بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - RAIH MASA DEPANMU BERSAMA STIKOM MUHAMMADIYAH BATAM - TERDEPAN - MODEREN - DAN - ISLAMI, - KALAU ADA KRITIKAN YANG MEMBANGUN SILAKAN DIKIRIMKAN KE KAMI - DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

RUKUN ISLAM

RUKUN ISLAM : 1. DUAKALIMAH SYAHADAT, 2. SHOLAT, 3. PUASA, 4. ZAKAT, 5. NAIK HAJI

RUKUN IMAN : 1. PERCAYA KEPADA ALLAH, 2. PERCAYA KEPADA MALAIKAT, 3. PERCAYA KEPADA KITAB ALLAH, 4. PERCAYA KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH, 5. PERCAYA KEPADA HARI AKHIRAT, 6. PERCAYA KEPADA QODHA & QHADAR ALLAH

PILIH MENU

Kamis, 12 Juni 2014

HAKIKAT BERIMAN KEPADA MALAIKAT





BAB I
PENDAHULUAN


1.      LATAR BELAKANG
Semua mahkluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : ghaib (al-ghaib) dan nyata (as-syahadah). Yang memberdakan mahkluk ciptaan Allah itu adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh pancaindera manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera manusia digolongkan menjadi al-ghaib, dan sebalikya yang bisa dijangkau dengan panca indera manusia digolongkan menjadi as-syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud mahkluk ghaib ini, seseorang dapat menempuh dua cara, yaitu : melalui berita atau informasi yang diberikan oleh beberapa sumber tertentu atau dengan melalui bukti-bukti nyata yang menunjukkan mahkluk ghaib itu memang ada. Misalnya, malaikat kita mengetahui dan mengimani wujud malaikat, pertama melalui khabar/ berita yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW baik berita yang disampaikan berupa Al-Quran atau Sunnah. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran atau Sunnah Rasulullah yang menjelaskan tentang Malaikat. Karena kita mengimani kebenaran dua sumber tersebut, dan yang berikutnya kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu memang ada.
Keimanan kepada Malaikat masuk ke dalam rukun Iman yang kedua, maka setiap orang islam yang mengaku muslim harus mengimani keberadaan             Malaikat.
2.      RUMUSAN MASALAH
1)      Apakah pengertian malaikat ?
2)      Apa keistimewaan malaikat ?
3)      Siapa saja nama-nama malikat dan tugas-tugasnya ?
4)      Sifat yang dimiliki malaikat ?
5)      Apa hikmah beriman kepada malaikat ?
3.      TUJUAN PENULISAN
Untuk memenuhi tugas Makalah Studi Islam 2 tentang Malaikat, dan mengetahui siapakah malaikat itu dengan mengetahui pengertian dari Malaikat, keistimewaan yang dimiliki seorang Malaikat, nama-nama Malaikat dan tugas-tugasnya, sifat-sifat yang dimiliki malaikat, dan hikmah yang terkadung dari beriman kepada Malaikat

Bab II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN MALAIKAT
Secara etimologis kata Malaikat (dalam bahasa Indonesia Malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdhar al-khuluh yang artinya  ar-rissalah (misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan tersebut disebut dengan ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran Malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Hud ayat 69.
Artinya :
Dan Sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.” Ibrahim menjawab: “Selamatlah,”

Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
Secara terminologis Malaikat adalah mahkluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat yang berbeda-beda. Sebagai salah satu mahkluk ghaib wujud malaikat tidakdapat dilihat, diraba, dicium, dirasakan oleh manusia.
Karena Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, walaupun malaikat mempunyai keluarbiasaan yang sangat hebat, malaikat tidak berhak untuk diibadahi oleh umat manusia. Namun umat manusia wajib untuk mempercayai dan mengimani malaikat. Keimanan kepada malaikat merupakan salah satu rukun dari rukun iman, hal ini sebagaimana penjelasan Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits jibril, dimana malaikat jibril bertanya kepada beliau tentang iman dan kemudian dijawab oleh Rosulullah “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qadar yang baik dan buruk “. (HR.Muslim). Ini artinya orang yang tidak mengimani malaikat maka dia telah terjerumus dalam kekufuran karena telah mengingkari salah satu rukun iman. Oleh karena itulah amat penting bagi kita untuk mengetahui apa dan bagaimanakah bentuk keimanan yang benar terhadap makhluk-makhluk Allah SWT.
2.      KEISTIMEWAAN MALAIKAT
Para Malaikat diciptakan dari cahaya. Merupakan makhluk Allah yang selalu taat dan tidak pernah maksiat. Malaikat adalah makhluk yang sangat besar, Malaikat juga memiliki paras yang sangat indah. Setiap Malaikat berbeda-beda bentuk kedudukan. Wujud dari Malaikat itu sendiri bukan sebagai pria atau sebagai wanita. Para Malaikat pun tidak pernah makan dan minum, tidak merasakan kelaparan dan kehausan seperti manusia. Dan Malaikat adalah mahkluk Allah yang tidak pernah bosan ataupun lelah untuk berubadah dengan Allah sebagai tuhan yang telah menciptakannya.
3.      NAMA MALAIKAT DAN TUGAS-TUGAS MALAIKAT
Jumlah Malaikat sesungguhnya sangatlah banyak, tidak bisa diperkirakan. Setiap malaikat juag mempunyai perbedaan-perbedaan dan tingkatan-tingkatan tertentu. Namun Malaikat yang dapat diketahui oleh manusia hanya ada 10 Malaikat berserta tugas-tugasnya. Nama dan tugas Malaikat, ialah sebagai berikut :
1)      Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2)      Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia. Dialah Malaikat yang diserahi tugas mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan dimana semua rizki di dunia ini berkaitan erat dengan keduanya.
3)      Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat. Tugas meniup sangkakala atas perintah Allah SWT dengan tiga kali tiupan. Pertama adalah tiupan keterkejutan, tiupan kedua adalah tiupan kematian dan tiupan ketiga adalah tiupan kebangkitan.
4)      Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5)      Malaikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6)      Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7)      Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8)       Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9)      Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10)  Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
4.      SIFAT YANG DIMILIKI MALAIKAT
a)      Sayap Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
Artinya :
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Yang dimaksud Allah menambahi dalam penciptaan apa yang Dia kehendaki sebagaimana dalam ayat di atas adalah menambah jumlah malaikat dan menambah jumlah sayap malaikat, sebagaimana yang Dia inginkan.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan bahwasanya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahwa satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi ufuk.
b)     Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
c)      Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,” dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya.
Diantara dalil hal tersebut adalah saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa kami lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Malaikatpun berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam QS Saba’ ayat 23. Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini kemudian dicuri oleh jin lalu disampaikan kepada para dukun.
d)     Malaikat tidak pernah merasa capek dan bosan
Pada surat Al- Anbiya: 20, Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”. Dan pada QS. Fushillat : 38, yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya :
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (Fushillat:38)
e)      Para malaikat juga merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
  • “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
  • “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS Ar-Rahman: 26).
  • Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
f)       Karakter kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan. Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6), “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya..” (QS al-Anbiya” : 27).
Ada sebagian orang yang kebingungan mengenai kemakshuman para malaikat jika dihubungkan dengan surat al-Anbiya: 29, “Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau mengatakan, “Meskipun para malaikat adalah makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, akan tetapi seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah selain Allah tentu akan Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya pengandaian itu mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Ayat yang semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak mungkin terjadi adalah dalam surat az-Zumar 65 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan , niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Kita semua sudah mengetahui bahwasanya para nabi itu terjaga dari melakukan kemusyrikkan. Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan al-Zumar 65) dan ayat-ayat yang semakna, semuanya menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang berhak untuk disembah dan tidak boleh disekutukan. Disamping itu satu jenis ibadah pun tidak boleh diberikan kepada selain Allah, meskipun kepada malaikat yang sangat dekat dengan Allah, tidak pula seorang nabi sekaligus rasul.
