jalannya Syetan. Untuk itu bagi manusia yang masih gemar melakukan perbuatan maksiat (perbuatan yang tidak terpuji), segeralah untuk bertaubat dan ingatlah perjanjianmu dengan Allah SWT. Karena hanya Muhammad umat (manusia-manusia yang terpuji-lah yang akan sampai dengan selamat (Islam) kepada Allah, dan akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirat).
B. SHALAT
Shalat merupakan tiang agama dan dengan Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Untuk membuktikan kebenaran kalimat tersebut, kita harus mengetahui hakikat Shalat yang sebenarnya.
Sesungguhnya Shalat terdiri dari tiga substansi penting yaitu :
- Di dalam Shalat ada niat (hati) = niat dalam Shalat
- Di dalam Shalat ada bacaan (lisan) = bacaan dalam Shalat
- Di dalam Shalat ada gerakan (perbuatan) = gerakan dalam Shalat.
Di sini penulis akan membagi Shalat
dalam dua kategori :
1. Shalat Ritual
Shalat Ritual sebagai doa/ Ritual (ini
wajib dijalankan sehari semalam dalam 5 waktu yang telah ditentukan saatnya,
yaitu Shalat ‘Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Maghrib).
Dalam Shalat Ritual
terjadi hubungan langsung antara seorang hamba dan kholiqnya yaitu antara
manusia dan Allah SWT. Hubungan ini disebut Hablum MinAllah. Orang lain tidak
dapat menilai kekhusukan hamba lain yang sedang mengerjakan Shalat Ritual
tetapi hanya hamba yang mengerjakan shalat itu sendiri dan Allah yang
mengetahuinya.
Di dalam Shalat Ritual manusia senantiasa memohon kepada Allah
agar ditunjukkan kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoi Allah bukan
jalan yang dimurkai Allah. Jadi pada dasarnya Shalat Ritual masih sebatas doa
permohonan kepada Allah, yang masih harus diaktualkan/ dinyatakan kebenarannya
dalam perbuatan sehari-hari di kehidupan ini. Shalat Ritual yang sudah
dijalankan/ dikerjakan dalam bentuk perbuatan inilah yang dinamakan Shalat
Aktual.
2. Shalat Aktual
Seperti halnya dengan Shalat Ritual, Shalat Aktual
juga dilakukan/ dikerjakan pada waktu yang telah ditentukan yaitu: 1.
- Gunakan waktu/ saat hidup-mu sebelum datang mati-mu. 2.
- Gunakan waktu/ saat sehat-mu sebelum datang sakit-mu 3.
- Gunakan waktu/ saat lapang-mu sebelum datang sempit-mu 4.
- Gunakan waktu/ saat muda-mu sebelum datang tua-mu 5.
- Gunakan waktu/ saat kaya-mu sebelum datang miskin-mu.
Shalat Aktual
merupakan praktek daripada Shalat Ritual, dimana dalam Shalat Aktual ini telah
terjadi hubungan antara manusia dan manusia atau manusia dengan ciptaan Allah
yang lain seperti binatang dan tumbuhan. Interaksi hubungan antara manusia dan
manusia inilah yang dinamakan dengan hubungan (Hablum minAnnas). Hablum
minAnnas ini akan berjalan harmonis dan selaras manakala setiap diri manusia
memahami hakikat Shalat.
Di atas sudah kami terangkan bahwa di dalam Shalat ada
tiga substansi yang sangat penting yang harus dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Di dalam Shalat ada niat (di dalam hati)
Dalam kehidupan
sehari-hari harus dipraktekkan oleh hamba Allah, dengan cara setiap melakukan
pekerjaan apapun, niatkan dalam hati dengan baik dan benar karena Allah SWT.
2. Di dalam Shalat ada bacaan (lisan)
Bila membicarakan tentang bacaan tentu tidak
lepas daripada lisan. Jadi praktek bacaan dalam Shalat adalah menggunakan lisan
kita dengan sebaik-baiknya dengan cara berbicara hal-hal yang baik dan benar di
dalam kehidupan sehari-hari. Dimanapun kita berada hendaknya hamba Allah selalu
berbicara atau menggunakan lisannya untuk membicarakan kebenaran dan kebaikan
dengan halus, santun, baik dan benar.
3. Di dalam Shalat ada gerakan (Perbuatan)
Bila hamba Allah sudah selalu berniat yang baik dan benar dalam
hatinya, dan juga sudah menggunakan lisannya dengan baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari, hendaknya langsung diikuti dengan gerakan (harakat) atau
perbuatan yang baik dan benar pula. Yaitu perbuatan yang bermanfaat untuk
dirinya dan juga lingkungannya. Berbuat baik dan benar semata-mata mengikuti
kehendak Allah SWT selaku Rabb yang ditunduktaati.
