بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - RAIH MASA DEPANMU BERSAMA STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - TERDEPAN - MODEREN - DAN - ISLAMI, - KALAU ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN SILAKAN DIKIRIMKAN KE KAMI - DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

RUKUN ISLAM

RUKUN ISLAM : 1. DUAKALIMAH SYAHADAT, 2. SHOLAT, 3. PUASA, 4. ZAKAT, 5. NAIK HAJI

RUKUN IMAN : 1. PERCAYA KEPADA ALLAH, 2. PERCAYA KEPADA MALAIKAT, 3. PERCAYA KEPADA KITAB ALLAH, 4. PERCAYA KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH, 5. PERCAYA KEPADA HARI AKHIRAT, 6. PERCAYA KEPADA QODHA & QHADAR ALLAH

PILIH MENU

Selasa, 08 Juli 2014

PENGERTIAN HARTA DALAM ISLAM



j

HAKIKAT HARTA DALAM ISLAM

Hakikat HARTA dalam ISLAM Dengan senantiasa bermohon Ridha dan Tolong dari Allah SWT, penulis menyampaikan pemahaman tentang hakikat HARTA dalam ISLAM sesuai ilmu yang penulis fahami. Hal ini penulis sampaikan semata-mata untuk sarana ibadah kepada Allah, jadi tidak ada maksud yang selain-nya. Tulisan ini juga tidak untuk mencari pembenaran tetapi berharap untuk mendapatkan kebenaran agar sampai kepada tujuan kebenaran dengan kebenaran yang dijalankan,
 Di dalam kalam yang tertulis/ tersurat, banyak pernyataan yang menyatakan perihal tentang harta. Di sini penulis tidak akan menyampaikan banyak pernyataan tentang harta itu tapi hanya akan memberikan beberapa contoh saja. Dengan harapan kita bisa memahami dan mengerti sehingga kita dapat berbakti dan mengabdi kepada Allah dengan benar.

Contoh pernyataan itu adalah

“Sesungguhnya kita tidaklah sampai kepada kebaktian/ pengabdian yang sempurna sebelum menafkahkan sebagian harta yang kita cintai di jalan Allah”.

Dan juga ada pernyataan lagi bahwa, “Berjihadlah kamu dengan amwal (harta) dan anfus(jiwa), dan itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. Dengan memahami kedua pernyataan di atas, marilah kita mencoba mengurai daripada hakikat Harta dalam Islam yang sesungguhnya. (untuk direnungkan, dipahami agar mengerti bukan untuk diperdebatkan).
Bila kita mau merenung dan mencermati kedua pernyataan di atas, Amwal (harta) dan Anfus (jiwa/ atau dirinya) merupakan dua hal pokok yang harus digerakkan (dinafkahkan) untuk selalu berbakti/ mengabdi kepada Allah SWT.
 Kebanyakan dari manusia mengartikan harta selalu dalam wujud benda (emas, perak, uang, dsb). Padahal dengan harta ini orang baru bisa mencapai pengabdian sempurna kepada Allah SWT.

Yang menjadi pertanyaan

 Bagaimana dengan orang yang miskin, orang yang bodoh, orang yang cacat, orang yang lemah apakah mereka tidak punya hak untuk mengabdi secara sempurna kepada Allah? Padahal yang membedakan manusia di hadapan Allah adalah nilai ketaqwaannya.

 Ya … Sesungguhnya telah Allah ciptakan semua yang ada di semesta Alam ini dengan kebenaran dan dengan sempurna sesuai dengan kehendakNya. Menurut penulis Harta yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang ada ada diri manusia sebagai sarana berbaktinya atau ibadahnya kepada Allah SWT.

Dan harta itu berwujud :

1. Ilmu (kepandaian, pemahaman)

2. Kebendaan (biasanya berwujud : uang, emas, perak, dll)

3. Tenaga (berwujud fisik)

4. Harapan (berwujud keinginan) Inilah wujud dari pada harta yang sesungguhnya,

Dan dengan harta inilah manusia dapat beribadah kepada Allah. Dan dari keempat wujud harta itu, pasti seorang manusia memiliki diantaranya meskipun hanya satu, dua, atau tiga. Dan sebagian orang lagi ada yang memiliki keempatnya. Jadi tidak ada alasan manusia (baik itu orang pintar, orang bodoh, orang kaya, orang miskin, orang kuat, orang lemah, dsb) untuk tidak bisa berbakti atau mengabdi secara benar atau sempurna kepada Allah. Sempurna disini maksudnya beribadahlah sesuai dengan porsi masing-masing sesuai dengan kemampuannya.

