Akibat Buruk dari
Bangga Bermaksiat & Berbuat Dosa
Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan
para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Musibah
terbesar yang menimpa jiwa adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan
lurus karena mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini
bisa mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah
banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan sifat-sifat
buruk, dan mengancam dengan siksa dahsyat.
Allah
Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ أُولَئِكَ
مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya
orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah
neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا
يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا
يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ
الْغَافِلُونَ
"Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 179)
Orang-orang
lalai lebih sesat daripada binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian
mereka, dan neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka
membatasi tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan mendapatkan
kenikmatan. Mereka larut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai
dari ketaatan kepada pencipta langit dan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Mata mereka buta dari
mengambil pelajaran. Hati mereka lengah dari al-haq. Ayat-ayat telah dibacakan
kepada mereka dan argumentasi kebenaran pun telah ditegakkan, tapi mereka lalai
dari semua itu. Pelajaran-pelajaran besar tidak dihiraukan.
Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka larut dalam kesenangan dan
kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga melalaikan dari ketaatan
dan tidak meninggalkan kesesatan. Lalu datang siksa Allah secara tiba-tiba saat
mereka larut dalam kemaksiatannya.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ
مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ
* فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا
كُنَّا ظَالِمِينَ
"Betapa
banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami
(menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu
mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu
datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang zalim"." (QS. Al-A'raf: 4-5)
Mereka
menyadari kesalahan, tapi tidak lekas taubat. "Maka mengapa mereka
tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang
siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan
pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 43-45)
Di
antara fenomena kerasnya hati dan lalai dari mendekatkan diri kepada penguasa
alam raya, manusia tidak menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan
terus-menerus bermaksiat di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan
mereka terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Riba yang
Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi satu
sistem yang tak bisa lepas dari perekonomian mereka. Hampir semua pedagang dan
pebisnis, baik muslim atau non-muslim, tidak lepas darinya.
Begitu
juga urusan shalat. Banyak orang secara terang-terangan meninggalkannya.
Masjid-masjid sepi dari shalat berjamaan kecuali pada momen-momen tertentu
saja.
Demikian
pula dengan puasa. Saat sudah sampai dipertengahan bulan, orang-orang sudah
tidak lagi sungkan makan, minum, merokok di jalanan. Padahal penduduk negeri
ini mayoritas muslim.
Dalam
urusan harta, kebanyakan orang enggan mengeluarkan sebagian dari rizki yang
telah Allah anugerahkan untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka
menghabiskan harta untuk menuruti syahwat haramnya.
Berapa
banyak rumah-rumah kaum muslimin yang diisi dengan patung, lukisan dan
film-film yang menjijikkan. Suara musik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat
rahmat dari memasukinya. Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam kondisi
telanjang mengungmbat auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran lainnya
yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam ini.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا
وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ
بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Jika
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu
negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami
azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga
mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?" (QS. Al-A'raf: 96-100)
Sungguh
tidaklah Allah menyiksa suatu kaum melainkan saat mereka lalai dan menyimpang.
Mereka tertipu dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka
jika engkau lihat Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas
kemaksiatan terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada
kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui. "Dan
Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh."
(QS. Al-A'raf: 183)
Kesengajaan
melakukan kesalahan, terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang
perbuatan dosa, dan meremahkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas
kezaliman. Karenanya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini
sehingga mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.
وَلَيْسَتِ
التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ
الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ
أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
"Dan
tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula
diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa':
18)
Allah
menyamakan orang yang terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput
dan orang yang tetap kafir sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat
dari mereka. Wal'iyadhu billah!
Dalam
hadits shahih disebutkan, "Setiap umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali
al-mujahirun." Yakni orang yang berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak
lekas bertaubat dengan meninggakan dosa.
.
. . Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus
mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu
adalah sebab datangnya kebinasaan. . .
Karenanya
wahai saudaraku, teruslah bertakwa kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam
menjalankan ketaatan kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan
jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan
siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika Anda
tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat sebelum habis
kesempatan. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia) pastilah berbuat salah,
namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah mereka yang segera
bertaubat.