”Ada juga orang yang kebingungan tentang kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan keengganan iblis untuk bersujud kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan mengingat iblis bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal ini dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang dilakukan oleh Harut dan Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian bagi manusia.
g)      Berilmu
Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana . (QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para malaikat dengan berbagai tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi, yang mulia dan mencatat,(QS al-Infithar: 10-11).
h)     Berdebat
Allah berfirman yang artinya: “Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desak bersama kamu. Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka.”(QS Shaad: 69), Yang dimaksud berdebat dalam hal ini adalah berdialog dan saling membantah di antara sesama mereka.
i)        Bershaf Di Sisi Allah
“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf . Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih .” (QS as-Shaffat: 165-166).
Nabi bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat membuat barisan di sisi Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda, “Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf” (HR Muslim).
j)       Safaroh, Kirom, dan Baroroh.
Allah berfirman, “Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa: 15-16). Yang dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul serta para nabi
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan Muslim).
k)     Memiliki rasa takut kepada Allah
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang maha keras siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13).
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath dengan sanad yang hasan dari Jabir. Rasulullah bersabda, “Pada saat malam Isra’ Mi’raj aku melewati Mala’ A’la (para malaikat) sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang usang karena demikian takut kepada Allah.
l)        Merasa Malu
Nabi bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap seseorang (Utsman) yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari).
5.      PERBEDAAN MALAIKAT DENGAN SYETAN/ JIN/ IBLIS.
Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggoda manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.
6.      HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Iman kepada malaikat mengandung empat unsur, yaitu :
1)      Mengimani wujud mereka.
2)      Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya, seperti Jibril, dan juga terhadap nama-nama malaikat yang tidak kita kenal.
3)      Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali, seperti sifat bentuk Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mempunyai 600 sayap yang menutup ufuk.
4)      Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti bacaan tasbih, dan menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala siang-malam tanpa merasa lelah.
Mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan sang Pencipta. Menambah rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perhatian-Nya untuk umat manusia dengan mengutus para Malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemashlahatannya yang lain. Dan rasa cinta kepada para Malaikat karena ketaatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bab III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
  • Secara etimologis kata Malaikah (dalam bahasa Indonesia Malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdhar al-khuluh yang artinya  ar-rissalah (misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan tersebut disebut dengan ar-rasul (utusan). Secara terminologis Malaikat adalah mahkluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat yang berbeda-beda. Sebagai salah satu mahkluk ghaib wujud malaikat tidakdapat dilihat, diraba, dicium, dirasakan oleh manusia.
  • Para Malaikat diciptakan dari cahaya. Merupakan makhluk Allah yang selalu taat dan tidak pernah maksiat. Malaikat adalah makhluk yang sangat besar, Malaikat juga memiliki paras yang sangat indah.
  • Mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan sang Pencipta. Menambah rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perhatian-Nya untuk umat manusia dengan mengutus para Malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemashlahatannya yang lain. Dan rasa cinta kepada para Malaikat karena ketaatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  • Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Alloh Ta’ala. Keimanan kepada malaikat merupakan salah satu rukun dari rukun iman, hal ini sebagaimana penjelasan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits jibril, dimana malaikat jibril bertanya kepada beliau tentang iman dan kemudian dijawab oleh Rosululloh “Engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qadar yang baik dan buruk “. (HR.Muslim).
2.      Saran
Manusia juga harus beriman kepada para Malaikat, kerena Malikat adalah salah satu mahluk ciptaan Allah SWT, bahkan dalam rukun islam yang ke dua terdapat manusia harus beriman kepada Maliakat.. Dan apabila manusia tidak mengakui adanya Malaikat sama saja manusia tidak percaya dengan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
NN. 2010. Sifat Para Malaikat. 14 Oktober 2012. http://ustadzaris.com/sifat-para-malaikat-yang-mengagumkan.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. LPP UII. Yogyakarta
Zuhud. 2011. Iman Kepada Malaikat. 14 Oktober.http://zuhud.wordpress.com/rukun-iman/iman- kepada-malaikat/.
http://riskiidrussetiadi.blogspot.com/2012/11/hakikat-beriman-kepada-malaikat-allah.html