(Sesungguhnya Allah tidak membebankan suatu perkara melebihi daripada kemampuan hambaNya). Jadi bila seseorang diberi harta berwujud ilmu maka berbaktilah kepada Allah dengan harta berwujud ilmu dengan sebaik-baiknya, bila diberi harta yang berwujud benda berbaktilah kepada Allah dengan harta berwujud benda dengan sebaik-baiknya, bila diberi harta berwujud tenaga berbaktilah dengan harta berwujud fisik (tenagamu) dengan sebaik-baiknya, dan bila kamu tidak memiliki ilmu, tidak memiliki benda dan juga tidak memiliki tenaga (lemah, fisik tidak sempurna), tetaplah beribadah dengan harapan, keinginan atau doamu.

Marilah kita amalkan harta yang Allah karuniakan kepada kita dengan sebaik-baiknya sebagai sarana kebaktian serta pengabdian kita kepada Allah SWT.

Jadi bila ada pernyataan berjihad dengan harta dan jiwa hakikatnya adalah menggunakan anugerah yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, untuk berbakti atau mengabdi kepada Allah dengan cara berbuat baik dan benar, adil dan kasih sayang kepada sesama (ibadah dengan harta =hubungan hablum minAnnas) dengan senantiasa tak henti-hentinya bertawwakal kepada Allah SWT, senantiasa berdoa/ bermohon keridhaanNya karena

sesungguhnya hanyalah Allah SWT yang memiliki segala daya dan upaya.

(ibadah dengan jiwa = hubungan hablum minAllah). Jadi tidak ada yang perlu disombongkan oleh manusia, karena semuanya adalah titipan yang harus dijaga dan digunakan dengan benar, karena suatu saat akan diminta kembali oleh pemiliknya (ALLAH), dan sesungguhnya semuanya adalah amanah dari Allah, maka gunakan dan kerjakan amanah itu dengan sebaik-baiknya karena sesungguhnya kita akan dimintai pertanggungwaban dari semua amanah itu. Baik itu ilmu, benda atau semuanya yang ada pada manusia, sesungguhnya semua ada pertanggungjawabannya. Dan tetaplah, jadikan Bismillahirrahmanirrahim sebagai niat kita beribadah, sebagai jalan kita untuk beribadah dan tujuan kita beribadah kepada Allah SWT. Sehingga apapun yang kita kerjakan tidak ada yang keluar dan diluar daripada Bismillahirrahmanirrahim. Bukankah niat yang didasari keadilan dan kasih sayang adalah niat yang baik, bukankah jalan yang sesuai keadilan dan kasih sayang adalah jalan/ cara yang benar, dan bukankah keadilan dan kasih sayang adalah sesungguhnya tujuan yang kita harapkan. Akhirnya dengan tulisan ini penulis berharap, marilah kita sebarkan ajaran/ faham keadilan dan kasih sayang (Bismillahirrahmanirrahim). Jangan lagi ada kekerasan, umpatan, perbuatan saling memfitnah dan juga pertumpahan darah. Mari kita bayyinahkan/ buktikan bahwa Islam itu indah, Islam itu lembut , Islam itu damai dan Islam itu selamat. Islam adalah tatanan yang adil dan kasih sayang (rahmatan lil ‘alamin).

Catatan :

1. Orang berilmu, bukalah hatimu buat orang yang belum paham

2. Orang pandai bukalah hatimu untuk orang bodoh

3. Orang yang berlimpah kebendaan bukalah hatimu untuk orang miskin

4. Orang yang kuat bukalah hatimu untuk tidak menindas

 “ Karena sesungguhnya pada yang masing-masing ada haknya”. (Telah aku pilih Islam ini sebagai agamaku, karena keadilan dan kasih sayangnya) Akhirnya bila ada salah kata, atau kurang jelas dalam penyampaian mohon dimaafkan. Alhamdulillahirrabbil’alamin

Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-harta-dalam-islam.html

HAKIKAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM



j


Bismillahirrahmanirrahim

Pada kesempatan ini penulis berusaha untuk menyampaikan pemahaman tentang hakikat dari Kalimat yang sangat indah yaitu Bismillahirrahmanirrahim. Yang mana kalimat Bismillahirrahmanirrahim memiliki makna yang sangat mulia, dan sangking (karena sangat) mulianya kalimat ini, hingga ada suatu pernyataan yang mengatakan

bahwasannya segala amal yang tidak diawali atau didasari Basmallah tertolak.

