Ass
Alhamdulillah, alhamdulillah hirabbil’aalamin
wabihi nasta’inu ‘ala umuridunya waddin
wa’ala alihi wasahbihi aj’main.
Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’ala ali Muhammad
Puji syukur kepada Allah dan
Shalawat & salam untuk Muhammad
AL QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
Pada masa akhir2 abat ini banyak dari kita mengeluhkan
kemunduran umat islam atau Krisis Iman,
kenapa?
Bapak/ibu yg dimuliakan allah swt, mari sama2 kita
intropeksi diri kita atau menghisab diri kita sebelum allah menghisap kita. Mungkin
jawaban pertanyaan diatas tidak jauh dari kita, yaitu
jaraknya kita dengan
ALLAH dan jaraknya kita dengan Al Qur;an
hampir semua cendikia islam sepakat bahwa penyebabnya adalah
jaraknya kita dengan ALLAH dan jarak antara kita dg Al Qur’an yang
semakin jauh.
Sabda Rasulullah saw yg diriwayatkan oleh Imam Malik
menyatakan :
Aku tinggalkankan kalian dua perkara, tidaklah kalian akan
tersesat selama kalian masih memegang teguh dua hal ini, yaitu Al-Qur’an dan Hadis
Jika diamati lebih mendalam, penyebab jauhnya antar kita
dari Al-Qur’an yaitu ketidaktahuan kita akan fungsi dan mamfaat mengkajinya.
Akibatnya terjadi jarak antara kita dengan Al-Qur’an, dan demikian juga
sebaliknya. Barangkali, jika kita menyadari kedudukan dan fungsi Al-Qur’an serta
manfaatnya dlm membaca, mengkaji dan mengamalkannya, maka kemunduran iman itu
dapat berubah lebih baik.
Bapak2/ibu2 yg
dimuliakan Allah swt.
Dalam satu hadis, rasulullah pernah mengatakan,
“Sesungguhnya Al-Quran itu laksana hidangan Allah “, oleh karena itu ,
merugilah orang yang tidak mendekati hidangan itu untuk mencicipinya.
Dan akan lebih merugi lagi bagi orang yang sudah berada di
depan hidangan itu, tetapi tidak ikut mencicipinya. Mereka yang tidak mau
mendekati hidangan Allah, itulah orang2 kafir. Sementara yg sudah berada
dihadapan hidangan Allah, itulah orang2 Muslim. Maka orang muslim akan merugi
dua kali jika Al-Quran sebagai kitab sucinya, tetapi dibiarkan begitu saja,
tanpa berusaha untuk mendekatinya.
Sebagaimana layaknya hidangan yang menawarkan berbagai menu
makanan, maka Al-Quran juga menawarkan berbagai macam nilai, yang dapat
dipedomani dalam mengarungi kehidupan ini. Jika makanan yang sehat dan memenuhi
standar gizi akan menyehatkan tubuh manusia, maka hidangan Allah ini akan
menyehatkan rohani dan jasmani kita. Sebab dalam ruhani yang sehatat terdapat
badan yang sehat. Sakitnya badan tidak serta merta menyebabkan sakitnya ruhani,
tapi ruhani yg sakit akan menyebabkan tubuh kita akan sakit, bukan hanya itu,
perkataan dan perbuatan kita juga ikut sakit.
Hidup dibawah naungan Al-Quran adalah kenikmatan yang maha
tinggi, yang tidak akan bisa diketahui, kecuali bagi mereka yang merasakannya.Sebagai
contohnya
“ yaitu kita tidak akan tahu bagaimana segarnya es krim
seperti yabg dirasakan teman kita, jika kita sendiri tidak ikut
mencicipinya, meskipun kita sudah
memegang bahkan sudah menciumnya. Namun tetap saja tidak bisa merasakan
segarnya es krim itu.
Begitu juga dengan nikmatnya Al-Quran, kita tidak akan bisa
merasakan betapa lezatnya hidup dibawah naungan Al-Quran, seperti yang
dirasakan teman kita, jika kita tidak berusaha untuk mencicipinya seperti
beliau. bukan sekedar dijadikan hiasan atau mas kawin, bahkan sering kali
Al-Quran diperlakukan tidak sesuai dengan maksut penurunannya.
Bapak/ibu yang
dimuliakan Allah swt.