Perbaiki
hati dari kerusakannya dan titilah jalan kebenaran dalam ucapan, perbuatan dan
mu'amalah kalian, semoga Allah akan memperbaiki kondisi kalian. Wallahu Ta'ala
A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.q3bdBxaz.dpuf
Daftar pustaka
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.q3bdBxaz.dpbs
Akibat Buruk Bangga Bermaksiat & Berbuat Dosa
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Musibah terbesar yang menimpa jiwa
adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan lurus karena
mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini bisa
mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah
banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan
sifat-sifat buruk, dan mengancam dengan siksa dahsyat.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa
puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu
dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya
ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 179)
Orang-orang lalai lebih sesat daripada
binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian mereka, dan neraka itu
seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka membatasi
tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan mendapatkan kenikmatan.
Mereka larut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai dari
ketaatan kepada pencipta langit dan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Mata mereka buta dari
mengambil pelajaran. Hati mereka lengah dari al-haq. Ayat-ayat telah
dibacakan kepada mereka dan argumentasi kebenaran pun telah ditegakkan,
tapi mereka lalai dari semua itu. Pelajaran-pelajaran besar tidak
dihiraukan. Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka larut dalam
kesenangan dan kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga
melalaikan dari ketaatan dan tidak meninggalkan kesesatan. Lalu datang
siksa Allah secara tiba-tiba saat mereka larut dalam kemaksiatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ مِنْ
قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ
قَائِلُونَ * فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا
أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
"Betapa banyaknya negeri yang telah
Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di
waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di
tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada
mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim"." (QS. Al-A'raf: 4-5)
Mereka menyadari kesalahan, tapi tidak lekas taubat. "Maka
mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah
menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang
selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka
orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 43-45)
Di antara fenomena kerasnya hati dan
lalai dari mendekatkan diri kepada penguasa alam raya, manusia tidak
menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan terus-menerus
bermaksiat di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan mereka
terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Riba yang
Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi
satu sistem yang tak bisa lepas dari perekonomian mereka. Hampir semua
pedagang dan pebisnis, baik muslim atau non-muslim, tidak lepas darinya.
Begitu juga urusan shalat. Banyak orang
secara terang-terangan meninggalkannya. Masjid-masjid sepi dari shalat
berjamaan kecuali pada momen-momen tertentu saja.
Demikian pula dengan puasa. Saat sudah
sampai dipertengahan bulan, orang-orang sudah tidak lagi sungkan makan,
minum, merokok di jalanan. Padahal penduduk negeri ini mayoritas muslim.
Dalam urusan harta, kebanyakan orang
enggan mengeluarkan sebagian dari rizki yang telah Allah anugerahkan
untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka menghabiskan harta
untuk menuruti syahwat haramnya.
Berapa banyak rumah-rumah kaum muslimin
yang diisi dengan patung, lukisan dan film-film yang menjijikkan. Suara
musik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat rahmat dari memasukinya.
Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam kondisi telanjang
mengungmbat auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran
lainnya yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mayoritas beragama
Islam ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ
يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ
اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا
أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Jika sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika
mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah
(yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang
yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau
Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami
kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi)?" (QS. Al-A'raf: 96-100)
Sungguh tidaklah Allah menyiksa suatu
kaum melainkan saat mereka lalai dan menyimpang. Mereka tertipu dengan
kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka jika engkau lihat
Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas kemaksiatan
terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada
kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui. "Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh." (QS. Al-A'raf: 183)
Kesengajaan melakukan kesalahan,
terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang perbuatan dosa,
dan meremahkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas kezaliman.
Karenanya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini sehingga
mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.
وَلَيْسَتِ
التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ
أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ
يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا
أَلِيمًا
"Dan tidaklah tobat itu diterima
Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila
datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
"Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang
itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa': 18)
Allah menyamakan orang yang
terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput dan orang yang
tetap kafir sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat dari
mereka. Wal'iyadhu billah!
Dalam hadits shahih disebutkan, "Setiap
umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali al-mujahirun." Yakni orang yang
berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak lekas bertaubat dengan
meninggakan dosa.
. . . Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. . .
Karenanya wahai saudaraku, teruslah
bertakwa kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan ketaatan
kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan
terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan
siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika
Anda tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat
sebelum habis kesempatan. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia)
pastilah berbuat salah, namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah
adalah mereka yang segera bertaubat.