Artinya sebanyak dan sebesar apapun amal yang diperbuat oleh seseorang tidak akan pernah sampai ke hadirat Allah SWT, bila tidak diawali/ didasari dengan Bismillahirrahmanirrahim.

Mengingat begitu sangat pentingnya Bismillahirrahmanirrahim dalam pengabdian seorang hamba kepada Allah, mendorong penulis untuk mengupas dan menjabarkan hakikat kalimat Bismillahirrahmanirrahim semampu ilmu yang penulis fahami dan mengerti, yang Allah telah limpahkan/ anugerahkan kepada penulis.

Bismillahirrahmanirrahim bila disimak dari sudut bahasa bermakna

 “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang”.

 Pemahaman secara bahasa dengan apa adanya inilah, yang saat ini paling banyak berkembang/ dianut masyarakat di bumi Indonesia bahkan mungkin di dunia international. Sehingga pemeluk agama Islam hingga saat ini belum mampu menjadi Khalifah fil Ardh dan juga belum bisa/ mampu menjadikan Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘alamin, padahal jumlah umat Islam saat ini sungguh sangatlah besar.
Selain akibat dari hanya memahami yang tertulis/ tersurat yang apa adanya tanpa mendalami hakikat Bismillahirrahmanirrahim secara sebenarnya inilah, bisa menjadikan seseorang secara individu yang sudah mengaku beragama Islam tapi perilakunya belumlah mencerminkan perilaku yang Islam.
 Sebagai contoh seseorang mau mencuri mengucapkan Bismillahirrrahmanirrahim padahal jelas-jelas itu perbuatan maksiat, seseorang sebelum ke kantor atau memulai pekerjaan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim tetapi tetap saja masih melakukan korupsi atau perbuatan maksiat lainnya. Bahkan yang lebih memprihatinkan ada sebagian orang yang beragama Islam yang menduduki suatu jabatan di pemerintahan ataupun swasta berjanji atas nama Allah dengan diawali membaca Bismillahirrahmanirrahim tetapi perbuatannya sungguh sangat merusak tatanan dan keadilan. Ini banyak dilihat/ dibuktikan dengan marak dan banyaknya tontonan yang menyajikan segolongan pemimpin yang tidak amanah. Selain itu juga masih banyak orang yang dengan mudah menghilangkan nyawa orang lain, dengan alasan tertentu dengan didahului membaca atau mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
Ya … itulah kenyataan yang saat ini terjadi. Di dunia international tidak kalah bergejolaknya, bahkan sesama muslim saling menggempur dan saling membunuh tanpa mengenal belas kasih, hanya karena dorongan pembenaran aqidah atau kepentingan tertentu yang belum tentu merupakan kepentingan dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Mereka mengumandangkan Allahu Akbar dengan gagah, mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim dengan lembut hanya untuk saling membunuh sesama muslim.
Bila melihat kenyataan yang terjadi seperti sekarang ini, penulis yang mungkin masih jauh dari sempurna ilmu agamanya tentang Islam, merasa miris hati hingga sampai meneteskan air mata melihat kenyataan yang terjadi pada Umat yang mulia ini, yang notabene umat yang diberi hak Allah untuk memimpin dunia (Khalifah fil Ardh) dan juga mensejahterakan semesta alam (Rahmatan lil ‘alamin). Dengan senantiasa bermohon keridhaan Allah dan hidayahNya marilah mulai merenung, memahami agar mengerti apa yang penulis sampaikan pemahaman Bismillahirrahmanirrahim di bawah ini,
Pemahaman ini penulis sampaikan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, tidak ada tujuan selainnya. (Tidak untuk diperdebatkan)

Ya… Bismillahirrahmanirrahim bila mau mendalaminya secara hakikat, kita insya Allah akan menemukan pemahaman ilmu yang sangat mulia. Di sini penulis akan mulai menguraikan secara sederhana hakikat dari kalimat Bismillahirrahmanirrahim. Dalam Kalimat

Bismillahirrahmanirrahim terdapat kata atau kalimat yang maknanya sbb:

Bi/ Dengan : Hakikat Dengan adalah syarat / cara

Berarti hamba Allah dalam kehidupannya haruslah memiliki cara atau syarat dalam pengabdiannya kepada Allah agar amal perbuatannya diterima atau sampai ke hadirat Allah SWT

Isme/ Ismu : Hakikat ismu adalah Nama/ paham/ Ilmu

Bermakna hamba Allah harus memiliki faham atau ilmu yang tepat yang dapat membimbingnya agar amal perbuatannya sampai ke hadirat Allah SWT.