Mari kita tinjau tujuan hidup manusia, setiap manusia pasti
memiliki tujuan hidup yang berbeda,
misalnya kenapa saya harus bekerja?, kenapa saya harus melakukan ini dan itu?, kenapa
seseorang harus sekolah yang tinggi?, dst. Yang tujuannya adalah untuk meraih
rasa Aman dan bahagia.
Begitu berharganya rasa aman itu, misalnya sebuah mobil,
semakin ia bisa menjamin rasa aman sekaligus nyaman pasti harganya akan mahal.
Untuk mencapai rasa aman itu seseorang harus berkorban dan berusaha untuk
meraihnya.
Begitu juga
dengan kebahagiaan, ia juga menjadi dambaan setiap umat manusia, apapun
pekerjaannya, latar belakang pendidikannya, status sosialnya. Tidak ada satu
manusiapun yang tidak ingin hidup bahagia. Seseorang harus harus bekerja keras,
menabung, dan sekolah yang tinggi, yang tujuannya untuk mencapai kebahagiaan
ini, sehingga segala macam cara akan
ditempuhnya..
Tapi bapak ibu semua, perlu kita sadari bahwa hidup kita di
dunia hanya beberapa waktu saja, tapi yang sebenarnya /kekal ) adalah di
Akhirat nanti
Nah
pertanyaanya kepada diri kita masing
masing, seberapa besar pengorbanan dan usaha kita untuk mencapai kebahagiaan
untuk kehidupan akhirat yang kekal nanti.
Allah berfirman dalam surat Yunus 57-58
57. Hai manusia,
Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.
58. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya
itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
Dari firman diatas dapat kita gambaran tentang hubungan
Al-Qur’an dengan kita, dilihat dari fungsi Al-Qur’an sendiri yaitu :
1. SEBAGAI PELAJARAN
/ PETUNJUK
Allah berfirman
Kitab[11] (Al
Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
9. Sesungguhnya Al Quran
Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar
gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar,
2. SEBAGAI
PENJELAS
64. Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab
(Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.
3. SEBAGAI
PENGINGAT
2. Ini adalah sebuah
Kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu
karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan Kitab itu (kepada orang
kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
4. SEBAGAI
PENYEMBUH
82. Dan kami turunkan
dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.
Bapak/Ibu
yg dimuliakan Allah swt, perlu kiranya fungsi Al-Qur’an diatas kita renungkan
agar kita menjadi hamba Allah yg bertaqwa. Dan wajib hukumnya membaca,
menpelajari dan mengamalkannya.
Adapun
tingkat pengamalan Al-Qur’an itu adalah
-
Membaca dengan baik dan jelas )
-
Mengerti Terjemah/ Artinya )
-
Memahami
Tafsirnya )
-
Mengkaji Ilmunya )
-
Merumuskan
( Multi disiplin )
Adapun
untuk mengkaji Al-Qur’an lebih jauh, beberapa disiplin ilmu penunjang haruslah
dimiliki seperti : Mengusai bahasa Arab, ilmu nahu, sorof, balaghah, mantiq,
usul fiqih danseterusnya.
Dari
uraian diatas dengan jelas digambarkan bahwa tuntutan untuk mengamalkan
Al-Quran bukan hanya kepada mereka yg sudah mengerti atau memahami, melainkan
kepada semua lapisan umat. Tentunya dengan tingkat pengetahuan masing2. Semakin
baik pengetahuan orang maka semakin membuka kemungkinan akan memperoleh hasil
yg lebih baik.
Bapk/Ibu
yg dimuliakan Allah swt
Dari
uraian diatas maka haruslah timbul pertanyaan, dimana posisi kita?. Yang bisa menjawab adalah kjejujuran diri kita
masing2. dan kejujuran itu juga yg dapat mengantar kita ke perubahan yg lebih
baik. Amin…
Sementara
sekian dulu yg dapat saya sampaikan, , kepada Allah saya mohon ampun dan kepada
semua manusia dan semua ciptaan Allah saya minta maaf, semoga bermanfaat untuk
saya yang menyampaikan dan juga kepada hadirin semua. Semoga Allah meridhoi
kita Dunia sampai Akhirat AMIN…
Allahu’aglam
Wabillahi
tafiq walhidayah assalamu’alaikum warhahmathullahi wabarakatuh..