Perbaiki hati dari kerusakannya dan
titilah jalan kebenaran dalam ucapan, perbuatan dan mu'amalah kalian,
semoga Allah akan memperbaiki kondisi kalian. Wallahu Ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.q3bdBxaz.dpufAkibat Buruk Bangga Bermaksiat & Berbuat Dosa
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Musibah terbesar yang menimpa jiwa
adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan lurus karena
mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini bisa
mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah
banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan
sifat-sifat buruk, dan mengancam dengan siksa dahsyat.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa
puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu
dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya
ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 179)
Orang-orang lalai lebih sesat daripada
binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian mereka, dan neraka itu
seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka membatasi
tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan mendapatkan kenikmatan.
Mereka larut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai dari
ketaatan kepada pencipta langit dan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Mata mereka buta dari
mengambil pelajaran. Hati mereka lengah dari al-haq. Ayat-ayat telah
dibacakan kepada mereka dan argumentasi kebenaran pun telah ditegakkan,
tapi mereka lalai dari semua itu. Pelajaran-pelajaran besar tidak
dihiraukan. Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka larut dalam
kesenangan dan kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga
melalaikan dari ketaatan dan tidak meninggalkan kesesatan. Lalu datang
siksa Allah secara tiba-tiba saat mereka larut dalam kemaksiatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ مِنْ
قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ
قَائِلُونَ * فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا
أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
"Betapa banyaknya negeri yang telah
Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di
waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di
tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada
mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim"." (QS. Al-A'raf: 4-5)
Mereka menyadari kesalahan, tapi tidak lekas taubat. "Maka
mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah
menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang
selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka
orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 43-45)
Di antara fenomena kerasnya hati dan
lalai dari mendekatkan diri kepada penguasa alam raya, manusia tidak
menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan terus-menerus
bermaksiat di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan mereka
terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Riba yang
Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi
satu sistem yang tak bisa lepas dari perekonomian mereka. Hampir semua
pedagang dan pebisnis, baik muslim atau non-muslim, tidak lepas darinya.
Begitu juga urusan shalat. Banyak orang
secara terang-terangan meninggalkannya. Masjid-masjid sepi dari shalat
berjamaan kecuali pada momen-momen tertentu saja.
Demikian pula dengan puasa. Saat sudah
sampai dipertengahan bulan, orang-orang sudah tidak lagi sungkan makan,
minum, merokok di jalanan. Padahal penduduk negeri ini mayoritas muslim.
Dalam urusan harta, kebanyakan orang
enggan mengeluarkan sebagian dari rizki yang telah Allah anugerahkan
untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka menghabiskan harta
untuk menuruti syahwat haramnya.
Berapa banyak rumah-rumah kaum muslimin
yang diisi dengan patung, lukisan dan film-film yang menjijikkan. Suara
musik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat rahmat dari memasukinya.
Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam kondisi telanjang
mengungmbat auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran
lainnya yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mayoritas beragama
Islam ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ
يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ
اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا
أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Jika sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika
mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah
(yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang
yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau
Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami
kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi)?" (QS. Al-A'raf: 96-100)
Sungguh tidaklah Allah menyiksa suatu
kaum melainkan saat mereka lalai dan menyimpang. Mereka tertipu dengan
kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka jika engkau lihat
Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas kemaksiatan
terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada
kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui. "Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh." (QS. Al-A'raf: 183)
Kesengajaan melakukan kesalahan,
terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang perbuatan dosa,
dan meremahkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas kezaliman.
Karenanya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini sehingga
mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.
وَلَيْسَتِ
التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ
أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ
يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا
أَلِيمًا
"Dan tidaklah tobat itu diterima
Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila
datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
"Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang
itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa': 18)
Allah menyamakan orang yang
terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput dan orang yang
tetap kafir sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat dari
mereka. Wal'iyadhu billah!
Dalam hadits shahih disebutkan, "Setiap
umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali al-mujahirun." Yakni orang yang
berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak lekas bertaubat dengan
meninggakan dosa.
. . . Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. . .
Karenanya wahai saudaraku, teruslah
bertakwa kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan ketaatan
kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan
terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan
siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika
Anda tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat
sebelum habis kesempatan. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia)
pastilah berbuat salah, namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah
adalah mereka yang segera bertaubat.