Allah : Hakikatnya Allah SWT yang Maha Adil

Bermakna Allah yang Maha Adil sebagai tujuan dari pada pengabdian, berarti manusia harus berbuat Adil dalam kehidupan ini sebagai pengabdiannya kepada Allah SWT.
Pengasih : Hakikatnya adalah Allah memiliki sifat pengasih (suka memberi/ sosial) Bermakna bahwa hamba Allah harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupannya sebagai pengabdiannya kepada Allah SWT.
Penyayang : Hakikatnya adalah Allah memiliki sifat Penyayang Bermakna bahwa hamba Allah harus memiliki sifat yang rendah hati, tidak membeda-bedakan manusia (menghormati harkat dan martabat manusia) dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.
Jadi bila diambil kesimpulan makna kalimat Bismillahirrahmanirrahim adalah Ilmu Allah yang kita kerjakan dengan cara berbuat adil, dan kasih sayang.

Jadi amal yang sampai ke hadirat Allah SWT yaitu amal yang diperbuat dengan didasari rasa Keadilan dan Kasih Sayang.

Nah yang jadi pertanyaannya :

1. Apakah kita hamba Allah sebagai pribadi sudah berbuat Adil dan kasih sayang terhadap diri kita sendiri? Apakah kita sudah menghormati dan menghargai harkat dan martabat diri kita sendiri?

2. Apakah kita hamba Allah sebagai individu (Makhluk sosial) sudah berbuat Adil dan kasih sayang terhadap orang lain? Apakah kita sudah menghormati dan menghargai harkat dan martabat orang lain?

3. Apakah kita hamba Allah sebagai aliran/ golongan sudah berbuat Adil dan kasih sayang terhadap golongan/ aliran lain? Apakah kita sudah menghormati dan menghargai harkat dan martabat golongan/ aliran lain?

4. Apakah kita hamba Allah sebagai Pemimpin sudah berbuat Adil dan kasih sayang terhadap orang yang kita pimpin? Apakah kita sudah menghormati dan menghargai harkat dan martabat orang kita pimpin?

5. Apakah kita hamba Allah sebagai Negara sudah berbuat Adil dan kasih sayang terhadap Negara lain? Apakah kita sudah menghormati dan menghargai harkat dan martabat Negara lain?

Marilah dengan Bismillahirrahmanirrahim Penulis mengajak, agar masing-masing individu, golongan, pemimpin atau Negara ber fastabiqul Khoirat. (Berlomba-lomba dalam kebaikan sebagai wujud pengabdian terindah kepada Allah SWT). Tampilkanlah yang terbaik yang berBismillahirrahmanirrahim, niscaya yang lebih banyak menjalankan Bismillahirrahmanirrahim yang akan jadi pemenang. Dan jika setiap diri individu, golongan, pemimpin atau Negara memahami Bismillahirrahmanirrahim dan menjalankannya, insya Allah ajaran Islam yang mulia ini akan bisa benar-benar menjadi Rahmatan lil ‘alamin, karena semesta alam dipenuhi ajaran keadilan dan kasih sayang. Selamatlah (Islam) dan damailah semesta alam. Harapan penulis, mudah-mudahan tulisan ini dapat menjadikan kita sebagai hamba yang semakin dicintai dan disayangi Allah SWT. Akhirnya bila ada kesalahan tulisan atau kurang jelas dalam penyampaian mohon dimaafkan. Alhamdulillahirabbil’alamin

Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/01/blog-post_31.html

PENGERTIAN SYAHADAT DAN SHALAT



       Dengan senantiasa bermohon Ridha dan Tolong dari Allah SWT, penulis menyampaikan pemahaman tentang hakikat Syahadat dan Shalat sesuai yang penulis fahami. Hal ini penulis sampaikan semata-mata untuk sarana ibadah kepada Allah, jadi tidak ada maksud yang selain-nya. Tulisan ini juga tidak untuk mencari pembenaran tetapi berharap untuk mendapatkan kebenaran agar sampai kepada tujuan kebenaran dengan kebenaran yang dijalankan, 

      Syahadat merupakan alas (dasar) dan pondasi daripada bangunan Agung bernama Islam. Di mana bangunan itu ditegakkan oleh tiang-tiang yang bernama Shalat. Jadi antara Syahadat dan Shalat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tegaknya Shalat karena Syahadat, Shalat diperintahkan, wajib untuk dilaksanakan bagi manusia yang telah berSyahadat. Tidak ada Shalat bagi yang belum Bersyahadat, dan tidak boleh Shalat mendahului daripada Syahadat.