Ketiga Subtansi Shalat di
atas haruslah dijalankan oleh setiap hamba Allah agar selamat (Islam)
kehidupannya di dunia dan juga selamat (Islam) kehidupannya di Akhirat.
“Dan
Shalat Aktual inilah yang lebih dominan dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar”.
Bukan berarti mengesampingkan Shalat Ritual, Shalat Ritual tetap wajib
untuk dikerjakan. Karena di dalam Shalat ritual ada permohonan (ada doa)
disitulah kebenaran bahwa manusia itu adalah makhluk yang butuh Allah.
Bila
setiap hamba dalam kehidupannya selalu berniat baik dan benar, berlisan
(bertutur kata) yang baik dan benar serta berbuat (bertingkah laku) yang baik
dan benar semata-mata karena Allah SWT, maka baik dan benarlah hamba itu di
hadapan Allah (baik dan benar dalam hubungannya kepada Allah = Hablum minAllah)
dan juga di hadapan manusia (baik dan benar dalam hubungannya kepada sesama
manusia = Hablum minAnnas). Sehingga tidak ada tempat lagi bagi kejahilan dan
kejahatan (syetan) dalam diri hamba Allah. Selanjutnya marilah kita senantiasa
menjalankan Shalat Ritual dengan tertib diikuti dengan Shalat Aktual yang
benar, sehingga kita insya Allah benar benar benar menjadi hamba Allah yaitu
Muhammad umat (manusia yang terpuji).
Catatan :
Tulisan saya ini juga sebagai
jawaban dari pernyataan dan pertanyaan beberapa sahabat yang bertanya kepada
saya tentang Shalat yang bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.
Inilah
pertanyaan mereka (para sahabatku) yang ditanyakan kepadaku : Sahabatku, kenapa
masih ada sebagian orang yang rajin mengerjakan shalat lima waktu tetapi
perbuatannya masih mengikuti Syetan,
ada diantara mereka yang memakan harta
anak yatim (rakyat), korupsi, berzina, mabuk-mabukan, mengundi nasib, menyembah
berhala (harta benda, kekuasaan, emas, uang, dll) dan mereka lebih mencintai
yang selain Allah SWT?
Padahal kalam Allah telah menyatakan bahwa Sesungguhnya
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Mudah-mudahan Tulisanku ini
bisa menjadi jawaban dari pertanyaan para sababat..
Jadi pada dasarnya, orang
yang masih suka mengerjakan perbuatan maksiat, sesungguhnya mereka belum
mempraktikan/ menjalankan Shalat Aktual tetapi baru sekedar menjalankan Shalat
Ritual atau bahkan tidak menjalankan keduanya tetapi hanya KTP nya saja yang
berlebel Islam.
Sebagai orang Islam harus menjalankan keduanya (Shalat Ritual
dan Shalat Aktual) dengan selaras dan harmonis. Sesungguhnya bila dalam
kehidupan sehari-hari niat kita selalu baik dan benar, ucapan yang keluar dari
lisan kita ucapan yang baik dan benar serta perbuatan kita adalah perbuatan
yang baik dan benar yang hanya semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT,
insya Allah Shalat kita sudah benar sehingga terbuktilah bahwasannya Shalat
dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
(Sesungguhnya Shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar)
vcSesungguhnya niat kita, ucapan yang keluar dari
lisan kita dan perbuatan kita sehari-hari dalam kehidupan inilah nanti yang
pertama-tama dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. (Sesungguhnya
amal yang paling pertama dihisab adalah Shalat) Akhirnya dengan senantiasa
bermohon ampun kepada Allah SWT, dan juga senantiasa mengharap rahmat dan
hidayah Nya, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semuanya dan semakin
menambah wawasan kita tentang Syahadat dan Shalat yang merupakan fase penting
dalam pengabdian kita kepada Allah SWT secara benar. Sehingga benarlah
pengabdian kita kepadaNya. Sesungguhnya manusia tempat salah dan lupa, kebenaran
hanya milik Allah dan aku berlindung serta bermohon perlindungan kepadaMu ya
Allah dari perbuatan yang jahil dan perbuatan yang jahat (Syetan).
Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-shalat-dan-syahadat_3.html#.U7sPl66MT2o.blogger
Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-shalat-dan-syahadat_3.html#.U7sPl66MT2o.blogger