Perbaiki hati dari kerusakannya dan
titilah jalan kebenaran dalam ucapan, perbuatan dan mu'amalah kalian,
semoga Allah akan memperbaiki kondisi kalian. Wallahu Ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.q3bdBxaz.dpufAkibat Buruk Bangga Bermaksiat & Berbuat Dosa
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Musibah terbesar yang menimpa jiwa
adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan lurus karena
mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini bisa
mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah
banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan
sifat-sifat buruk, dan mengancam dengan siksa dahsyat.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa
puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu
dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya
ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 179)
Orang-orang lalai lebih sesat daripada
binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian mereka, dan neraka itu
seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka membatasi
tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan mendapatkan kenikmatan.
Mereka larut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai dari
ketaatan kepada pencipta langit dan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Mata mereka buta dari
mengambil pelajaran. Hati mereka lengah dari al-haq. Ayat-ayat telah
dibacakan kepada mereka dan argumentasi kebenaran pun telah ditegakkan,
tapi mereka lalai dari semua itu. Pelajaran-pelajaran besar tidak
dihiraukan. Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka larut dalam
kesenangan dan kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga
melalaikan dari ketaatan dan tidak meninggalkan kesesatan. Lalu datang
siksa Allah secara tiba-tiba saat mereka larut dalam kemaksiatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ مِنْ
قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ
قَائِلُونَ * فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا
أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
"Betapa banyaknya negeri yang telah
Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di
waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di
tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada
mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim"." (QS. Al-A'raf: 4-5)
Mereka menyadari kesalahan, tapi tidak lekas taubat. "Maka
mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah
menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang
selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka
orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 43-45)
Di antara fenomena kerasnya hati dan
lalai dari mendekatkan diri kepada penguasa alam raya, manusia tidak
menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan terus-menerus
bermaksiat di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan mereka
terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Riba yang
Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi
satu sistem yang tak bisa lepas dari perekonomian mereka. Hampir semua
pedagang dan pebisnis, baik muslim atau non-muslim, tidak lepas darinya.
Begitu juga urusan shalat. Banyak orang
secara terang-terangan meninggalkannya. Masjid-masjid sepi dari shalat
berjamaan kecuali pada momen-momen tertentu saja.
Demikian pula dengan puasa. Saat sudah
sampai dipertengahan bulan, orang-orang sudah tidak lagi sungkan makan,
minum, merokok di jalanan. Padahal penduduk negeri ini mayoritas muslim.
Dalam urusan harta, kebanyakan orang
enggan mengeluarkan sebagian dari rizki yang telah Allah anugerahkan
untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka menghabiskan harta
untuk menuruti syahwat haramnya.
Berapa banyak rumah-rumah kaum muslimin
yang diisi dengan patung, lukisan dan film-film yang menjijikkan. Suara
musik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat rahmat dari memasukinya.
Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam kondisi telanjang
mengungmbat auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran
lainnya yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mayoritas beragama
Islam ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ
يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ
اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا
أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Jika sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika
mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah
(yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang
yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau
Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami
kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi)?" (QS. Al-A'raf: 96-100)
Sungguh tidaklah Allah menyiksa suatu
kaum melainkan saat mereka lalai dan menyimpang. Mereka tertipu dengan
kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka jika engkau lihat
Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas kemaksiatan
terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada
kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui. "Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh." (QS. Al-A'raf: 183)
Kesengajaan melakukan kesalahan,
terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang perbuatan dosa,
dan meremahkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas kezaliman.
Karenanya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini sehingga
mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.
وَلَيْسَتِ
التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ
أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ
يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا
أَلِيمًا
"Dan tidaklah tobat itu diterima
Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila
datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
"Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang
itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa': 18)
Allah menyamakan orang yang
terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput dan orang yang
tetap kafir sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat dari
mereka. Wal'iyadhu billah!
Dalam hadits shahih disebutkan, "Setiap
umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali al-mujahirun." Yakni orang yang
berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak lekas bertaubat dengan
meninggakan dosa.
. . . Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. . .
Karenanya wahai saudaraku, teruslah
bertakwa kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan ketaatan
kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan
terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan
siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika
Anda tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat
sebelum habis kesempatan. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia)
pastilah berbuat salah, namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah
adalah mereka yang segera bertaubat.
Perbaiki hati dari kerusakannya dan
titilah jalan kebenaran dalam ucapan, perbuatan dan mu'amalah kalian,
semoga Allah akan memperbaiki kondisi kalian. Wallahu Ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.q3bdBxaz.dpuf