A.    SYAHADAT

       Syahadat merupakan bukti/ tanda manusia yang telah menjatuhkan pilihannya bahwasannya hanya Allah sebagai Sesembahan yang TAUHID. Tidak ada yang pantas ditunduktaati kecuali Allah SWT. (Ashadu ala ilaha ilallah) dan menjadikan Nabi Muhammad Rosulullah sebagai panutan atau suri tauladan yang benar dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. ( Wa ashadu ana muhammadarrosulullah). 
       Jika manusia telah menyatakan, berikrar, berjanji setia dan bersaksi hanya Allah sebagai Tuhan yang wajib ditunduktaati. Manusia itu harus mencontoh Nabi Muhammad Rosulullah dalam mengabdikan dirinya kepada Allah SWT. 
      Bila kita mencermati kalimat Syahadat dari sisi bahasa dengan seksama, sesungguhnya hakikat Syahadat adalah merupakan janji setia manusia kepada Allah untuk menjadi Muhammad umat. Muhammad dalam hal ini diartikan sebagai Manusia yang terpuji karena perilaku dan budi pekertinya yang luhur dengan menjalankan Al-Qur’an. Dengan berpegang teguh kepada 4 pilar keutamaan yaitu Sidiq, amanah, tablig dan fathonah. Jadi sesungguhnya bila manusia telah berSyadahat, dia telah berjanji kepada Allah untuk menjadi Muhammad (Manusia yang Terpuji), Muhammad disini bukan berarti sebagai Nabi tetapi sebagai Muhammad umat yang melakukan perbuatan terpuji sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Kesimpulan daripada hakikat/ makna Syahadat adalah :

      Adalah ikrar/ janji manusia kepada Allah SWT yang Tauhid untuk menjadi Muhammad (Manusia yang terpuji) dengan menjalankan RisalahNya yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi bilamana manusia yang telah berSyahadat tetapi masih melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dalam arti tidak mencerminkan apa yang telah Allah tuliskan dalam KalamNya yaitu Al-Qur’an, sesungguhnya manusia itu telah lalai dan telah ingkar terhadap janjinya kepada Allah. Sehingga dia tidak lagi menjadi Muhammad umat (Manusia yang terpuji) dan dia termasuk orang yang rugi di dunia dan di akhirat. Inilah yang perlu untuk direnungkan dan difahami agar bisa dimengerti, karena mungkin masih banyak diantara manusia yang sudah beragama Islam tetapi masih banyak melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Padahal bila manusia selalu ingat Syahadatnya dia akan takut melakukan perbuatan yang dimurkai Allah SWT.
     
     “Maka jadikanlah Syahadat sebagai aqidah yang harus dipegang teguh dalam berbuat dan bertingkah laku di dalam kehidupan ini, agar kita tetap mengikuti Muhammad (Manusia yang Terpuji) yang benar dan baik dalam pengabdiannya kepada Allah SWT”. 

Mencuri, memfitnah, memakan harta anak yatim (rakyat), korupsi, berzina, mabuk-mabukan, menyembah berhala (harta benda, kekuasaan, uang, dll) adalah contoh perbuatan yang tidak terpuji yang telah menghinakan manusia itu sendiri karena mengikuti jalannya Syetan. Untuk itu bagi manusia yang masih gemar melakukan perbuatan maksiat (perbuatan yang tidak terpuji), segeralah untuk bertaubat dan ingatlah perjanjianmu dengan Allah SWT. Karena hanya Muhammad umat (manusia-manusia yang terpuji-lah yang akan sampai dengan selamat (Islam) kepada Allah, dan akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirat). 

B. SHALAT 

      Shalat merupakan tiang agama dan dengan Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Untuk membuktikan kebenaran kalimat tersebut, kita harus mengetahui hakikat Shalat yang sebenarnya. 

Sesungguhnya Shalat terdiri dari tiga substansi penting yaitu :  
  1. Di dalam Shalat ada niat (hati) = niat dalam Shalat
  2. Di dalam Shalat ada bacaan (lisan) = bacaan dalam Shalat
  3. Di dalam Shalat ada gerakan (perbuatan) = gerakan dalam Shalat. 
      Sebagai contoh bila kita mengerjakan Sholat Isya tentunya niat Shalat kita saat itu adalah niat Shalat Isya, dan bacaannya adalah bacaan Shalat Isya serta gerakannya juga gerakan Shalat Isya. 
Di sini penulis akan membagi Shalat dalam dua kategori : 
1.  Shalat Ritual 
      Shalat Ritual sebagai doa/ Ritual (ini wajib dijalankan sehari semalam dalam 5 waktu yang telah ditentukan saatnya, yaitu Shalat ‘Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Maghrib). 
      Dalam Shalat Ritual terjadi hubungan langsung antara seorang hamba dan kholiqnya yaitu antara manusia dan Allah SWT. Hubungan ini disebut Hablum MinAllah. Orang lain tidak dapat menilai kekhusukan hamba lain yang sedang mengerjakan Shalat Ritual tetapi hanya hamba yang mengerjakan shalat itu sendiri dan Allah yang mengetahuinya. 
      Di dalam Shalat Ritual manusia senantiasa memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoi Allah bukan jalan yang dimurkai Allah. Jadi pada dasarnya Shalat Ritual masih sebatas doa permohonan kepada Allah, yang masih harus diaktualkan/ dinyatakan kebenarannya dalam perbuatan sehari-hari di kehidupan ini. Shalat Ritual yang sudah dijalankan/ dikerjakan dalam bentuk perbuatan inilah yang dinamakan Shalat Aktual. 
2. Shalat Aktual 
      Seperti halnya dengan Shalat Ritual, Shalat Aktual juga dilakukan/ dikerjakan pada waktu yang telah ditentukan yaitu: 1. 
  1. Gunakan waktu/ saat hidup-mu sebelum datang mati-mu. 2. 
  2. Gunakan waktu/ saat sehat-mu sebelum datang sakit-mu 3. 
  3. Gunakan waktu/ saat lapang-mu sebelum datang sempit-mu 4. 
  4. Gunakan waktu/ saat muda-mu sebelum datang tua-mu 5. 
  5. Gunakan waktu/ saat kaya-mu sebelum datang miskin-mu. 
Bermakna Shalat Aktual ini wajib dilakukan/ dikerjakan di setiap waktu/ saat dalam kehidupan ini . 
      Shalat Aktual merupakan praktek daripada Shalat Ritual, dimana dalam Shalat Aktual ini telah terjadi hubungan antara manusia dan manusia atau manusia dengan ciptaan Allah yang lain seperti binatang dan tumbuhan. Interaksi hubungan antara manusia dan manusia inilah yang dinamakan dengan hubungan (Hablum minAnnas). Hablum minAnnas ini akan berjalan harmonis dan selaras manakala setiap diri manusia memahami hakikat Shalat. 
      Di atas sudah kami terangkan bahwa di dalam Shalat ada tiga substansi yang sangat penting yang harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Di dalam Shalat ada niat (di dalam hati) 
Dalam kehidupan sehari-hari harus dipraktekkan oleh hamba Allah, dengan cara setiap melakukan pekerjaan apapun, niatkan dalam hati dengan baik dan benar karena Allah SWT. 

2. Di dalam Shalat ada bacaan (lisan) 
Bila membicarakan tentang bacaan tentu tidak lepas daripada lisan. Jadi praktek bacaan dalam Shalat adalah menggunakan lisan kita dengan sebaik-baiknya dengan cara berbicara hal-hal yang baik dan benar di dalam kehidupan sehari-hari. Dimanapun kita berada hendaknya hamba Allah selalu berbicara atau menggunakan lisannya untuk membicarakan kebenaran dan kebaikan dengan halus, santun, baik dan benar. 

3. Di dalam Shalat ada gerakan (Perbuatan) 
Bila hamba Allah sudah selalu berniat yang baik dan benar dalam hatinya, dan juga sudah menggunakan lisannya dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya langsung diikuti dengan gerakan (harakat) atau perbuatan yang baik dan benar pula. Yaitu perbuatan yang bermanfaat untuk dirinya dan juga lingkungannya. Berbuat baik dan benar semata-mata mengikuti kehendak Allah SWT selaku Rabb yang ditunduktaati. 
       Ketiga Subtansi Shalat di atas haruslah dijalankan oleh setiap hamba Allah agar selamat (Islam) kehidupannya di dunia dan juga selamat (Islam) kehidupannya di Akhirat.
 “Dan Shalat Aktual inilah yang lebih dominan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”. 
       Bukan berarti mengesampingkan Shalat Ritual, Shalat Ritual tetap wajib untuk dikerjakan. Karena di dalam Shalat ritual ada permohonan (ada doa) disitulah kebenaran bahwa manusia itu adalah makhluk yang butuh Allah. 
       Bila setiap hamba dalam kehidupannya selalu berniat baik dan benar, berlisan (bertutur kata) yang baik dan benar serta berbuat (bertingkah laku) yang baik dan benar semata-mata karena Allah SWT, maka baik dan benarlah hamba itu di hadapan Allah (baik dan benar dalam hubungannya kepada Allah = Hablum minAllah) dan juga di hadapan manusia (baik dan benar dalam hubungannya kepada sesama manusia = Hablum minAnnas). Sehingga tidak ada tempat lagi bagi kejahilan dan kejahatan (syetan) dalam diri hamba Allah. Selanjutnya marilah kita senantiasa menjalankan Shalat Ritual dengan tertib diikuti dengan Shalat Aktual yang benar, sehingga kita insya Allah benar benar benar menjadi hamba Allah yaitu Muhammad umat (manusia yang terpuji). 
Catatan : 
Tulisan saya ini juga sebagai jawaban dari pernyataan dan pertanyaan beberapa sahabat yang bertanya kepada saya tentang Shalat yang bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. 
Inilah pertanyaan mereka (para sahabatku) yang ditanyakan kepadaku : Sahabatku, kenapa masih ada sebagian orang yang rajin mengerjakan shalat lima waktu tetapi perbuatannya masih mengikuti Syetan, 
ada diantara mereka yang memakan harta anak yatim (rakyat), korupsi, berzina, mabuk-mabukan, mengundi nasib, menyembah berhala (harta benda, kekuasaan, emas, uang, dll) dan mereka lebih mencintai yang selain Allah SWT? 
      Padahal kalam Allah telah menyatakan bahwa Sesungguhnya Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Mudah-mudahan Tulisanku ini bisa menjadi jawaban dari pertanyaan para sababat.. 
Jadi pada dasarnya, orang yang masih suka mengerjakan perbuatan maksiat, sesungguhnya mereka belum mempraktikan/ menjalankan Shalat Aktual tetapi baru sekedar menjalankan Shalat Ritual atau bahkan tidak menjalankan keduanya tetapi hanya KTP nya saja yang berlebel Islam. 
      Sebagai orang Islam harus menjalankan keduanya (Shalat Ritual dan Shalat Aktual) dengan selaras dan harmonis. Sesungguhnya bila dalam kehidupan sehari-hari niat kita selalu baik dan benar, ucapan yang keluar dari lisan kita ucapan yang baik dan benar serta perbuatan kita adalah perbuatan yang baik dan benar yang hanya semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, insya Allah Shalat kita sudah benar sehingga terbuktilah bahwasannya Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. 
(Sesungguhnya Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar) 
      vcSesungguhnya niat kita, ucapan yang keluar dari lisan kita dan perbuatan kita sehari-hari dalam kehidupan inilah nanti yang pertama-tama dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. (Sesungguhnya amal yang paling pertama dihisab adalah Shalat) Akhirnya dengan senantiasa bermohon ampun kepada Allah SWT, dan juga senantiasa mengharap rahmat dan hidayah Nya, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semuanya dan semakin menambah wawasan kita tentang Syahadat dan Shalat yang merupakan fase penting dalam pengabdian kita kepada Allah SWT secara benar. Sehingga benarlah pengabdian kita kepadaNya. Sesungguhnya manusia tempat salah dan lupa, kebenaran hanya milik Allah dan aku berlindung serta bermohon perlindungan kepadaMu ya Allah dari perbuatan yang jahil dan perbuatan yang jahat (Syetan).
Sumber Artikel: http://asajiutomo99.blogspot.com/2013/02/hakikat-shalat-dan-syahadat_3.html#.U7sPl66MT2o.blogger